Logo
>

IHSG Ditutup Menguat, Dekati Level 7.000

Adapun volume perdagangan hari ini mencapai 24,425 miliar lembar saham hingga nilai transaksi sebesar Rp15.611 triliun.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Ditutup Menguat, Dekati Level 7.000
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat mendekati level penting 7.000. (Gambar dibuat oleh AI untuk KabarBursa.com)

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,41 persen atau naik sebesar 28 poin ke level 6.926, mendekati level penting yaitu 7.000, pada perdagangan Rabu, 7 Mei 2025.

Mengutip RTI Business, sepanjang hari ini IHSG bergerak konsisten di zona hijau di rentang 6.909 hingga 6.970. Menguatnya indeks tidak lepas dari 314 saham yang mengalami kenaikan. 

Adapun volume perdagangan hari ini mencapai 24,425 miliar lembar saham hingga nilai transaksi sebesar Rp15.611 triliun. 

Sementara itu mengutip Stockbit, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) menjadi pemimpin dalam kategori top value usai mencatatkan transaksi senilai Rp1.67 triliun. 

Saham-saham perbankan besar juga menonjol dalam daftar top value hari ini, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan transaksi Rp697,66 miliar, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp501,63 miliar, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp466,21 miliar. 

Dalam kategori top volume, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mendominasi dengan volume perdagangan sebesar 2,03 miliar saham.

Disusul oleh PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) sebesar  818,35 juta saham dan PT BUMI Resources Tbk (BUMI) yang juga menunjukkan volume tinggi dengan 687,61 juta saham. 

Dari sektoral, basic industry (Basic-Ind) mencatatkan kinerja terbaik dengan kenaikan sebesar +2,18 persen, diikuti oleh sektor teknologi (+1,16 perse ) dan cyclical (+0,87 persen).

Sementara itu, sektor infrastruktur dan industri mengalami tekanan dengan masing-masing turun sebesar -0,66 persen dan -0,68 persen. Sektor lain seperti Energi (+0,98 persen), properti (+0,80 persen), dan keuangan (+0,18 persen) turut mencatatkan performa positif. 

Peluang Menguat Semakin Tinggi 

IHSG diproyeksikan berpotensi  menembus ke level 7000-an pada kuartal II 2025. Seiring potensi penguatan ini, sejumlah saham dinilai patut dicermati para investor. 

VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi, memperkirakan skenario IHSG di kuartal II 2025 berada ei level optimis 6.950 – 7.050, moderat 6.700 – 6.800 hingga 6.100 – 6.200.

"Target tersebut cenderung alami kenaikan seiring dengan beberapa sentimen positif di pasar," ujar Audi kepada KabarBursa.com dikutip, Senin, 5 Mei 2025.

Menurut ia, terdapat sejumlah sentimen yang bakal mempengaruhi pasar di kuartal II 2025. Salah satunya penguatan nilai mata uang rupiah terhadap USD.

"Cenderung berdampak positif pada sektor konsumsi, retail, properti seiring dengan normalisasi biaya impor," jelasnya. 

Selain itu, Audi juga memprediksi Bank Indonesia berpotensi memangkas suku bunga acuan atau BI rate. Menurutnya, kondisi ini bisa berefek positif terhadap beberapa emiten di sektor keuangan dan properti seiring dengan penurunan cost of fund dan mendorong demand. 

Sentimen terakhir ialah perbaikan kinerja pada kuartal I 2025. Kata Audi, catatan positif ini berdampak pada emiten yang mencatatkan pertumbuhan resilien, khususnya blue chip seperti perbankan dan barang baku.

Tantangan Pertemuan The Fed

IHSG masih tampak kokoh menjelang pertemuan Federal Reserve (The Fed) yang dimulai pada Rabu-Kamis, 6–7 Mei 2025.

Founder Stocknow.id, Hendra Wardana, mengatakan saat ini pasar keuangan global tengah mencermati pertemuan kebijakan The Fed. Sebab, ini merupakan pertemuan pertama sejak Presiden Amerika Serikat (ASL Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif timbal-balik (reciprocal tariffs) yang kontroversial. 

Menurutnya, pelaku pasar mulai mengantisipasi adanya pelonggaran kebijakan moneter pada paruh kedua 2025, terutama jika inflasi mulai mereda.  Hal inilah yang menjadi penopang penguatan IHSG. 

"Ekspektasi bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya pada paruh kedua tahun ini juga turut mendorong sentimen positif di pasar domestik," ujar dia dalam risetnya kepada KabarBursa.com, Selasa, 6 Mei 2025.

Secara keseluruhan IHSG telah menguat hampir 3,5 persen dalam sepekan terakhir dari posisi 6.662. Hendra menilai kinerja solid indeks mencerminkan fokus pelaku pasar terhadap prospek ke depan (forward-looking), bukan semata pada data historis.

"Katalis positif menguatnya nilai tukar rupiah, serta musim pembagian dividen menjadi faktor penopang utama," ujarnya. 

Namun, ia melihat IHSG secara teknikal telah mendekati area rawan aksi ambil untung, mengingat indikator RSI yang memasuki zona jenuh beli. 

"Resistance kuat berada di kisaran 6.900–7.000, dengan level psikologis 7.000 menjadi ujian penting yang hanya bisa ditembus jika didukung oleh aliran dana asing dan keberlanjutan penguatan rupiah," jelasnya. 

Meski demikian, kata dia, arus dana asing masih terpantau belum sepenuhnya meyakinkan, tercermin dari lemahnya sektor perbankan yang selama ini menjadi pendorong utama saat pasar dalam tren bullish.

Hendra melihat sektor perbankan tertekan oleh tingginya suku bunga acuan, penurunan margin bunga bersih (NIM), serta pemulihan kredit yang belum merata.

Dalam konteks ini, ia merekomendasikan sejumlah saham yang layak dicermati sebagai motor penggerak IHSG. Seperti  RAJA (Buy, TP Rp2.360) yang mendapatkan sentimen positif dari ekspansi LNG dan energi bersih, 

Kemudian ada BRMS (Buy, TP Rp420) dan PSAB (Buy, TP Rp330) yang terdorong oleh lonjakan harga emas dunia. Serta UNVR (Buy, TP Rp2.040) yang menarik dari sisi karakter defensifnya di tengah ketidakpastian ekonomi.

"Fokus pada saham berfundamental kuat, serta pemantauan ketat terhadap arah kebijakan fiskal, moneter, dan politik domestik, maka peluang IHSG menembus dan bertahan di atas 7.000 bukan sekadar kemungkinan, melainkan keniscayaan apabila didukung oleh katalis makro yang tepat," katanya.(*

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Hutama Prayoga

Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.