KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil naik 0,37 persen atau 28,12 poin menjadi 7.532,25 pada penutupan perdagangan sesi pertama di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 8 Oktober 2024. Meski menguat, hanya sektor keuangan yang mencatat kenaikan, melonjak 0,87 persen.
Sementara itu, sektor-sektor lainnya justru tertekan. Sektor barang baku turun tajam 1,59 persen, diikuti sektor energi yang melemah 1,19 persen. Sektor transportasi dan logistik jatuh 0,85 persen, sektor kesehatan turun 0,67 persen, dan sektor perindustrian melemah 0,59 persen.
Sektor barang konsumsi primer turun 0,31 persen, infrastruktur tergerus 0,24 persen, dan properti serta real estat melemah 0,21 persen. Sektor teknologi mengalami penurunan 0,14 persen, sementara sektor barang konsumsi nonprimer turun tipis 0,06 persen.
Namun, meskipun mayoritas sektor mengalami penurunan, terdapat 11 saham yang melonjak hingga dua digit pada sesi pertama. Saham-saham tersebut antara lain: PT Langgeng Makmur Industri Tbk (LMPI) naik 34,41 persen, PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK) melonjak 33,33 persen, dan PT Carsurin Tbk (CRSN) yang naik 17,82 persen.
Di jajaran saham unggulan LQ45, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mencatat kenaikan tertinggi sebesar 5,15 persen, diikuti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang naik 3,64 persen, serta PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang masing-masing menguat 2,28 persen dan 2,17 persen.
Sementara itu, saham-saham yang menjadi top losers dalam LQ45 antara lain PT Harum Energy Tbk (HRUM) yang turun 3,89 persen, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melemah 3,86 persen, dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) turun 3,32 persen.
Volume transaksi pada perdagangan kali ini mencapai 13,51 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 7,09 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 323 saham melemah, 209 saham menguat, dan 247 saham stagnan.
Meski IHSG mencatat penguatan hari ini, secara mingguan indeks masih turun 1,44 persen. Namun, sejak awal tahun, IHSG tercatat menguat sebesar 3,57 persen.
Dibuka Menguat
IHSG sebelumnya dibuka melemah di awal perdagangan hari ini. Berbeda dengan bursa saham China yang justru melesat usai libur panjang sepekan. Pada pukul 9.05 WIB tadi, IHSG turun 0,65 persen ke level 7.455. Hampir seluruh indeks sektoral turut melemah seiring dengan IHSG, hanya sektor teknologi yang menguat 0,51 persen di awal perdagangan.
Sektor kesehatan mengalami penurunan terbesar dengan melemah 1,15 persen. Sektor keuangan turun 0,64 persen, diikuti oleh sektor barang baku yang terpangkas 0,69 persen. Sektor barang konsumsi nonprimer melemah 0,59 persen, sementara sektor transportasi dan logistik turun 0,55 persen. Sektor energi juga terkoreksi 0,54 persen.
Selain itu, sektor perindustrian turun 0,55 persen, sektor barang konsumsi primer melemah 0,47 persen, sektor infrastruktur turun 0,28 persen, dan sektor properti serta real estat melemah 0,17 persen.
Peluang Cuan di Tengah Melemahnya IHSG
Setelah IHSG melemah di awal perdagangan dan hanya sektor teknologi yang mencatat kenaikan, beberapa saham justru memberikan harapan bagi investor di tengah tren negatif pasar. Salah satunya adalah saham PT Panin Financial Tbk (PNLF), yang menjadi penopang IHSG pada Selasa pagi, 8 Oktober 2024. Saat IHSG terkoreksi, PNLF berhasil mencatatkan kenaikan signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers.
Investor analyst Rita Efendy, menyampaikan pada perdagangan hari ini, saham PNLF mengalami pergerakan yang cukup menarik, dengan adanya rekomendasi target harga (TP) dan stop loss (SL) yang mencerminkan potensi arah pergerakan harga dalam waktu dekat.
Target Price (TP) di level 470 dan 485, merupakan target harga yang dianjurkan berdasarkan potensi teknikal saham PNLF saat ini. Jika harga saham berhasil menembus level 470, ada peluang kuat bahwa saham akan bergerak menuju target berikutnya di 485. Kenaikan ini dapat dipicu oleh volume pembelian yang besar atau sentimen positif terkait kinerja perusahaan.
Stop Loss (SL) di level 440 dan 430, merupakan level stop loss yang disarankan untuk membatasi risiko bagi investor. Jika harga saham turun di bawah level ini, maka disarankan untuk menjual saham guna menghindari potensi kerugian lebih lanjut. Level stop loss ini berfungsi sebagai proteksi terhadap pergerakan harga yang tidak diinginkan.
Sentimen Pasar dan Fundamental
PNLF merupakan emiten yang bergerak di bidang asuransi dan jasa keuangan. Kinerja fundamental perusahaan secara umum cukup stabil, namun pergerakan harga saham seringkali dipengaruhi oleh sentimen pasar terkait sektor keuangan, serta potensi pertumbuhan pendapatan dari lini bisnis asuransi jiwa dan investasi keuangan.
Analisis teknikal juga menunjukkan bahwa saham PNLF saat ini berada dalam tren konsolidasi dengan potensi breakout ke level yang lebih tinggi jika ada dorongan sentimen positif atau peningkatan volume perdagangan. Tingkat volume perdagangan pada hari ini cukup signifikan, yang menunjukkan adanya minat beli dari investor. Hal ini dapat memberikan momentum tambahan bagi saham PNLF untuk mencapai target harga yang lebih tinggi.
Rekomendasi Investasi
Bagi trader jangka pendek, mempertimbangkan target harga 470 dan 485 dapat menjadi peluang untuk meraih keuntungan. Namun, disiplin dalam mengikuti level stop loss di 440 dan 430 sangat penting untuk menghindari kerugian besar jika pasar bergerak berlawanan dengan ekspektasi.
PNLF dapat menjadi pilihan menarik dengan fundamental perusahaan yang solid, terutama jika harga bergerak stabil di atas level 470. Prospek perusahaan di sektor asuransi dan jasa keuangan berpotensi memberikan keuntungan yang stabil bagi para investor.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.