Logo
>

IHSG Awali Perdagangan Kamis Menguat Tipis 0,17 Persen di Level 8.064,68

Total volume transaksi di semua pasar tercatat sebanyak 2,25 juta lot dengan nilai transaksi mencapai Rp317,54 miliar

Ditulis oleh Desty Luthfiani
IHSG Awali Perdagangan Kamis Menguat Tipis 0,17 Persen di Level 8.064,68
Hall Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: Dok KabarBursa.

KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tipis pada perdagangan Kamis, 16 Oktober 2025. IHSG bergerak naik 13,50 poin atau 0,17 persen ke level 8.064,68 pada pembukaan perdagangan pagi ini. Indeks bergerak pada rentang sempit dengan posisi pembukaan, tertinggi, dan terendah berada di level yang sama, menunjukkan pasar masih berhati-hati di awal sesi.

Total volume transaksi di semua pasar tercatat sebanyak 2,25 juta lot dengan nilai transaksi mencapai Rp317,54 miliar dan frekuensi 33,84 ribu kali. Aktivitas investor asing menunjukkan tekanan jual bersih atau net sell sebesar Rp1,40 triliun di seluruh pasar. Rinciannya, pembelian asing mencapai Rp9,46 triliun sementara penjualan asing sebesar Rp10,86 triliun. Porsi transaksi investor asing mencapai 33,92 persen dan domestik 66,08 persen.

Dari jajaran top gainer, saham PT Berkah Prima Perkasa Tbk (BLUE) memimpin kenaikan dengan lonjakan 24,85 persen ke level Rp1.055 per saham. Disusul oleh saham PT Martina Berto Tbk (MBTO) yang naik 20,90 persen ke Rp324, PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) menguat 18,80 persen ke Rp1.580, PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) naik 10,39 persen ke Rp850, dan PT Estee Gold Feet Tbk (EURO) naik 9,91 persen ke Rp488 per saham.

Sementara itu, saham-saham top loser antara lain PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE) yang anjlok 14,95 persen ke level Rp3.130, diikuti PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) yang turun 14,94 persen ke Rp20.350, PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) melemah 14,77 persen ke Rp5.050, PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk (PGLI) turun 14,77 persen ke Rp254, dan PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) melemah 14,74 persen ke Rp81 per saham.

Secara sektoral, sebagian besar indeks sektor bergerak positif. Sektor kesehatan memimpin penguatan dengan kenaikan 1,08 persen, disusul sektor industri yang naik 0,84 persen, teknologi 0,67 persen, energi 0,58 persen, dan transportasi 0,21 persen. Di sisi lain, sektor non-cyclical mencatat pelemahan terbesar sebesar 1,11 persen, sementara infrastruktur turun tipis 0,06 persen.

Pergerakan IHSG di awal sesi ini menunjukkan pasar mulai stabil setelah tekanan pada pekan sebelumnya, meski aliran dana asing masih mencatatkan tekanan jual bersih yang cukup besar.

IHSG diperkirakan akan menghadapi tekanan sepanjang pekan ini 13–17 Oktober 2025 akibat meningkatnya ketegangan perdagangan global setelah pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump resmi menerapkan tarif impor baru terhadap produk asal China. 

PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memperingatkan bahwa langkah tersebut berpotensi menimbulkan tekanan pada pasar keuangan global, termasuk pasar modal Indonesia.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Hari Rachmansyah menegaskan faktor-faktor eksternal ini bisa memicu aksi profit taking dan risiko keluarnya dana asing (foreign outflow) dari pasar saham domestik.

“IHSG diprediksi berpotensi koreksi menguji support di 8.150 dengan resistance terdekat 8.272. Pelaku pasar disarankan bersikap defensif, fokus pada saham berfundamental kuat, dan menerapkan strategi buy on weakness secara selektif,” kata Hari, pada Senin, 13 Oktober 2025.

