KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 68,02 poin atau 0,89 persen ke posisi 7.549,89 pada perdagangan Rabu, 30 Juli 2025. Sepanjang hari, indeks bergerak di kisaran 7.528,13 hingga level tertingginya di 7.667,56, setelah dibuka pada 7.642,25.
Total volume transaksi di seluruh pasar mencapai 292,56 juta lot dengan nilai transaksi sebesar Rp14,40 triliun dalam 1,82 juta kali transaksi. Di pasar reguler, tercatat volume sebanyak 280,66 juta lot dengan nilai Rp13,62 triliun.
Investor asing mencatatkan penjualan bersih senilai Rp449 miliar di pasar reguler. Nilai beli asing tercatat Rp3,27 triliun, sedangkan nilai jualnya mencapai Rp3,72 triliun. Pangsa transaksi investor domestik mendominasi sebesar 72,87 persen, sedangkan asing sebesar 27,13 persen.
Di tengah penjualan asing ini sejumlah saham mengalami kenaikan harga atau masuk peringkat lima besar top gainers. Saham-saham yang mengalami kenaikan signifikan, antara lain PT Sunson Textile Manufacture Tbk (SSTM) naik 34,97 persen ke harga Rp220, PT Era Mandiri Cemerlang Tbk dari sektor perikanan dengan kode saham IKAN yang naik 34,92 persen ke harga Rp85.
PT Indo American Seafoods Tbk dari sektor perikanan dengan kode saham ISEA yang naik 34,85 persen ke harga Rp89, PT Saraswanti Indoland Development Tbk dari sektor properti dengan kode saham SWID yang naik 34,57 persen ke harga Rp109 dan PT Jasnita Telekomindo Tbk dari sektor teknologi dengan kode saham JAST yang naik 34,38 persen ke harga Rp86.
Sementara itu, saham-saham yang mencatatkan penurunan terdalam adalah PT Vastland Indonesia Tbk dari sektor properti dengan kode saham VAST yang turun 14,96 persen ke harga Rp199, PT Sinar Mas Multiartha Tbk dari sektor keuangan dengan kode saham SMMA yang turun 12,77 persen ke harga Rp16.400.
Kemudian PT Sunindo Pratama Tbk dari sektor energi dengan kode saham SUNI yang turun 11,35 persen ke harga Rp820, PT Buana Finance Tbk dari sektor pembiayaan dengan kode saham BBLD yang turun 9,57 persen ke harga Rp945, dan PT Makmur Berkah Amanda Tbk dari sektor konsumsi siklikal dengan kode saham AMAN yang turun 8,87 persen ke harga Rp113.
Dari sisi sektoral, sektor teknologi memimpin penguatan dengan kenaikan 2,12 persen, diikuti sektor industri yang menguat 1,53 persen dan sektor non-siklikal yang naik 0,94 persen. Sektor kesehatan mencatat kenaikan 0,35 persen dan sektor transportasi naik 0,29 persen.
Sebaliknya, sektor infrastruktur menjadi pemberat utama dengan pelemahan 3,21 persen, diikuti sektor keuangan yang turun 2,13 persen, sektor energi turun 0,76 persen, sektor industri dasar melemah 0,84 persen, dan sektor properti turun tipis 0,11 persen.
Tekanan jual asing dan aksi ambil untung menjadi faktor utama penurunan IHSG hari ini, setelah dua hari sebelumnya mengalami penguatan. Pelaku pasar juga cenderung wait and see menjelang rilis data inflasi Juli dan sikap The Fed pada FOMC mendatang.
Sementara itu, Equity Anarlyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi mengatakan pekan ini ada potensi kenaikan IHSG. "Pergerakan IHSG dari 10 Juli 2025, ketika terjadi breakout minor CnH, hingga kini IHSG masih terus konsisten bergerak di atas MA5 yang menunjukkan kuatnya akselerasi," kata Imam Senin, 28 Juli 2025.
Jika melihat secara teknikal analisis, ada potensi IHSG akan bergerak bullish karena konsisten bergerak di atas MA5, namun terbatas dengan rentang support di 7400 dan resistance 7700. Hal ini ditengarai oleh adanya kemungkinan pembelian yang telah jenuh.(*)