KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada akhir perdagangan hari ini, Rabu, 5 Februari 2025. IHSG turun sebesar 49,23 poin atau setara dengan penurunan sebesar 0.7 persen, mengakhiri sesi perdagangan di level 7.024,23.
Sepanjang hari, IHSG bergerak di kisaran 7.070 hingga 7.010, mencatatkan penurunan intraday yang signifikan. Volume transaksi pada pasar saham tercatat mencapai 263,94 juta lot, dengan total nilai transaksi mencapai Rp10,95 triliun, sementara frekuensi perdagangan mencapai 1,26 juta kali.
Dari sisi lot, pasar reguler mencatatkan volume transaksi sebesar 251 juta lot dengan frekuensi 1 juta kali.
Dalam penutupan perdagangan hari ini, sejumlah saham tercatat mengalami lonjakan harga yang signifikan dan berhasil masuk dalam daftar top gainers. Salah satu saham yang mencatatkan kenaikan tertinggi adalah Sona Topas Tourism Industry Tbk dengan kode saham SONA, yang menguat sebesar 940 poin atau sekitar 24,93 persen, dan ditutup pada harga 4.710.
Selain itu, saham Safe Steady Safe Tbk dengan kode saham SAFE juga mencatatkan kinerja impresif, naik sebesar 60 poin atau 24,79 persen, berakhir di harga 302. Saham Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk atau dalam kode saham OBAT juga menunjukkan kenaikan yang signifikan, naik 94 poin atau 24,74 persen, ditutup pada harga 474.
Tidak ketinggalan, saham Artha Mahiya Investama Tbk atau dalam kode saham AlMS turut mencatatkan kenaikan 74 poin atau 24,67 persen, dengan harga penutupan di 374. Sementara itu, saham Suryamas Dutamakmur Tbk atau dalam kode saham SMDM juga mengalami lonjakan, naik sebesar 225 poin atau 24,59 persen, dan berakhir di harga 1.140.
Selain saham top gainers, sejumlah saham mengalami penurunan dan masuk terkoreksi dan anjlok cukup signifikan.
Saham Lion Metal Works Tbk dengan kode saham LION mengalami penurunan 105 poin atau sekitar 16,03 persen, ditutup pada harga 550.
Saham Bank Oke Indonesia Tbk dengan kode saham DNAR juga mengalami penurunan sebesar 21 poin atau 15 persen, berakhir pada harga 119. Saham Golden Flower Tbk dengan kode saham POLU mengalami penurunan yang cukup dalam, turun 340 poin atau 14,47 persen, dan ditutup pada harga 2.010.
Selain itu, saham UMA Hotel Sahid Jaya International Tbk. dengan kode saham SHID terkoreksi sebesar 175 poin atau 13,06 persen, berakhir di harga 1.165. Saham Puri Global Sukses Tbk. dengan kode saham PURI juga mencatatkan penurunan 42 poin atau 11,05 persen, ditutup pada harga 338.
Koreksi harga yang terjadi pada saham-saham tersebut menunjukkan adanya tekanan jual yang cukup besar pada beberapa sektor, yang kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi pasar yang fluktuatif.
Lingkungan Investasi Menarik
Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata, menanggapi perihal melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG beberapa pekan terakhir karena sentimen global terutama kebijakan perdagangan serta tarif yang ditetapkan Amerika Serikat.
Ia memberikan beberapa saran kepada pemerintah Indonesia untuk menjaga stabilitas IHSG. Meski berdampak, namun tidak terlalu signifikan.
“Pemerintah harus bisa menciptakan lingkungan yang menarik bagi investasi asing, baik di pasar saham maupun sektor riil, sembari menjaga defisit anggaran agar tidak terlalu besar,” ujar Liza kepada kabarbursa.com melalui telepon di Jakarta pada Selasa, 4 Januari 2025.
Liza mengungkapkan bahwa kebijakan Presiden Donald Trump yang baru-baru ini memutuskan untuk menetapkan tarif tambahan sebesar 25 persen kepada Kanada dan Meksiko, serta tambahan 10 persen untuk China, berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap pasar saham, terutama di negara berkembang seperti Indonesia.
Menurutnya, keputusan tersebut dapat menyebabkan ketegangan lebih lanjut dalam hubungan perdagangan internasional, yang mengarah pada pengetatan kebijakan moneter.
Kenaikan suku bunga di Amerika Serikat dapat menyebabkan aliran investasi asing keluar dari pasar saham Indonesia, yang pada gilirannya memengaruhi IHSG.
Liza menekankan bahwa pemerintah Indonesia perlu melakukan beberapa langkah untuk mengurangi dampak tersebut.
Salah satunya adalah dengan meningkatkan daya tarik investasi asing melalui pemberian stimulus yang menarik, seperti yang dilakukan oleh Vietnam dengan kebijakan tax holiday yang berhasil menarik banyak investor asing.
Selain itu, pemerintah juga perlu fokus pada penguatan ekspor, dengan memberikan kebijakan yang mempermudah sektor pertanian, seperti pengaturan harga yang lebih fleksibel, yang bisa meningkatkan produksi dan daya saing produk Indonesia di pasar global.
Di sisi lain, Liza juga menyarankan agar pemerintah terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mendukung penerapan kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang dapat menahan aliran devisa di dalam negeri. Hal ini penting untuk menstabilkan rupiah yang saat ini mengalami tekanan akibat pengaruh kebijakan luar negeri, terutama dari Amerika Serikat.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan IHSG dapat tetap terjaga di tengah ketidakpastian global, dan Indonesia dapat meminimalkan dampak dari fluktuasi pasar internasional yang dipicu oleh kebijakan ekonomi Amerika Serikat.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.