KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG pagi hari ini, Jumat, 7 Februari 2025 dibuka turun drastis sebesar 126,57 poin atau 1,84 persen, berada di level 6.748,96.
Pergerakan pasar melemah, pada sesi intraday, IHSG sempat menyentuh level terendah di 6.744,67, dengan nilai transaksi yang mencapai Rp596,05 miliar dan frekuensi perdagangan yang tercatat sebanyak 27.780 kali.
Ada sebanyak 142 Saham menguat, 120 saham melemah dan 214 saham stagnan pada pembukaan perdagangan pagi ini.
Meski IHSG mengalami pelemahan, sejumlah saham mencatatkan kenaikan signifikan, memasuki daftar top gainers.
Saham Suryamas Dutamakmur Tbk atau dalam kode saham SMDM mencatatkan lonjakan harga saham sebesar 25 persen pada level Rp1,425 per lembar saham, dengan kenaikan 285 poin.
Multipolar Technology Tbk atau dalam kode saham MLPT juga mengalami lonjakan yang luar biasa, naik sebesar 20 persen di level Rp37,650 per lembar saham setelah melonjak 6,275 poin.
Steady Safe Tbk atau dalam kode saham SAFE mencatatkan kenaikan sebesar 14,89 persen, diperdagangkan pada harga Rp432 per lembar saham, dengan tambahan 56 poin.
Ada juga Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk. atau dalam kode saham OBAT tercatat naik sebesar 14,41 persen di harga Rp675 per lembar saham, setelah menambah 85 poin.
Sementara itu, Isra Presisi Indonesia Tbk atau dalam kode saham ISAP berhasil naik 9,09 persen, ada pada level Rp12 per lembar saham, dengan kenaikan 1 poin.
Kinerja positif ini menunjukkan masih ada antusiasme investor terhadap saham-saham di Indonesia. Sehingga terjadi lonjakan harga akibat banyaknya pembelian.
Selain saham-saham yang mengalami kenaikan, sejumlah saham-saham malah mengalami penurunan signifikan.
Petrosea Tbk atau dalam kode saham PTRO tercatat mengalami koreksi sebesar 20,94 persen, dengan harga saham di level Rp3,020 per lembar saham setelah turun 800 poin.
Petrindo Jaya Kreasi Tbk atau dalam kode saham CUAN juga mengalami penurunan tajam sebesar 19,96 persen, pada level Rp11,325 per lembar saham, turun 2,825 poin.
Barito Renewables Energy Tbk atau dalam kode saham BREN turun 19,94 persen, di harga Rp7,025 per lembar saham setelah terkoreksi 1,750 poin.
Raharja Energi Cepu Tbk atau RATU mencatatkan penurunan sebesar 18,93 persen, di harga Rp7,175 per lembar saham, dengan penurunan 1,675 poin.
Sementara itu, Daaz Bara Lestari Tbk atau DAAZ mengalami koreksi sebesar 14,03 persen, dibuka pada harga Rp5,975 per lembar saham setelah turun 975 poin.
Penurunan ini menggambarkan sentimen negatif yang mempengaruhi saham-saham tersebut hari ini. Selain itu sentimen global menjadi penyumbang utama, saham-saham di Indonesia mengalami tumbang.
Ternyata ini Biang Kerok IHSG Ambruk
IHSG ditutup melemah 148 poin atau turun 2,12 persen ke level 6.875 pada perdagangan Kamis, 6 Februari 2025.
Mengacu data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG bergerak bervariasi dengan level tertinggi 7.044 dan level terendah di angka 6.830. Adapun sebanyak 176 saham menguat, 428 saham melemah, dan 196 saham stagnan atau tidak bergerak.
Sementara dari segi volume perdagangan, tercatat Rp20,27 miliar saham dengan transaksi Rp13,75 triliun dengan frekuensi perdagangan mencapai 1.435.400 transaksi.
Menanggapi kondisi ini, Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata mengidentifikasi faktor utama di balik pelemahan indeks pasar modal domestik, yakni kombinasi antara kondisi global dan regional.
“Masalah yang dihadapi market kita hari ini adalah kombinasi dari (kondisi) regional dan global,” kata Liza dalam segmen Dialog Analis pada acara Kabar Bursa Hari Ini di kanal YouTube KabarBursaCom, Kamis, 6 Februari 2025.
Ia merinci bahwa kebijakan yang dibuat oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, khususnya regulasi tarif, telah berimbas pada perekonomian global, termasuk Indonesia. Tak hanya itu, kemungkinan perang dagang (trade war) antara AS dan China yang semakin meruncing mendorong bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), mempertimbangkan langkah kebijakan moneter lebih lanjut.
“Ini akan menggulung, menjadi kebijakan moneter The Fed yang semakin hari tidak bisa menjadi dovish. Karena akan adanya ancaman inflasi AS akan kembali meningkat,” ungkap Liza.
Sementara itu, Liza membeberkan sejumlah faktor dalam negeri yang turut memberatkan kinerja IHSG hari ini. Faktor pertama adalah data inflasi nasional Januari 2025, dan yang kedua angka produk domestik bruto (PDB) kuartal IV 2024.
“Inflasi Januari 2025 ada menyiratkan adanya deflasi, artinya ada pelemahan daya beli masyarakat. PDB kita pada kuartal IV, walaupun hampir saja mungkin tidak bisa bertahan di level lima persen ini, tidak sesuai target atau meleset dari asumsi makroekonomi 2024,” terangnya.
Bahkan, sambung Liza, target-target yang meleset, seperti penerimaan pajak negara, lifting minyak, serta inflasi yang berbalik menjadi deflasi, ikut memberatkan pasar modal dalam negeri.
Lebih dalam lagi, Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia itu mencermati kinerja bank berkapitalisasi besar (big caps) sepanjang 2024 yang tak sesuai ekspektasi pasar. Padahal, imbuhnya, sektor perbankan masih akan menghadapi sejumlah tantangan pada 2025 karena situasi dan kondisi perekonomian nasional.
“Jadi, itulah semua yang menyebabkan IHSG harus terperosok dua persen hari ini,” tegasnya.
Dari semua kondisi tersebut, konsekuensi yang muncul adalah para investor asing terus menarik dananya keluar dari pasar modal Indonesia hingga saat ini. Mereka secara konsisten melakukan aksi jual saham di BEI dengan nilai hampir Rp5 triliun.
“Nah, yang terakhir, posisi nilai tukar rupiah juga tidak bisa ke mana-mana, masih tetap lemah di sekitar Rp16.300, bahkan pernah sampai Rp16.400,” tambah Liza.
“Oleh karena itu, kita masih belum bisa menemukan cahaya terang di tengah kegelapan market ini,” pungkasnya. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.