Logo
>

IHSG Ditutup Amblas, Sektor Energi Terkoreksi Paling Dalam

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Ditutup Amblas, Sektor Energi Terkoreksi Paling Dalam

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah sebesar 85 poin atau turun -1,19 persen ke level 7.114 pada perdagangan Jumat, 29 November 2024. IHSG sempat berada di level tertinggi 7.200 dan terendah 7.107.

    Menurut data perdagangan RTI, sebanyak 194 saham menguat, 391 saham melemah, dan 209 saham stagnan. Saham-saham yang menjadi top gainer mencakup DPUM (+34,62persen), CITY (+34,45 persen), FUTR (+31,07 persen), PUDP (+24,81 persen), dan ECII (+24,48 persen).

    Di sisi lain, lima saham yang mengalami penurunan terbesar (top loser) adalah VISI (-24,84 persen), ADRO (-24,64 persen), TOSK (-20,75 persen), KLAS (-19,31 persen), dan UNTD (-18,94 persen).

    Dari sektor-sektor saham, hanya tiga sektor yang mengalami penguatan, yakni sektor siklikal (+0,42 persen), kesehatan (+0,03 persen), dan non-siklikal (+0,18 persen).

    Sementara itu, sektor energi mengalami koreksi terdalam (-1,67 persen), diikuti teknologi (-1,29 persen), industri dasar (-0,92 persen), dan industri (-0,50 persen).

    Prediksi Pergerakan IHSG Pekan Ini

    Phintraco Sekuritas memprediksi IHSG akan bergerak fluktuatif di rentang 7.150-7.230 pekan ini. Minimnya rilis data ekonomi domestik dan global menjadi salah satu penyebab kurangnya sentimen positif yang signifikan.

    Rilis risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed pada 27 November 2024 memberikan petunjuk peluang kebijakan moneter yang lebih "less aggressive" pada 2025.

    Namun, ekspektasi kebijakan inward-looking dari Presiden AS Donald Trump turut memengaruhi rotasi ke saham-saham yang sensitif terhadap pertumbuhan ekonomi, sementara imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun tetap tinggi di atas 4,4 persen.

    Di Indonesia, pasar modal menghadapi tantangan capital outflow yang didorong oleh realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal III 2024 yang masih di bawah 5 persen.

    Kekhawatiran terkait kebijakan moneter Bank Indonesia juga muncul karena terbatasnya ruang untuk pemangkasan suku bunga acuan akibat tekanan pada nilai tukar rupiah. Selain itu, rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen turut meningkatkan risiko inflasi, yang menambah beban bagi pasar saham domestik.

    Pasar masih mencerna efektivitas kebijakan fiskal pemerintah dalam mengatasi potensi dampak negatif dari isu-isu tersebut. Di tengah kondisi ini, investor diimbau untuk berhati-hati dan tetap fokus pada saham-saham dengan fundamental kuat serta sektor yang defensif.

    Pasar Asia Bervariasi

    Perdagangan saham Asia pada Jumat, 29 November 2024, ditutup dengan pergerakan yang variatif. Indeks MSCI untuk saham Asia di luar Jepang naik 0,4 persen, didorong oleh lonjakan saham unggulan Tiongkok seperti indeks CSI300 yang menguat 1,14 persen.

    Namun, di tengah pergerakan positif ini, sentimen perdagangan di kawasan Asia masih dipengaruhi oleh libur Thanksgiving di Amerika Serikat, yang menyebabkan minimnya aktivitas pada pasar ekuitas dan obligasi global.

    Data ekonomi dari Jepang menunjukkan kenaikan harga konsumen inti di Tokyo pada November, melampaui target Bank of Japan (BOJ) sebesar 2 persen. Kondisi ini memicu spekulasi kenaikan suku bunga oleh BOJ, dengan probabilitas mencapai 60 persen untuk Desember.

    Analis dari ING mencatat bahwa percepatan inflasi, ditambah dengan pemulihan ekonomi yang solid, meningkatkan urgensi bagi BOJ untuk bertindak, terutama di tengah kekhawatiran depresiasi yen.

    Sementara itu, pasar saham di Eropa bergerak melemah. Indeks DAX Jerman turun 0,11 persen, FTSE Inggris melemah 0,08 persen, dan CAC Perancis terkoreksi 0,27 persen.

    Pelaku pasar di Eropa mencermati data inflasi zona euro dan mengantisipasi langkah Bank Sentral Eropa (ECB) yang cenderung hati-hati dalam memangkas suku bunga secara bertahap, sebagaimana disampaikan oleh anggota dewan ECB, Isabel Schnabel.

    Pasar Mata Uang dan Komoditas

    Di pasar mata uang, yen Jepang menguat terhadap dolar AS di level 150,14, turun 0,93 persen. Dolar juga melemah terhadap beberapa mata uang Asia, seperti yuan Tiongkok (USD-CNY -0,17 persen) dan rupiah Indonesia (USD-IDR -0,15 persen).

    Pelemahan dolar ini terjadi di tengah ekspektasi kebijakan moneter global yang tidak terlalu agresif.

    Harga minyak mentah global mengalami tekanan pada perdagangan sore hari. Brent turun 0,8 persen ke USD72,73 per barel, sementara WTI melemah 0,3 persen ke USD69,52 per barel.

    Pelemahan ini mencerminkan redanya risiko pasokan akibat konflik di Timur Tengah, terutama antara Israel dan Hizbullah, yang sebelumnya menjadi kekhawatiran pasar.

    Ketidakpastian Kebijakan dan Tekanan Inflasi

    Pasar Asia, Eropa, dan komoditas menghadapi ketidakpastian kebijakan moneter global, khususnya terkait langkah The Fed dan BOJ. Inflasi yang bertahan tinggi di Jepang dan tekanan depresiasi yen menambah dinamika di pasar Asia, sementara di Eropa, investor terus mencermati langkah-langkah ECB.

    Di sektor energi, harga minyak berpotensi tetap tertekan karena faktor geopolitik yang lebih terkendali dan kekhawatiran perlambatan permintaan global.

    Dalam jangka pendek, dinamika kebijakan bank sentral di Jepang dan AS akan menjadi fokus utama para pelaku pasar, sementara investor di Asia bersiap menghadapi potensi perubahan arus modal jika suku bunga naik.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.