Logo
>

IHSG Dibuka Menguat 0,40 Persen, Tembus Level 7.000

Menguatnya IHSG ditopang oleh 234 saham yang berada di zona hijau di pembukaan sesi I.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Dibuka Menguat 0,40 Persen, Tembus Level 7.000
IHSG hari ini berhasil menembus level 7.000.

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka membuat sebesar 0,40 persen atau naik 27 poin ke level 7.007 pada sesi I perdagangan Kamis, 15 Mei 2025.

Menguatnya IHSG ditopang oleh 234 saham yang berada di zona hijau di pembukaan sesi I. Di sisi lain, 53 saham melemah, dan 249 saham stagnan. 

Merujuk data perdagangan RTI Business, volume perdagangan pagi ini tercatat  371,556 juta lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp229.039 miliar.

Sementara mengutip Stcokbit,  saham PT Hotel Fitra International Tbk (FITT) memimpin daftar top gainer dengan lonjakan harga sebesar 15,24 persen. Diikuti oleh PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) yang mencatatkan kenaikan 14,94 persen. 

Selain itu, PT Boston Furniture Industries Tbk (SOFA) turut menunjukkan performa positif dengan kenaikan 10 persen, sementara PT Lupromax Pelumas Indonesia Tbk (LMAX) dan PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk (FLMC) masing-masing menguat sebesar 8,70 persen dan 8,16 persen. 

Dalam kategori top loser, saham PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH) mencatatkan penurunan terbesar dengan koreksi 14,62 persen, disusul oleh PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN) yang melemah 11,39 persen. 

Sedangkan, saham PT Arsy Buana Travelindo Tbk (HAJJ) juga terpantau menurun sebesar 5,63 persen. Ada juga PT Logisticsplus International Tbk (LOPI) yang melemah 5,41 persen, dan PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP) yang menyusut sebesar 4,76 persen. 

Ada Peluang Jangka Pendek dari Sektor Perbankan dan Telekomunikasi

Pasar saham Tanah Air kembali bergairah, dan sejumlah saham mulai menunjukkan sinyal teknikal positif yang layak dicermati pelaku pasar. 

Berdasarkan riset terbaru dari CGS International Sekuritas Indonesia, enam saham direkomendasikan untuk masuk daftar pantauan pada perdagangan Kamis, 15 Mei 2025. Saham-saham ini masuk dalam kategori speculative buy, artinya ada potensi teknikal jangka pendek yang bisa dimanfaatkan, dengan catatan tetap memperhatikan manajemen risiko.

Saham PT Bank Syariah Indonesia atau BRIS, misalnya, dinilai memiliki peluang teknikal cukup menjanjikan. Selama mampu bertahan di atas level support 2.830, saham anak usaha BRI di sektor syariah ini berpeluang melanjutkan penguatan ke kisaran 2.950 hingga 3.010. 

Namun, jika terjadi pelemahan hingga menembus ke bawah 2.770, posisi sebaiknya dievaluasi untuk menghindari kerugian lebih dalam.

Sektor perbankan juga menyumbang dua nama lainnya: PT Bank Negara Indonesia atau BBNI dan PT Bank Mandiri atau BMRI. Untuk BBNI, support berada di 4.270. Jika level ini mampu dipertahankan, target penguatan ada di rentang 4.470 hingga 4.570. 

Sedangkan BMRI memiliki support di 4.950, dengan potensi menuju 5.150–5.250 selama tekanan jual tidak membawa harga menembus ke bawah 4.850.

Dari sektor telekomunikasi, ISAT menjadi salah satu saham yang menarik perhatian. Harga saat ini berada di atas support 1.845. Selama level ini terjaga, peluang menuju 1.925 hingga 1.965 tetap terbuka. 

Sebaliknya, jika harga tergerus ke bawah 1.805, potensi koreksi lebih dalam perlu diwaspadai.

Saham TPIA dari sektor petrokimia juga masuk dalam radar. Support teknikal berada di level 8.850. Jika harga mampu bertahan, potensi kenaikan menuju 9.250–9.450 cukup realistis. Namun, skenario berubah jika tekanan jual membawa harga jatuh ke bawah 8.650.

Adapun MBMA, yang bergerak di sektor tambang dan mineral, dipandang memiliki pola teknikal yang mulai menguat. Support berada di 352, dengan proyeksi penguatan ke 368–376 dalam jangka pendek. Level cut-loss disarankan di 344.

Riset ini menggarisbawahi bahwa meski pasar saat ini berada dalam fase yang lebih optimistis, kehati-hatian tetap menjadi kunci. Setiap peluang tetap harus dibarengi dengan pengelolaan risiko yang baik, terutama di tengah dinamika makro dan volatilitas yang belum sepenuhnya mereda.

Sementara itu, MNC Sekuritas melihat ada sejumlah saham yang menunjukkan pola teknikal menarik. Salah satunya adalah Bank Jago (ARTO) yang naik 2,89 persen ke 1.960 disertai peningkatan volume. 

Namun, analis memproyeksikan ARTO saat ini berada pada fase wave [iv], yang artinya rawan mengalami koreksi jangka pendek. Area akumulasi dinilai ideal pada kisaran 1.725–1.840, dengan target penguatan ke 2.030 dan 2.200. Batas risiko disarankan di bawah 1.610.

Saham Avia Avian (AVIA) juga menunjukkan sinyal menarik, ditutup menguat ke level 456. Volume perdagangan yang meningkat mengindikasikan bahwa AVIA sedang berada di bagian akhir wave [v] dari wave C. 

Dengan potensi kenaikan lanjutan, level spekulatif beli berada di kisaran 450–456 dengan target ke 468 dan 480. Investor disarankan waspada jika harga turun di bawah 446.

Bank Tabungan Negara (BBTN) menjadi salah satu top gainer hari itu, melesat 6,09 persen ke level 1.220 dan sukses menembus garis rata-rata MA200. 

Dari sisi teknikal, BBTN diperkirakan tengah berada di bagian wave (v) dari wave [c]. Potensi akumulasi berada di kisaran 1.165–1.195 dengan target jangka pendek 1.240 dan 1.285. Stop loss disarankan jika harga menembus di bawah 1.130.

Sementara itu, Raharja Energi Cepu (RATU) naik tajam 8,18 persen ke 5.950, meskipun pergerakannya masih cenderung sideways dan belum lepas dari tekanan jual. 

Secara teknikal, RATU diproyeksikan berada dalam fase wave (B) dari wave [B], menandakan bahwa pergerakan korektif masih bisa berlanjut. Area beli berada di kisaran 5.675–5.850 dengan target ke 6.300 dan 6.600. Stop loss disarankan di bawah 5.500.

Dalam konteks pasar saat ini, kombinasi disiplin dalam strategi beli dan kesiapan dalam mengambil keputusan cepat menjadi penting. Investor disarankan tidak hanya fokus pada potensi imbal hasil, tetapi juga mempertimbangkan faktor teknikal dan fundamental secara menyeluruh sebelum mengambil posisi. Jika dilakukan dengan cermat, saham-saham yang disebutkan dapat menjadi peluang jangka pendek yang menarik.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Hutama Prayoga

Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.