KABARBURSA.COM - Pengamat pasar modal dan pendiri WH Project, William Hartanto, memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) bergerak cenderung menguat dalam rentang 7.300 – 7.354 pada Jumat 19 Juli 2024.
Kemarin, IHSG melesat 96,85 poin atau naik 1,34 persen ke posisi 7.321,07. Penguatan ini ditopang oleh kenaikan saham emiten Prajogo Pangestu dan saham emiten bank papan atas. Sebanyak 338 saham menguat, 208 saham turun, dan 249 saham tidak mengalami perubahan harga.
“Pada perdagangan kemarin, IHSG mengalami rebound dengan net buy asing sebesar Rp 1,22 triliun. Lompatan tersebut mengindikasikan penguatan bisa berlanjut secara teknikal,” papar William dalam riset harian, Jumat 19 Juli 2024.
William menambahkan, IHSG berpotensi melanjutkan penguatan menuju level all-time high. Namun, pemodal disarankan untuk tetap mewaspadai potensi koreksi, mengingat reli yang terlalu cepat dan siklus IHSG yang biasanya terkoreksi di awal semester II.
Secara teknikal, William menyebutkan IHSG telah berhasil bertahan di atas support 7.200, meskipun belum sepenuhnya menutup gap pada 7.197. William menegaskan target koreksi telah tercapai sehingga penguatan bisa berlanjut.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 1,34 persen pada perdagangan Kamis, 18 Juli 2024, ditutup di level 7.321,07. Penguatan ini mengakhiri tren pelemahan selama tiga hari berturut-turut.
Sektor energi menjadi pendorong utama penguatan IHSG, dengan kenaikan 1,52 persen. Saham-saham emiten energi seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dan PT PGN Tbk (PGN) menjadi yang paling top gainers.
Selain sektor energi, sektor lain yang mengalami penguatan adalah infrastruktur (1,23 persen), keuangan (0,96 persen), barang konsumsi primer (0,62 persen), dan perindustrian (0,6 persen).
Di sisi lain, sektor teknologi (-0,64 persen), properti (-0,49 persen), dan barang konsumsi nonprimer (-0,24 persen) mengalami pelemahan.
Secara keseluruhan, pasar saham Indonesia masih menunjukkan tren positif dalam beberapa waktu terakhir. Investor optimis terhadap pemulihan ekonomi global dan kebijakan pemerintah yang pro-bisnis.
Namun, investor perlu tetap waspada terhadap potensi risiko, seperti kenaikan inflasi, geopolitik global, dan perubahan kebijakan moneter The Fed.
Pada tanggal 18 Juli 2024, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI 7 Day Repo Rate) di level 6,25 persen. Keputusan ini tidak berdampak signifikan terhadap pergerakan IHSG, yang pada hari itu ditutup di level 7.321,07, menguat 1,34 persen dibandingkan hari sebelumnya.
Secara umum, suku bunga acuan BI memiliki pengaruh yang kompleks terhadap pasar saham. Berikut beberapa poin yang perlu dipertimbangkan:
Suku bunga acuan yang lebih tinggi dapat membantu meredam inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi, yang dapat mendorong sentimen positif bagi investor dan meningkatkan daya tarik pasar saham.
Suku bunga acuan yang lebih tinggi dapat membuat rupiah lebih menarik bagi investor asing, yang dapat meningkatkan nilai tukar rupiah dan mengurangi risiko investasi di pasar saham.
Suku bunga acuan yang lebih tinggi dapat menarik lebih banyak dana asing ke pasar keuangan Indonesia, yang dapat meningkatkan likuiditas pasar saham dan mendorong kenaikan harga saham.
Suku bunga acuan yang lebih tinggi dapat meningkatkan biaya pinjaman bagi perusahaan, yang dapat menekan laba perusahaan dan menurunkan daya tarik investasi di pasar saham.
Suku bunga acuan yang lebih tinggi dapat meningkatkan biaya kredit untuk pembelian rumah, yang dapat melemahkan sektor properti dan memiliki efek domino pada sektor lain. Suku bunga acuan yang lebih tinggi dapat membebani sektor riil dan memperlambat pertumbuhan ekonomi, yang dapat berdampak negatif pada pasar saham.
Suku bunga mempengaruhi valuasi saham melalui diskonto arus kas masa depan. Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan tingkat diskonto, mengurangi nilai sekarang dari arus kas masa depan, dan menurunkan valuasi saham. Sebaliknya, suku bunga yang lebih rendah meningkatkan valuasi saham dengan mengurangi tingkat diskonto.
- Energi: 1,70 persen
- Infrastruktur: 1,15 persen
- Keuangan: 0,88 persen
- Barang Konsumsi Primer: 0,55 persen
- Perindustrian: 0,47 persen
- Transportasi & Logistik: 0,11 persen
- Agrikultur: 0,04 persen
- Pertambangan: 0,02 persen
Sedangkan 2 sektor mengalami penurunan, yaitu:
- Teknologi: -0,64 persen
- Properti & Real Estat: -0,49 persen
Berikut beberapa saham yang layak dipilih secara teknikal oleh WH Project:
PT Lonsum Tbk (LSIP)
- Rekomendasi: Buy
- Support: Rp 805
- Resistance: Rp 840
PT Pam Mineral Tbk (NICL)
- Rekomendasi: Buy
- Support: Rp 210
- Resistance: Rp 234
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
- Rekomendasi: Buy
- Support: Rp 25.875
- Resistance: Rp 27.050
PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA)
- Rekomendasi: Buy
- Support: Rp 364
- Resistance: Rp 396.
Disclaimer:
Informasi ini bukan merupakan saran keuangan dan tidak boleh digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan investasi. Kabar Bursa menyarankan anda untuk melakukan riset sendiri dan konsultasikan dengan penasihat keuangan sebelum berinvestasi. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.