Prediksi koreksi IHSG ini datang setelah sepanjang pekan lalu 6–10 Oktober 2025 indeks berhasil mencatatkan kinerja positif dengan menembus level tertinggi sepanjang masa (all time high) di 8.272 pada Kamis, 9 Oktober 2025. Lonjakan ini terjadi meskipun investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp1,3 triliun. Kuatnya minat beli investor domestik, khususnya pada saham-saham konglomerat seperti RAJA, TINS, CUAN, dan CDIA menjadi penopang utama pergerakan indeks.

“Meskipun tercatat ada net sell asing sebesar Rp1,3 triliun, tekanan jual tersebut berhasil diimbangi oleh kuatnya minat beli investor domestik, terutama pada saham-saham konglomerat seperti RAJA, TINS, CUAN, dan CDIA yang menjadi penggerak utama indeks,” tandas Hari.

Sentimen Global dan Domestik Pekan Lalu

Dari sisi eksternal, pasar saham Amerika Serikat mengalami koreksi signifikan sepanjang pekan lalu di tengah berlarutnya shutdown pemerintah yang menunda rilis sejumlah data ekonomi penting. Indeks S&P 500 melemah sekitar 2,7 persen, Nasdaq turun 3,5 persen, dan Dow Jones terkoreksi 1,9 persen, seiring meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap ancaman tarif baru AS terhadap China. Meskipun sempat mencatatkan rekor di awal pekan akibat dorongan saham teknologi, tekanan jual kembali meningkat menjelang akhir pekan.

“Memasuki pekan depan, fokus investor akan tertuju pada dimulainya musim laporan keuangan (earnings season) yang diawali oleh Citigroup dan JPMorgan, yang diperkirakan dapat menahan laju koreksi indeks. Namun secara keseluruhan, pasar AS masih berpotensi melanjutkan pelemahan secara mingguan di tengah ketidakpastian kebijakan fiskal dan tensi perdagangan yang meningkat,” ujar Hari.

Sementara dari domestik, pemerintah berencana mengalihkan sisa dana Rp15 triliun yang belum terserap, terutama dari BTN yang baru menyalurkan sekitar 19 persen, ke Bank Pembangunan Daerah (BPD) guna memperkuat likuiditas perbankan di daerah. Kebijakan ini diperkirakan menjadi salah satu katalis positif untuk sektor perbankan nasional.

Selain itu, kebijakan baru yang membuka peluang bagi koperasi dan UMKM untuk mengelola tambang hingga 2.500 hektar dinilai dapat memperluas partisipasi ekonomi masyarakat di sektor sumber daya alam. Pemerintah juga menyerahkan enam smelter beserta aset sitaan negara kepada PT Timah (TINS) sebagai langkah konkret dalam pemberantasan tambang ilegal, yang dapat memperkuat fundamental emiten komoditas tersebut.

Proyeksi dan Strategi Investasi Pekan Ini

Memasuki pekan ini, IPOT memproyeksi tekanan global masih akan mendominasi sentimen pasar. Kebijakan tarif baru Trump terhadap China dinilai dapat meningkatkan ketegangan perdagangan dan menimbulkan kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan ekonomi dunia. Ketegangan geopolitik tersebut juga berpotensi mendorong harga emas ke level lebih tinggi sebagai aset lindung nilai (safe haven). Kombinasi faktor eksternal ini dapat memicu aksi ambil untung (profit taking) dan meningkatkan risiko arus keluar dana asing dalam jangka pendek.

“IHSG berpotensi koreksi menguji support di 8.150 dengan resist terdekat 8.272. Pelaku pasar disarankan bersikap defensif, fokus pada saham berfundamental kuat, serta menerapkan strategi buy on weakness secara selektif,” jelas Hari.

IPOT juga menilai sektor-sektor dengan fundamental kuat seperti perbankan besar, konsumer primer, dan energi masih memiliki daya tahan relatif terhadap tekanan global, meski pergerakannya cenderung terbatas. Sementara itu, sektor komoditas berpotensi mencatat volatilitas tinggi seiring kenaikan harga emas dan tensi perdagangan yang meningkat.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Desty Luthfiani

Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".