Logo
>

Cilegon dan Hilirisasi Timah: dari Laut Bangka hingga Industri Kimia Bernilai Tinggi

Hasilnya adalah rangkaian produk kimia berbasis timah dengan merek BANKASTANNIC , BANKASTAB dan BANKAESA

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Cilegon dan Hilirisasi Timah: dari Laut Bangka hingga Industri Kimia Bernilai Tinggi
Suasana PT Timah Industri di Cilegon Banten, Jawa Barat pada Rabu, 15 Oktober 2025. Desty Luthfiani/KabarBursa.com.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Cilegon, kota industri di pesisir barat Banten, kini bukan hanya dikenal sebagai basis baja nasional. Di kawasan ini, deretan tangki reaktor kimia dan pipa-pipa logam menjadi saksi transformasi besar industri pertimahan Indonesia. 

    Di baliknya, ada kisah hilirisasi yang dijalankan oleh PT Timah Industri, anak usaha perusahaan pelat merah PT Timah Tbk atau dalam kode saham TINS, bagian dari MIND ID.

    Sebenarnya, cerita sejatinya berawal jauh di timur tepatnya di Kepulauan Bangka Belitung, tempat timah dieksplorasi dan ditambang oleh PT Timah. Dari mineral mentah yang diambil dengan praktik pertambangan berkelanjutan, PT Timah mengolahnya menjadi logam timah murni atau tin ingot melalui proses peleburan di unit smelting.

    Menurut ketentuan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), hilirisasi timah secara formal sebenarnya selesai pada tahap ini: dari mineral menjadi logam. Namun, berbeda dengan banyak komoditas lain yang baru sampai di tahap smelter, timah justru melangkah lebih jauh.

    “Kalau di ESDM, hilirisasi itu berhenti di logam timah. Tapi kami melangkah lebih jauh lagi. Dari logam, kami hasilkan produk stabilizer dan solder yang sudah merupakan produk akhir,” ujar Direktur Utama PT Timah Industri, Ria Pawan Wardani di PT Timah Industri, Cilegon Banten, Jawa Barat pada Rabu, 15 Oktober 2025.

    Langkah itu dijalankan sepenuhnya oleh anak usaha PT Timah sendiri, bukan diserahkan ke pihak luar. Artinya, rantai industri timah dari tambang, peleburan, hingga manufaktur produk kimia dan solderseluruhnya berada dalam satu ekosistem nasional yang terintegrasi.

    Dari Bangka, logam timah murni dikirim secara rutin ke kawasan industri Cilegon. Di sinilah PT Timah Industri memproses logam tersebut menjadi berbagai produk turunan bernilai tinggi bak dapur. Sejak 2010, perusahaan ini telah mengoperasikan pabrik Methyl Tin Stabilizer, diikuti oleh fasilitas Stannic Chloride Plant dan Intermediate Plant yang rampung pada 2015.

    Hasilnya adalah rangkaian produk kimia berbasis timah dengan merek BANKASTANNIC , BANKASTAB dan BANKAESA. Produk-produk ini menjadi komponen penting dalam industri plastik, cat, resin, pelapis otomotif, dan material elektronik.

    Produk unggulan sepertiBANKASTAB Tin One Pack Series dirancang ramah lingkungan—tanpa timbal atau lead-free dan digunakan sebagai heat stabilizer untuk bahan PVC. Manajemen menjelaskan, formulasinya mendukung pengembangan produk plastik modern yang lebih hijau dan tahan lama.

    Selain lini kimia, PT Timah Industri juga memproduksi solder dengan tingkat kemurnian hingga 99 persen, dalam berbagai bentuk seperti kawat atau solder wire , batangan atau solder bar dan serbuk atau solder powder. 

    Produk tersebut digunakan di berbagai industri strategis mulai dari perangkat komunikasi, elektronik, otomotif, alat kesehatan, hingga permesinan industri berat.

    Menurut Ria, setiap satu ton logam timah yang diolah di pabrik Cilegon dapat menghasilkan hingga lima ton produk turunan kimia berbasis timah. “Dari satu ton logam, kami bisa hasilkan lima ton produk turunan. Itu bukti nyata nilai tambah hilirisasi kami,” ujarnya.

    Proses pengiriman bahan baku dilakukan beberapa kali dalam sebulan dari Bangka ke Cilegon, memastikan pasokan logam timah murni selalu terjaga untuk mendukung operasi pabrik yang berkelanjutan. Pola pasok ini menjadi contoh integrasi rantai nilai industri logam nasional dari hulu ke hilir yang efektif dan efisien.

    Lebih dari sekadar produksi, hilirisasi timah juga memberikan efek berantai bagi ekonomi nasional. Dengan mengolah logam timah menjadi produk turunan, PT Timah Industri berhasil memperluas pasar ekspor, memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok industri global, dan meningkatkan nilai tambah dalam negeri secara signifikan.

    Ria menegaskan saat ini industri penyerap bahan baku olahannya masih didominasi oleh permintaan asing yakni 95 persen. Sedangkan domestik hanya mampu menyerap 5 persen saja.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".