Logo
>

IHSG Ditutup Koreksi -7,90 Persen: 30 Saham yang Menguat

Buntut dari anjloknya IHSG, 672 saham terpantau melemah, 30 saham menguat, dan 95 saham stagnan.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Ditutup Koreksi -7,90 Persen: 30 Saham yang Menguat
Papan pantau IHSG di Bursa Efek Indonesia. Foto: KabarBursa/Abbas Sandji.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup koreksi sebesar -7,90 persen atau turun 514 poin ke level 5.996 pada perdagangan Selasa, 8 April 2025.

    Mengutip RTI Business, IHSG sepanjang hari ini terperangkap di zona merah dengan level tertinggi 6.036 dan terendah 5.882. 

    Buntut dari anjloknya IHSG, 672 saham terpantau melemah, 30 saham menguat, dan 95 saham stagnan. Adapun, volume perdagangan hari ini sebesar Rp22.746 miliar dengan transaksi Rp20.927 triliun. 

    Sementara mengutip Stockbit, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi saham dengan volume transaksi tertinggi pada hari ini dengan mencapai 5,02 miliar saham. Ini menunjukkan minat yang sangat tinggi dari investor terhadap saham teknologi meski sektor ini sedang mengalami tekanan hebat. 

    Menyusul GOTO adalah  PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dengan 741,43 juta saham, disusul PT Bank Mandiri (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan volume masing-masing 738,43 juta dan 733,84 juta saham.

    Dari sisi nilai transaksi, PT Bank Central Asia (BBCA) mendominasi dengan nilai sebesar Rp4.071,12 miliar, disusul BMRI (Rp3.460,08 miliar) dan BBRI (Rp2.658,46 miliar). 

    Pada sisi sektoral, teknologi mengalami koreksi terdalam dengan penurunan -10,23 persen, disusul sektor basic ind (-10,54 persen) dan industri (-8,44 persen). 

    Sektor-sektor lainnya juga mengalami penurunan signifikan seperti energi (-8,19 perse ), infrastruktur (-8,35 persen ), hingga transportasi (-7,89 persen).

    Diketahui, (IHSG) mengalami koreksi dalam pada pembukaan hari ini ke level 5.912,06 atau turun sebesar 9,19 persen. Akibatnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan trading halt selama 30 menit. 

    Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menjelaskan perdagangan hari ini dibuka di sesi pre-opening, di mana pembentukan harga dilakukan melalui mekanisme call auction. 

    Berbeda dengan sesi reguler yang menggunakan continuous auction, di mana order beli dan jual langsung dicocokkan secara berkesinambungan, call auction mengumpulkan seluruh order terlebih dahulu, lalu menetapkan satu harga pembukaan untuk setiap saham berdasarkan titik temu terbaik antara penawaran beli dan jual.

    "Karena terjadi di saat pre-opening di mana pembentukan harga di pre-opening dilakukan dengan mekanisme call auction (bukan continuous auction), dan harga setiap saham terbentuk di 1 harga," kata Jeffrey melalui keterangan tertulis di Jakarta pada Senin, 8 April 2025.

    Akibatnya, seluruh saham yang diperdagangkan di pre-opening hanya memiliki satu harga terbentuk, yang mencerminkan tekanan jual dan beli pada saat itu. 

    Dalam kondisi pasar yang mengalami tekanan ekstrem seperti hari ini, harga-harga saham langsung jatuh ke batas bawahnya (auto rejection bawah/ARB) pada saat pre-opening, sebelum perdagangan reguler sempat berjalan.

    BEI Revisi ARB dan Trading Halt

    Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi melakukan penyesuaian terhadap perubahan panduan penanganan kelangsungan perdagangan dalam kondisi darurat.  

    Hal tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Direksi Bursa Nomor Kep-00196/BEI/12-2024 perihal Perubahan Peraturan II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dan Surat Keputusan Direksi Bursa Nomor Kep-00024/BEI/03-2020 tentang Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia Dalam Kondisi Darurat.

    Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan penyesuaian ini dilakukan pada ketentuan pelaksanaan penghentian sementara perdagangan efek dan batasan persentase Auto Rejection Bawah (ARB) yang tertuang pada surat keputusan direksi tanggal 8 April 2025.

    Surat itu tertuang dalam bernomor Kep-00002/BEI/04-2025 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat dan Nomor Kep-00003/BEI/04-2025 perihal Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas.

    "Adapun kedua surat keputusan tersebut akan mulai efektif diberlakukan Selasa, 8 April 2025" ujar Kautsar dalam keterangan tertulisnya hari ini. 

    Kautsar menjelaskan, batasan persentase ARB disesuaikan menjadi 15 persen  bagi efek berupa saham pada papan utama, papan pengembangan, dan papan ekonomi baru.

    "Kemudian Exchange-Traded Fund (ETF), serta Dana Investasi Real Estat (DIRE) untuk seluruh rentang harga," jelasnya. 

    Ketentuan penghentian sementara pelaksanaan perdagangan efek akan disesuaikan jika terjadi penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam satu hari bursa yang sama. Beberpaa tindakan telah disiapkan BEI dalam hal ini. 

    Pertama, trading halt selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan hingga lebih dari 8 persen.

    Kemudian, trading halt dilakukan selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 15 persen. 

    Lalu yang ketiga, trading suspend apabila IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 20 persen dengan beberapa ketentuan seperti sampai akhir sesi perdagangan atau lebih dari satu sesi perdagangan setelah mendapat persetujuan atau perintah Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

    Kautsar menyampaikan, penyesuaian persentase ARB dilakukan untuk menjaga volatilitas pasar dan memastikan perlindungan investor. 

    Sementara itu, lanjut dia, penyesuaian ketentuan pelaksanaan penghentian sementara perdagangan efek dilakukan sebagai upaya BEI untuk memberikan ruang likuiditas yang lebih luas bagi investor dalam menentukan strategi investasi dengan mempertimbangkan informasi yang ada. 

    "Dalam penerapan kebijakan ini, BEI juga telah mempertimbangkan best practice pada bursa-bursa di dunia serta memperhatikan masukan pelaku pasar," pungkasnya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.