KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Jakarta mengalami penurunan tipis sebesar 1,42 poin (-0,18 persen) ke level 7.787,57, sementara LQ45 naik tipis 0,37 poin (0,04 persen) ke 954,76. Volume perdagangan mencapai 32,15 miliar saham dengan nilai transaksi Rp14,53 triliun, termasuk Rp3,45 triliun di pasar negosiasi. Dari keseluruhan saham yang diperdagangkan, 243 saham naik, 323 turun, dan 228 saham stagnan.
Sektor transportasi memimpin penguatan dengan kenaikan 1,21 persen, sementara sektor properti menjadi yang terlemah, turun 0,95 persen.
Beberapa saham yang menjadi top gainers pada hari ini meliputi AGRS, BIPI, SONA, MFIN, HOMI, MTFN, dan AKSI. Sementara itu, saham yang paling banyak diperdagangkan antara lain BBRI, PSAB, BUMI, AWAN, SATU, BRMS, dan ENRG.
Penurunan IHSG ini terjadi di tengah penantian investor terhadap pengumuman kebijakan ekonomi dari Presiden terpilih Prabowo Subianto. Pertemuan Prabowo dengan tim ekonominya diharapkan dapat memberikan gambaran tentang arah kebijakan ekonomi Indonesia ke depan. Ketidakpastian ini membuat para investor berhati-hati dalam mengambil posisi di pasar saham.
Di sisi lain, Bank Dunia telah meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2024 menjadi 5 persen, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,9 persen. Proyeksi pertumbuhan untuk tahun 2025 juga mengalami peningkatan menjadi 5,1 persen, dari estimasi awal sebesar 4,9 persen. Hal ini memberikan optimisme bagi prospek ekonomi Indonesia meskipun pasar saham sedang mengalami tekanan.
Rupiah Ikut Melemah
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS (IDR/USD) melemah 60 poin ke level 15.620, sementara kurs spot naik 5 poin ke 15.615. Penguatan Dolar AS ini didorong oleh ketidakpastian terkait suku bunga AS dan pemilu presiden yang akan datang, sehingga mendorong permintaan terhadap aset safe haven.
Di pasar global, indeks saham Asia-Pasifik bergerak bervariasi, sementara pasar saham Eropa mengalami penurunan karena investor fokus pada laporan kinerja perusahaan dan imbal hasil obligasi AS. Sementara itu, harga minyak mentah mengalami penurunan setelah data menunjukkan peningkatan cadangan minyak mentah AS lebih besar dari perkiraan. Harga emas terus naik, mencapai rekor tertinggi karena meningkatnya permintaan aset safe haven di tengah ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Di tengah berbagai dinamika ini, pasar saham global dan komoditas tetap berfluktuasi, dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi global dan kebijakan moneter di berbagai negara.
Bursa Asia Menguat Terbatas, Emas dan Dolar AS Naik
Di bursa Asia, pergerakan saham relatif bervariasi pada hari Rabu. Investor cenderung berhati-hati menjelang pemilihan umum di Amerika Serikat yang diprediksi berlangsung ketat. Selain itu, ekspektasi seputar kebijakan Federal Reserve (The Fed) terkait pemangkasan suku bunga turut membebani sentimen pasar.
Saham-saham China dan Hong Kong berhasil mencatatkan kenaikan setelah adanya janji pemerintah untuk memberikan stimulus bagi perekonomian. Namun, ketidakpastian terkait waktu dan cakupan dari langkah-langkah tersebut masih menjadi perhatian utama.
Nikkei di Tokyo justru mengalami penurunan menjelang pemilu Jepang yang akan digelar akhir pekan ini. Indeks MSCI saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,3 persen.
Menurut kepala penelitian di K2 Asset Management George Boubouras, kekuatan ekonomi AS dan belanja fiskal yang berkelanjutan menunjukkan bahwa siklus pelonggaran oleh The Fed kemungkinan akan lebih dangkal dari yang diantisipasi sebelumnya. Ia juga menambahkan bahwa pasar telah memperhitungkan terlalu banyak pelonggaran, yang saat ini menekan nilai dolar AS.
Namun, prospek kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden diperkirakan dapat mendukung penguatan dolar dalam beberapa waktu ke depan.
Berikut ini kinerja Bursa Asia:
- Nikkei225 (Jepang) turun -0,80 persen ke 38.104
- Topix (Jepang) turun -0,55 persen ke 2.636
- Shanghai Composite (China) naik 0,52 persen ke 3.302
- Shenzhen Component (China) naik +0,16 persen ke 10.576
- CSI300 (China) naik +0,39 persen ke 3.973
- Hang Seng (Hong Kong) naik 1,27 persen ke 20.760
- Kospi (Korsel) naik 1,13 persen ke 2.599
- Taiex (Taiwan) turun 0,85 persen ke 23.334
- S&P/ASX200 (Australia) naik 0,13 persen ke 8.216
Sementara, harga minyak mentah mengalami penurunan pada perdagangan sore ini. Data industri menunjukkan adanya lonjakan persediaan minyak mentah di Amerika Serikat yang lebih tinggi dari perkiraan. Meski demikian, penurunan harga minyak terbatas seiring pasar memantau ketegangan diplomatik di Timur Tengah.
Minyak Brent turun 0,7 persen menjadi USD75,54 per barel, sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 0,7 persen menjadi USD71,24 per barel.
Secara keseluruhan, pergerakan bursa global mencerminkan kehati-hatian investor menghadapi berbagai ketidakpastian, baik dari sisi politik maupun kebijakan moneter. Pasar juga terus memantau perkembangan inflasi dan langkah-langkah dari bank sentral dunia, termasuk potensi dampak dari pemilihan presiden AS yang semakin mendekat.(*)
Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia
dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu.
Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional.
Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.