Logo
>

GOTO Catat Volume Tertinggi saat IHSG Ditutup Lemah 37 Poin

Ditulis oleh Hutama Prayoga
GOTO Catat Volume Tertinggi saat IHSG Ditutup Lemah 37 Poin
Ilustrasi PT GoTo Gojek Tokopedia atau GOTO. Foto: Dok GOTO

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk atau GOTO mencatatkan transaksi tertinggi di saat Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG justru ditutup melemah 37 poin atau setara 0,57 persen. Pada perdagangan terakhir, IHSG berada di posisi 6.598.

    Mengutip Stockbit, saham GOTO mencatatkan volume perdagangan tertinggi dengan 3,78 miliar lembar saham dengan nilai transaksi Rp 320,93 triliun. Di bawah GOTO ada PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dengan catatan volume perdagangan sebanyak 1,23 miliar lembar.

    PT Jantra Grupo Indonesia Tbk (KAQI) yang baru saja melakukan pencatatan saham perdana atau IPO di BEI, lalu PT Menn Teknologi Indonesia Tbk (MENN), dan PT Darma Henwa Tbk (DEWA), melengkapi daftar lima besar saham dengan volume terbesar.

    Secara keseluruhan, pergerakan IHSG Senin, 10 Maret 2025, terpantau fluktuatif di kisaran 6.568 hingga 6.642. Seiring melemahnya indeks, 368 saham berada di zona merah, 226 saham menguat, dan 210 saham mengalami stagnan. 

    Merujuk data RTI Business, volume perdagangan hari tercatat Rp18.959 miliar dan transaksi Rp9.390 triliun dengan frekuensi perdangan senilai 1,125,295.

    Dari sisi nilai transaksi, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menempati posisi teratas dengan total nilai Rp1.086,69 triliun. Disusul oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp872,94 triliun dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan Rp866,24 triliun. Diikuti PT Astra International Tbk (ASII) dengan Rp 255,58 triliun.

    Analyst Stocknow.id Abdul Haq Al Faruqy mengatakan, terdapat beberapa sentimen yang akan mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini periode 10 - 14 Maret 2025.

    Abdul memaparkan, pada periode tersebut IHSG akan bergerak menguat secara terbatas dengan menguji level resistance classic di level 6.798 dan support di 6.380. Dia melihat, penguatan Indeks dipengaruhi oleh kombinasi sentimen domestik dan global. 

    "Dari sisi eksternal, pasar akan mencermati rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) pada 12 Maret 2025" ujar dia kepada KabarBursa.com di Jakarta, sore ini.

    Abdul menjelaskan, jika inflasi AS mengalami penurunan ke level 2,9 persen year-on-year sesuai ekspektasi, hal ini bisa memperkuat spekulasi bahwa Federal Reserve akan lebih dovish dalam kebijakan suku bunganya.

    Dampaknya, lanjut dia, arus modal asing bisa kembali masuk ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, sehingga memberikan dorongan positif bagi IHSG.

    Sementara itu, dari dalam negeri, Abdul membeberkan stabilitas nilai tukar rupiah dan kebijakan Bank Indonesia dalam mempertahankan suku bunga akan menjadi faktor penentu. 

    "Jika rupiah tetap stabil terhadap dolar AS, maka investor domestik dan asing akan lebih percaya diri dalam berinvestasi di pasar saham Indonesia," katanya. 

    Selain itu, menurut dia, rilis data ekonomi seperti neraca perdagangan dan pertumbuhan kredit juga dapat memberikan gambaran lebih lanjut mengenai prospek ekonomi nasional.

    GOTO Terjerembat, Turun Satu Poin

    Meskipun volume perdagangan tercatat tinggi, namun pergerakan saham GOTO justru sedang tidak baik. Pada perdagangan terakhir, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) ditutup pada harga Rp85, atau mengalami penurunan sebesar Rp1 atau 1,16 persen. 

