KABARBURSA.COM - Pasar saham domestik kembali bergerak di bawah tekanan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,49 persen ke level 6.881 pada perdagangan Rabu, 2 Juli 2025.
Pelemahan IHSG terjadi lantaran terseret aksi jual yang masih membayangi sebagian besar sektor. Koreksi ini mencerminkan sentimen investor yang cenderung wait and see, menyambut awal bulan dengan kehati-hatian tinggi.
Namun dari sudut pandang teknikal, pergerakan ini belum sepenuhnya mengindikasikan pembalikan arah secara struktural.
Menurut analisis MNC Sekuritas, IHSG saat ini diduga tengah membentuk bagian dari wave (b) dalam pola korektif wave [b]. Artinya, secara probabilistik masih ada ruang bagi IHSG untuk melakukan technical rebound, dengan potensi kenaikan menuju area 6.992 hingga 7.050.
Meski begitu, skenario alternatif tetap terbuka, di mana tekanan lanjutan bisa membawa indeks menguji area support yang lebih rendah di rentang 6.582 hingga 6.721. Support terdekat berada di 6.824 dan 6.752, sedangkan resistance terdekat berada di kisaran 6.994 hingga 7.085.
Sektor Finance jadi Sorotan
Di tengah dinamika ini, beberapa saham menunjukkan pola teknikal yang menarik, terutama bagi investor yang menerapkan strategi beli saat pelemahan (buy on weakness).
Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), misalnya, menguat tipis 0,25 persen ke level 4.020. Namun pergerakannya masih diwarnai tekanan jual. Secara teknikal, BBNI tengah berada dalam fase koreksi wave (c) dari wave [b], sehingga peluang koreksi jangka pendek belum sepenuhnya tertutup.
Area beli ideal berada di rentang 3.810–3.980, dengan target penguatan ke 4.210 hingga 4.390, asalkan mampu bertahan di atas level cut loss 3.770.
Saham PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) juga masuk radar. Setelah turun 1,23 persen ke 800, saham ini diperkirakan masih berada di fase wave [ii] dari gelombang C, menandakan peluang koreksi tambahan sebelum potensi reversal muncul.
Area akumulasi disarankan di 770–785, dengan target pemulihan ke level 825 hingga 860. Stop loss ditempatkan di bawah 750.
Dari sektor energi, saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) ditutup melemah 1,20 persen ke 330. ENRG saat ini diperkirakan tengah berada dalam wave (4), yang berarti tekanan jangka pendek masih mungkin terjadi.
Area beli berada di 302–322 dengan target teknikal ke 360 dan 394. Level 288 menjadi batas risiko yang perlu dijaga.
Sementara itu, saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga mendapat sorotan. Meskipun terkoreksi 1,81 persen ke 1.360, secara struktur teknikal PGEO justru mulai memasuki wave 5 dari wave (1), yang sering kali menjadi awal tren kenaikan baru.
Selama mampu bertahan di atas 1.265, PGEO dianggap layak dipertimbangkan sebagai speculative buy, dengan target jangka pendek di 1.460 hingga 1.505 dan area beli ideal di 1.300–1.350.
Peluang Jangka Pendek: Enam Saham Pilihan dari CGS Sekuritas
Dalam laporan terpisah, CGS International Sekuritas Indonesia turut menyampaikan enam ide trading jangka pendek yang patut dicermati investor spekulatif.
Saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) menjadi salah satu kandidat. Setelah mengalami koreksi, MAPI diperkirakan akan menguji area support 1.225. Selama harga tidak menembus ke bawah 1.200, potensi rebound menuju 1.275 hingga 1.300 masih terbuka.
PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) juga masuk daftar speculative buy dengan support di 9.900. Jika bertahan, harga berpeluang naik ke 10.300–10.500. Namun, bila tembus di bawah 9.700, tekanan lanjutan harus diwaspadai.
Sektor kesehatan turut diwakili oleh PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), yang tengah menguji support di 1.435. Jika berhasil bertahan, saham ini berpotensi menguat ke area 1.495–1.525. Namun, jika turun di bawah 1.405, outlook-nya berubah menjadi lebih negatif.
Saham ritel PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) juga menunjukkan peluang teknikal menarik. Selama bertahan di atas 2.360, AMRT diproyeksi bisa melaju ke kisaran 2.460–2.510. Level cut loss berada di bawah 2.310.
Saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) punya potensi menguji 1.780–1.825 jika mampu mempertahankan level 1.690. Cut loss sebaiknya dilakukan jika harga jatuh ke bawah 1.645.
Sementara itu, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) menawarkan peluang teknikal rebound selama harga bertahan di atas 4.710. Target jangka pendek berada di area 4.910–5.000, dengan cut loss di bawah 4.610.
Keenam saham ini masuk kategori speculative buy, artinya cocok bagi investor yang nyaman dengan risiko jangka pendek dan punya strategi exit yang disiplin.(*)