KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah sebesar 38 poin atau turun 0,54 persen ke level 7,127 pada perdagangan Kamis, 30 Januari 2025.
Pada pembukaan pagi ini, sebanyak 156 saham terpantau berada di zona hijau, 117 saham melemah, dan 288 sahan mengalami stagnan.
Sementara merujuk data perdagangan Stockbit, MITI (26,00 persen) berada di posisi teratas jajaran top gainer. Peringkat kedua terdapat LINK (24,68 persen), diikuti CBUT (21,21 persen), LION (17,42 persen), dan NOBU (15,38 persen).
Adapun dari sisi top loser, WIDI (-6,25 persen) terpantau menjadi saham yang terkoreksi paling dalam di pembukaan pagi ini. RCCC (-5,06 persen) ada di posisi kedua, diikuti DGNS (-4,26 persen), BBSI (-3,60 persen), dan POLU (-3,56 persen).
IHSG Diproyeksikan Melemah
Di sisi lain, Reliance Sekuritas memproyeksikan IHSG akan bergerak pada kisaran support pada level 7,095 dan resistance pada level 7,242 dengan kecenderungan melemah.
"Secara teknikal, candle IHSG membentuk bearish harami, di bawah MA5 namun di atas MA20, serta indikator Stochastic dead cross. Ini mengartikan IHSG akan bergerak bervariasi dengan kecenderungan melemah," tulis Reliance dalam risetnya.
Reliance sendiri memiliki sejumlah saham yang menjadi rekomendasi hari ini seperti MAPA, BSDE, MMIX, dan SSIA.
Sementara diberitakan sebelumnya, Muhammad Wafi dari RHB Sekuritas Indonesia, memberikan gambaran yang menarik tentang pergerakan pasar, khususnya IHSG dan beberapa saham shariah-compliant.
Menurut risetnya, IHSG terlihat tengah menjalani fase koreksi setelah mencapai resistance pada garis MA200. Indeks saham ini juga mengalami breakdown pada support garis MA50 dengan volume yang relatif rendah.
Di bawah garis MA50, IHSG berpotensi melanjutkan koreksinya dan menguji level support di garis MA20. Namun, jika IHSG mampu breakout dan melewati garis MA50, hal ini bisa membuka peluang bagi indeks untuk rebound dan menguji resistance di sekitar level MA200.
Beralih pada beberapa saham shariah-compliant yang menjadi sorotan, ada beberapa rekomendasi menarik.
Pertama, saham INDF yang saat ini berada pada level 7.550, direkomendasikan untuk dibeli (BUY) dengan outlook yang positif seiring dengan breakout di level 7.500. Target harga yang bisa dicapai adalah 7.800 hingga 8.200, sementara titik exit yang disarankan adalah jika harga turun di bawah 7.300.
Selanjutnya, saham MYOR juga mendapat rekomendasi BUY. Saham ini tengah mencatatkan harga di 2.520 dan diharapkan bisa breakout di level 2.500. Dengan proyeksi level harga yang lebih tinggi di kisaran 2.600 hingga 2.740, exit point yang disarankan adalah jika saham ini turun ke bawah 2.410.
Saham AUTO juga masuk dalam rekomendasi BUY on Breakout. Harga saat ini berada di 2.090, dan breakout yang diinginkan terjadi di level 2.120. Potensi kenaikan harga diperkirakan mencapai 2.230 hingga 2.300, dengan level exit jika harga menurun di bawah 2.060.
Terakhir, saham SSIA juga menunjukkan prospek positif dengan rekomendasi BUY on Breakout. Saat ini diperdagangkan di level 1.045, dan breakout yang diantisipasi di level 1.045 tersebut diharapkan membawa saham ini ke level 1.150 hingga 1.275. Namun, jika harga turun di bawah 990, rekomendasi ini disarankan untuk exit.
Secara keseluruhan, meski ada potensi koreksi pada IHSG, beberapa saham menunjukkan peluang untuk breakout dengan outlook positif. Bagi para investor, penting untuk memperhatikan level-level kritikal untuk memaksimalkan keuntungan, sekaligus membatasi kerugian berdasarkan titik-titik exit yang telah ditentukan.
