Logo
>

IHSG Dibuka Menguat, Transportasi dan Keuangan Jadi Penopang

Indeks naik 0,10 persen di pembukaan Rabu pagi, dengan sektor transportasi dan keuangan jadi penopang utama penguatan pasar.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
IHSG Dibuka Menguat, Transportasi dan Keuangan Jadi Penopang
IHSG dibuka naik ke level 6.756,14 pada 30 April 2025, didorong saham sektor transportasi dan keuangan seperti MFIN, ADMF, dan BIRD. Foto: KabarBursa/Abbas Sandji.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka menguat pada perdagangan Rabu pagi, 30 April 2025, naik 7,06 poin atau 0,10 persen ke level 6.756,14. Sejak pembukaan, indeks sempat bergerak di level tertinggi 6.761,28 dan terendah 6.752,83, mencerminkan sentimen pasar yang masih berhati-hati.

    Volume transaksi di seluruh pasar tercatat sebanyak 9,94 juta lot dengan nilai perdagangan sebesar Rp408,94 miliar dari 31.470 kali transaksi. Aktivitas perdagangan masih cukup stabil dengan dominasi transaksi di pasar reguler.

    Pada perdagangan hari ini sejumlah saham mengalami kenaikan. Saham-saham di sektor keuangan dan transportasi kembali menjadi motor penggerak indeks.

    PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) dari sektor keuangan melesat 19,40 persen ke harga Rp4.000. Kenaikan signifikan juga dicatatkan oleh PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF), juga dari sektor keuangan, yang melonjak 18,73 persen ke Rp10.300.

    Di sektor transportasi, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mencuri perhatian dengan kenaikan 14,55 persen ke level Rp1.850. Dari sektor energi, PT PAM Mineral Tbk (NICL) ikut naik 14,17 persen ke Rp685. Sementara PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN) dari sektor infrastruktur menguat 13,33 persen ke Rp442.

    Sebaliknya, sejumlah saham mencatatkan koreksi cukup dalam. PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) dari sektor infrastruktur tertekan hingga 14,55 persen ke Rp282. PT Isra Presisi Indonesia Tbk (ISAP) dari sektor industri menurun 9,09 persen ke Rp10.

    Sektor energi juga mencatat pelemahan melalui saham PT Kirana Megatara Tbk (KMTR) yang turun 6,43 persen ke Rp262, dan PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) yang melemah 5,32 persen ke Rp1.780. Adapun PT Buana Finance Tbk (BBLD) dari sektor keuangan juga terkoreksi 5,88 persen ke Rp720.

    Secara sektoral, penguatan paling signifikan pagi ini datang dari sektor transportasi yang naik 2,50 persen. Sektor kesehatan juga mencatat kenaikan 0,73 persen, disusul sektor bahan baku yang menguat 0,48 persen dan sektor siklikal sebesar 0,30 persen. Sementara itu, sektor barang konsumen non-siklikal mencatat pelemahan 0,56 persen dan sektor energi terkoreksi tipis 0,15 persen.

    Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menilai posisi IHSG saat ini sudah berada di akhir fase wave [a] dari wave B. Artinya, peluang penguatan lanjutan diperkirakan akan cenderung terbatas. “Penguatan IHSG akan relatif terbatas untuk menguji 6.784. Selanjutnya, IHSG akan rawan terkoreksi terlebih dahulu ke rentang 6.333–6.571,” ujarnya dalam laporan MNCS Daily Scope Wave, Rabu, 30 April 2025.

    Secara teknikal, Herditya mencatat level support IHSG berada di 6.585 dan 6.373, sedangkan level resistance berada di 6.769 dan 6.877.

    Analisis lain menyebut IHSG diperkirakan bakal mendapat dampak positif dari musim pembagian dividen perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah emiten telah mengumumkan jadwal pembagian dividen yang menarik perhatian pasar.

    Menurut pengamat pasar modal dan Founder Stocknow.id, Hendra Wardana, musim dividen bisa menjadi katalis positif untuk IHSG menuju kuartal II 2025. Namun ia memperingatkan bahwa penguatan ini kemungkinan hanya bersifat sementara.

    "Secara historis, pembagian dividen memang kerap menjadi katalis positif, meningkatkan likuiditas dan mendorong technical rebound. Akan tetapi, daya dorong tersebut diprediksi terbatas mengingat tekanan global belum menunjukkan tanda-tanda mereda," ujarnya kepada KabarBursa.com, Selasa, 29 April 2025.

    Hendra mencatat bahwa hingga 25 April 2025 IHSG masih melemah 5,66 persen secara year-to-date (ytd), dan hanya menempati peringkat keempat dari enam indeks utama di ASEAN, serta kesembilan dari 13 indeks Asia Pasifik. 

    Menurutnya, beberapa faktor yang membayangi kinerja IHSG antara lain perang dagang Amerika Serikat (AS)-China yang belum mereda, perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian pertumbuhan di China. Selain itu, tingkat suku bunga tinggi di AS yang berpotensi memengaruhi pasar saham domestik.

    "Serta suku bunga tinggi di Amerika Serikat menjadi faktor eksternal yang terus membayangi kinerja pasar," katanya. 

    Meskipun IHSG masih dibayangi tantangan eksternal, Hendra melihat musim dividen tahun ini diharapkan bukan sekadar menjadi pelipur lara di tengah tekanan, tetapi juga menjadi momentum pemulihan IHSG yang lebih berkelanjutan. 

    Menurut Hendra, rotasi sektor akan menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan investor setelah musim dividen berakhir. Beberapa sektor yang diperkirakan akan mencatatkan penguatan antara lain sektor energi, yang sudah mencatat penguatan 1,30 persen pada perdagangan 28 April 2025, sehingga diperkirakan tetap menjadi sektor primadona seiring stabilnya harga minyak dan gas. 

    “Sektor perbankan besar berpotensi kembali menjadi motor penggerak utama, didukung stabilisasi pasar keuangan domestik. Sementara itu, sektor konsumer primer dan kesehatan, yang cenderung defensif terhadap ketidakpastian global, diprediksi menjadi tujuan utama akumulasi selanjutnya," katanya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".