KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,22 persen atau naik 16 poin ke level 7.554 pada sesi I perdagangan Senin, 4 Agustus 2025.
Mengutip RTI Business, sebanyak 231 saham terpantau menghijau pada pembukaan hari ini. Berbanding terbalik dengan 69 saham yang melemah, sementara 317 saham stagnan.
Volume perdagangan pada pembukaan sesi I pagi ini mencapai 292,554 juta lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp202,321 miliar.
Adapun merujuk data perdagangan Stockbit, saham emiten PT Super Energy Tbk. (SURE) menjadi top gainer di pembukaan sesi I hari ini usai naik 25 persen ke level Rp4.000.
Saham PT Supreme Cable Manufacturing (SCCO) juga melonjak tajam sebesar 21,83 persen ke harga Rp2.790. Di posisi ketiga terdapat saham PT Indokripto Koin Semesta (COIN) yang membukukan kenaikan 18,75 persen ke Rp950.
PT Minahasa Membangun Hebat (HBAT) dan Bima Sakti Pertiwi (PAMG) turut menghiasi daftar penguat dengan kenaikan masing-masing 9,73 persen dan 9,59 persen.
Namun, tidak semua saham mengalami penguatan. PT Geoprima Solusi (GPSO) menjadi top loser dengan penurunan sebesar 4,57 persen ke level Rp376.
Saham PT Maharaksa Biru Energi (OASA), PT Kirana Megatara (KMTR), PT Raja Roti Cemerlang (BRRC), dan PT Utama Radar Cahaya (RCCC) juga mencatatkan pelemahan di kisaran 3,6 persen hingga 4,08 persen.
Di sisi lain, sejumlah sektor mencatatkan kenaikan, dengan sektor barang baku (Basic-Industry) memimpin penguatan sebesar 0,53 persen. Sektor properti juga turut mencuri perhatian dengan kenaikan 0,45 persen.
Selain itu, sektor energi juga terpantau mengalami penguatan signifikan sebesar 0,43 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur yang juga meningkat sebanyak 0,33 persen.
Sektor teknologi mengalami kenaikan moderat sebesar 0,15 persen. Sektor transportasi dan kesehatan masing-masing mencatatkan kenaikan 0,23 persen dan 0,13 persen.
Di sisi lain, sektor industri terlihat mengalami koreksi usai penurunan 0,01 persen. Sektor consumer cyclical justru mencatatkan koreksi terdalam hari ini, turun 0,05 persen. Meski demikian, sektor keuangan dan non-cyclical masih bertahan di zona hijau, masing-masing naik 0,09 persen.
Sebelumnya diberitakan, IHSG diproyeksikan menguat pada perdagangan pagi ini, Senin, 4 Agustus 2025. Analis MNC Sekuritas memprediksi IHSG menguat sebesar 0,71 persen ke level 7,537 didominasi oleh volume pembelian.
“Kami perkirakan, posisi IHSG saat ini sedang berada pada bagian dari wave (iv), sehingga IHSG masih rawan terkoreksi dengan rentang area 7,529-7,415 sekaligus menguji area support,” kata tim analis MNC Sekuritas, Senin, 4 Agustus 2025.
Tim analis memprakirakan, dalam jangka pendek, IHSG akan menguji 7,415, 7,3444 namun demikian waspadai akan adanya lanjutan koreksi yang cukup dalam pada rentang area 7,675, 7,758.
Bursa Asia Waspada, Efek Tarif AS Mulai Terasa
Investor di bursa saham Asia pada perdagangan pekan ini masih bersikap hati-hati. Sikap ini terjadi karena peningkatan keterangan terkait dengan kebijakan tarif dari Amerika Serikat (AS).
Bursa saham di Korea Selatan yang sebelumnya mencatatkan kinerja terbaik menunjukkan pelemahan signifikan sejak sepekan terakhir. Kebijakan “diskon Korea” atau penjualan saham-saham di bawah valuasi rata-rata Asia, mengalami penyempitan tajam pada akhir pekan ini.
Diskon yang sebelumnya diberikan di angka 40 persen ketika kondisi politik tidak stabil, kini turun menjadi di bawah 30 persen pada pertengahan Juli akibat ekspektasi reformasi tata kelola dan kejelasan arah pemerintahan baru.
Dilansir dari Reuters, Senin, 4 Agustus 2025, selama dua hari perdagangan terakhir bulan Juli 2025, indeks terkoreksi 4 persen setelah pemerintahan Presiden Lee mengumumkan kenaikan tarif pajak perusahaan dari 24 persen menjadi 25 persen serta peningkatan pajak transaksi sekuritas dari 0,15 persen menjadi 0,20 persen.
“Pengumuman perjanjian dagang Korea-AS sempat mengurangi ketidakpastian, tetapi rincian pelaksanaan yang belum jelas dan kekecewaan terhadap perubahan pajak membuat euforia pasar meredup,” tulis Reuters, Senin, 4 Agustus 2025.
Sementara di pasar India juga menunjukkan gejala yang sama. Melansir The Economic Times, analis Anand James menyoroti minimnya posisi long dari investor asing yang berada di level terendah selama lima tahun terakhir.
“Ini mencerminkan sentimen bearish atau sekuritisasi pasar yang tinggi untuk seri kontrak indeks Agustus. James mengimbau agar trader bersikap waspada, terutama menanti konfirmasi teknikal sebelum membuka posisi,” kata Anand.(*)