KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi pertama perdagangan Rabu, 5 November 2025, dengan penguatan moderat sebesar 0,26 persen. Kini posisinya berada di level 8.263,13.
Meskipun terlihat positif di permukaan, dinamika di bawahnya menunjukkan pergerakan pasar yang masih selektif dan belum solid secara menyeluruh.
Total nilai transaksi selama perdagangan sesi pertama ini mencapai Rp8,83 triliun. Hal ini menandakan adanya aktivitas perdagangan cukup aktif, meski belum sepenuhnya menggambarkan aliran modal asing yang kuat.
Kurs USD/IDR tercatat di 16.734, menguat tipis 0,23 persen, membantu sentimen risk asset domestik tetap positif di tengah tekanan global.
Dari sisi aliran dana asing, pasar masih memperlihatkan polarisasi. Net foreign buy didominasi oleh saham-saham berkapitalisasi besar seperti Telkom Indonesia (TLKM) yang mencatat pembelian asing 41 juta saham.
Kemudian ada pula saham BRMS yang dibeli sebanyak 31 juta saham, dan DEWA sebanyak 30 juta saham. Aktivitas beli ini menandakan investor asing mulai mengumpulkan posisi pada sektor telekomunikasi dan energi alternatif yang defensif terhadap fluktuasi global.
GOTO, HMSP, BUMI Banyak Dilepas Asing
Namun di sisi lain, net foreign sell juga cukup menonjol. Saham GOTO menjadi yang paling banyak dilepas asing. Angka penjualannya mencapai 1,31 miliar saham. Kemudian, ada pula HMSP yang dijual sebanyak 42 juta saham. Terakhir adalah BUMI yang kehilangan sebanyak 29 juta saham.
Data ini menunjukkan bahwa sektor teknologi dan konsumsi rokok mulai menghadapi tekanan distribusi, menandakan investor asing sedang melakukan rotasi ke sektor yang lebih stabil.
Dari sisi sektoral, pergerakan IHSG terlihat tidak merata. Sektor teknologi memimpin penguatan dengan lonjakan +2,72 persen, didorong oleh rebound saham-saham digital yang sempat tertekan bulan lalu.
Sektor infrastruktur naik +0.89 persen, keuangan juga naik 0.64 persen, dan barang siklikal naik +0.47 persen juga ikut menopang indeks.
Sebaliknya, pelemahan terjadi di sektor industri (-1.43 persen) dan property turun -1.44 persen. Artinya, terjadi pelemahan pada emiten manufaktur dan konstruksi yang sensitif terhadap suku bunga dan nilai tukar.
Secara teknikal, posisi IHSG yang kembali menembus 8.260. Ada dukungan beli jangka pendek. Namun, dengan komposisi penguatan yang sempit dan sebagian besar ditopang sektor teknologi serta saham berkapitalisasi besar, reli ini masih tergolong rapuh. Pasar tampak bergerak dalam pola rotasi sektoral terbatas, bukan reli menyeluruh.
Dengan tren mixed sektor dan distribusi asing yang masih tinggi di saham-saham big cap, IHSG berpotensi bergerak sideways cenderung melemah pada sesi kedua, kecuali muncul dorongan baru dari saham perbankan atau infrastruktur.
Momentum sesi siang ini akan menjadi penentu apakah indeks mampu bertahan di atas 8.250 atau kembali terkoreksi menuju area konsolidasi 8.180–8.200.(*)