Logo
>

IHSG Ditutup di Zona Merah, Rupiah Kokoh

Ditulis oleh Yunia Rusmalina
IHSG Ditutup di Zona Merah, Rupiah Kokoh

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis, 13 Juni 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah. Namun, rupiah menguat pada penutupan perdagangan pasar spot.

    IHSG ditutup pada level 6.831,56, mengalami penurunan sebesar 18,5 poin atau 0,27 persen dari penutupan sebelumnya yang berada di level 6.850,09.

    Di sisi lain, rupiah menutup perdagangan spot pada hari yang sama dengan penguatan yang signifikan, menjauhi level Rp16.300 per USD. Sentimen pasar membaik setelah pengumuman hasil FOMC Federal Reserve pada dini hari tadi.

    Rupiah ditutup di Rp16.270/USD, menguat 0,15 persen dari posisi penutupan hari sebelumnya, mencatatkan level closing terkuat pekan ini.

    Berdasarkan data RTI, terdapat 251 saham yang mengalami kenaikan (top gainers) di zona hijau, 285 saham mengalami penurunan (top losers) di zona merah, dan 235 saham stagnan. Total nilai transaksi pada sore itu mencapai Rp 13,8 triliun dengan volume perdagangan mencapai 42,6 miliar saham.

    Beberapa saham top gainers yang mengerek laju IHSG antara lain Bank Syariah Indonesia (BRIS) yang melonjak 6,05 persen ke posisi Rp 2.280 per saham, Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM) yang naik 5,2 persen ke level Rp 8.500 per saham, dan Mitra Adiperkasa (MAPI) yang bertambah 3,8 persen ke posisi Rp 1.470 per saham.

    Sementara itu, saham top losers yang menekan IHSG adalah Adaro Minerals Indonesia (ADMR) yang turun 5 persen ke level Rp 1.315 per saham, BFI Finance (BFIN) yang mengalami penurunan 3,3 persen ke posisi Rp880 per saham, dan Telkom Indonesia (TLKM) yang melemah 2,74 persen ke level Rp2.840 per saham.

    Meskipun terjadi tekanan jual yang cukup besar, para pelaku pasar diingatkan untuk waspada terhadap potensi losing momentum.

    Dari sisi teknikal, Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG akan fluktuatif dalam rentang support 6800 dan resistance 6900, dengan kecenderungan melemah di Jumat 14 Juni 2024.

    Pola black marubozu dan IHSG yang mencatat level terendah baru di 2024 pada pergerakan Kamis 13 Juni 2024 juga menjadi indikator tekanan jual yang signifikan.

    Kondisi pasar regional juga mempengaruhi sentimen, terutama dengan proyeksi bahwa BoJ akan menahan suku bunga acuan di level 0,1 persen pada pertemuan Jumat 14 Juni 2024.

    Potensi perbaikan sentimen ini dapat membawa dampak positif pada pasar, namun tekanan jual yang masih cukup besar tetap menjadi faktor yang perlu diwaspadai.

    Sebelumnya, IHSG menunjukkan aktivitas yang cukup bersemangat pada perdagangan sesi I, Kamis, 13 Juni 2024.

    Hal ini terjadi setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) mengeluarkan proyeksi yang menunjukkan adanya kemungkinan pemangkasan suku bunga pada tahun ini.

    Pukul 10:13 WIB, IHSG menguat 0,23 persen ke posisi 6.865,92. Meskipun mengalami kenaikan, IHSG masih belum mampu mencapai level psikologis 6.900.

    Transaksi indeks pada sesi I hari ini mencapai sekitar Rp7 triliun dengan volume transaksi mencapai 30 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 276.800 kali.

    Secara sektoral, sektor energi menjadi penopang terbesar IHSG di sesi I hari ini dengan kenaikan mencapai 1,07 persen.

    Beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG pada sesi I hari ini. Berikut daftar saham-saham tersebut.

    Saham pertambangan mineral Grup Salim, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), menjadi penopang terbesar IHSG di sesi I hari ini dengan kenaikan mencapai 5,1 indeks poin.

    IHSG menunjukkan aktivitas yang bersemangat setelah data inflasi AS menunjukkan penurunan. Data inflasi AS pada Rabu malam menunjukkan hasil yang lebih baik dari perkiraan, dengan inflasi periode Mei 2024 turun menjadi 3,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dari perkiraan pasar di 3,4 persen yoy. Inflasi inti juga mencatat hasil lebih baik dari konsensus pasar, turun menjadi 3,4 persen yoy.

    Setelah rilis data inflasi, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) memutuskan untuk tidak menurunkan suku bunga pada saat ini. Meskipun melihat adanya kemajuan dari data inflasi yang menurun, Chairman The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa keputusan untuk melonggarkan kebijakan belum diambil pada saat ini.

    Dalam pernyataan resminya, The Fed menegaskan bahwa komite tidak akan menurunkan suku bunga sampai mereka lebih percaya diri melihat inflasi bergerak menuju target 2 persen secara berkelanjutan.

    Dalam rapat FOMC, The Fed juga merilis dokumen dot plot yang menunjukkan pandangan setiap anggota The Fed terhadap suku bunga. Median proyeksi The Fed mengindikasikan kemungkinan pemangkasan suku bunga sekali sebesar 25 bps pada tahun ini, paling lambat pada Desember 2024. Proyeksi ini jauh lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang mengindikasikan tiga kali pemotongan suku bunga dengan besaran 75 bps.

    Sikap The Fed yang lebih konservatif ini dapat memicu sentimen negatif bagi aset berisiko seperti saham, terutama dengan probabilitas pemangkasan suku bunga yang hanya sekali. Namun, hal ini juga dapat memberikan stabilitas dan kepastian bagi pasar keuangan dalam jangka panjang. (nia/*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunia Rusmalina

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.