    Selama sesi tersebut, saham GOTO bergerak dalam rentang harga Rp83 hingga Rp87 , dengan volume transaksi mencapai 37,77 juta lot dan nilai transaksi sebesar 320,9 miliar IDR.

    Secara teknikal, indikator menunjukkan sinyal beli yang kuat untuk saham GOTO. Analisis moving average dan indikator teknikal lainnya memberikan rekomendasi beli, mencerminkan sentimen positif di kalangan investor. 

    Sementara, dalam sepekan terakhir, saham GOTO mengalami kenaikan sebesar 13,33 persen, dan dalam sebulan terakhir naik 3,66 persen. Namun, jika dilihat dalam setahun terakhir, saham ini telah meningkat sebesar 20,00 persen. 

    Meskipun demikian, aksi buyback sebanyak 2,07 miliar saham yang dilakukan oleh perusahaan sepanjang Februari 2025 belum mampu mendorong kenaikan harga saham GOTO secara signifikan. 

    Secara fundamental, saham GOTO menunjukkan volatilitas yang cukup tinggi. Hasil peramalan menggunakan model GARCH memperkirakan harga saham GOTO akan mengalami kenaikan signifikan hingga April 2025, dengan estimasi harga tertinggi mencapai Rp119,81 per lembar saham. 

    Secara keseluruhan, meskipun saham GOTO menunjukkan tren positif dalam jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berhati-hati dan mempertimbangkan faktor volatilitas serta kondisi fundamental perusahaan sebelum mengambil keputusan investasi.

    Aksi Buyback yang Melempem

    Sementara itu, aksi buyback saham dalam jumlah besar sepanjang Februari 2025 rupanya tidak mampu mendongkrak performa GOTO. Sebanyak 2,07 miliar saham dibeli kembali oleh perusahaan, sehingga total saham treasuri yang dimiliki GOTO kini mencapai 1,95 persen dari total saham beredar, atau sekitar 23,18 miliar lembar saham. 

    Langkah ini biasanya bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan investor dan mendukung harga saham di pasar. Namun, alih-alih mengalami kenaikan, harga saham GOTO justru mengalami penurunan signifikan.

    Pada awal Februari 2025, saham GOTO masih bertengger di level Rp81 per lembar. Namun, hingga akhir bulan, harga sahamnya merosot 7,41 persen ke level Rp75 per lembar. 

    Bahkan, jika melihat rata-rata harga penutupan selama Februari, saham GOTO berada di level Rp80,65 per lembar. Dengan asumsi harga ini, total dana yang telah dikeluarkan oleh GOTO untuk aksi buyback tersebut diperkirakan mencapai Rp162,72 miliar.

    Meski demikian, aksi korporasi ini tampaknya belum mampu memberikan sentimen positif yang cukup kuat bagi investor. Tekanan jual masih mendominasi perdagangan saham GOTO, membuat harga saham terus bergerak dalam tren menurun.

    Di sisi kepemilikan saham, pemegang saham terbesar GOTO pada Februari 2025 masih didominasi oleh SVF GT Subco (Singapore) dengan kepemilikan sebesar 7,648 persen, disusul oleh TaoBao China Holding Limited yang menguasai 7,432 persen saham. 

    Dengan adanya buyback ini, kepemilikan saham treasuri bertambah, tetapi tidak cukup untuk mengimbangi tekanan jual dari investor di pasar.

    Kondisi ini mencerminkan tantangan yang dihadapi emiten teknologi dalam menjaga stabilitas harga saham di tengah dinamika pasar. Meskipun buyback sering kali menjadi strategi untuk menstabilkan harga saham, investor tampaknya masih menunggu faktor lain yang lebih fundamental, seperti kinerja keuangan yang lebih solid atau prospek pertumbuhan bisnis yang lebih jelas, sebelum kembali meningkatkan minat terhadap saham GOTO.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.