IHSG Pekan Lalu Mengalami Kenaikan 0,16 Persen
Sebelum libur panjang pekan ini, Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang periode 20-24 Januari 2025 mayoritas menunjukkan tren positif.
Menurut Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, rata-rata nilai transaksi harian mengalami kenaikan sebesar 6,90 persen atau mencapai Rp12,45 triliun dibandingkan pekan sebelumnya yang berada di angka Rp11,64 triliun.
“Rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini mengalami peningkatan sebesar 5,23 persen menjadi 18,43 miliar lembar saham dari 17,51 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya,” kata Kautsar dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, 25 Januari 2025.
Kautsar juga menjelaskan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan lalu mencatatkan kenaikan sebesar 0,16 persen, yakni mencapai level 7.166,056 dibandingkan posisi pekan lalu di 7.154,658. Namun, kapitalisasi pasar Bursa justru mengalami sedikit penurunan sebesar 0,08 persen menjadi Rp12.462 triliun dari Rp12.472 triliun pada minggu sebelumnya, ungkapnya.
Kautsar menuturkan, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa pekan lalu mengalami perubahan sebesar 9,46 persen menjadi 1,27 juta kali transaksi dari 1,40 juta kali transaksi pada pekan sebelumnya.
Pertumbuhan Pasar Modal Indonesia Tahun Ini
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, Irvan Susandy, mengatakan perkembangan pasar modal di Indonesia dinilai pertumbuhannya cukup optimis di tengah tantangan ekonomi global dan dinamika preferensi investor saat ini.
“Tahun ini sangat menantang, tetapi kami tetap optimistis bahwa pasar modal Indonesia akan terus berkembang. Memang ada perubahan tren, seperti popularitas crypto yang saat ini lebih menarik dibanding saham, tetapi ini semua ada masanya. Dua tahun lalu, saham lebih baik daripada crypto,” kata Irvan di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta pada Senin, 20 Januari 2025.
Dia menjelaskan pentingnya literasi dan edukasi masyarakat untuk mendorong pertumbuhan investasi di pasar modal. Selain itu, juga penting dilakukan diversifikasi portofolio bagi investor. “Investor pasti mempertimbangkan diversifikasi. Popularitas instrumen investasi seperti crypto dan saham akan berfluktuasi sesuai perkembangan ekonomi dan sentimen pasar,” tutur dia.
Terkait kondisi investor asing, Irvan menyebutkan bakal ada kaitan dampak kebijakan ekonomi global, termasuk keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang baru dilantik, akan menjadi perhatian. “Kami menunggu kebijakan ekonomi Trump dalam beberapa bulan ke depan. Mungkin di kuartal pertama atau kedua, kita akan melihat kejelasan bagaimana hal ini memengaruhi pasar global,” tutur dia.
Penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) memberikan harapan positif bagi peningkatan aktivitas pasar modal domestik.
“Transaksi sudah menunjukkan peningkatan setelah BI menurunkan suku bunga. Namun, kita masih perlu melihat data lebih jauh mengenai pergerakan investor asing pasca kebijakan tersebut,” ucap dia.
Pasar modal Indonesia diharapkan mampu terus menunjukkan pertumbuhan dan daya saing di tengah persaingan global dengan dukungan semua pemangku kepentingan, termasuk regulator, emiten, dan investor.
Pihaknya mengaku bakal in bahwa kondisi pasar akan membaik. “Kita perlu terus menjaga momentum ini dengan kebijakan yang mendukung dan meningkatkan kepercayaan investor.
Sebelumnya, Bank Indonesia baru saja menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 5,75 persen. Keputusan ini diumumkan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 14-15 Januari 2025 lalu.
Penurunan sebesar 25 basis poin ini, menurut Perry, sejalan dengan upaya memastikan inflasi tetap terkendali sesuai target dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam pengumumannya, BI juga menyesuaikan suku bunga untuk fasilitas perbankan lainnya.
Suku bunga Deposit Facility diturunkan menjadi 5,00 persen, sementara Lending Facility kini berada di level 6,50 persen. Langkah ini diambil sebagai bentuk konsistensi kebijakan moneter yang bertujuan menjaga inflasi di sasaran 2,5±1 persen pada tahun 2025 dan 2026.(*)