Logo
>

IHSG Hari Ini Ditutup Melemah di Level 7.219

Ditulis oleh KabarBursa.com
IHSG Hari Ini Ditutup Melemah di Level 7.219

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG hari ini Kamis (11/1/2024) mengalami koreksi setelah sebelumnya bertahan di zona penguatan. IHSG ditutup turun 0,1 persen ke posisi 7.219,9. Meski berakhir di zona merah, IHSG masih bertahan di level psikologis 7.200.

    Transaksi IHSG mencapai sekitar Rp 9 triliun dengan 23 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Terdapat 249 saham yang mengalami apresiasi, 267 saham mengalami depresiasi, dan 252 saham stagnan.

    Secara sektoral, sektor konsumer primer menjadi pemberat IHSG dengan penurunan 0,75 persen. Namun, sektor transportasi dan keuangan mampu menahan koreksi IHSG masing-masing sebesar 1,29 persen dan 0,91 persen.

    Beberapa saham turut membebani IHSG pada hari tersebut. Berikut adalah saham-saham yang menjadi penyumbang tekanan (laggard) IHSG:

    • Saham BREN, turun -11,01 persen
    • Saham TPIA, turun -7,25 persen
    • Saham BRPT, turun -4,93 persen
    • Saham AMRT, turun -1,45 persen
    • Saham CPIN, turun -2,31 persen
    • Saham ICBP, turun -1,98 persen

    Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) kembali menjadi saham yang memberikan tekanan terbesar pada IHSG, mencapai 24,3 indeks poin. Selain itu, saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) juga memberikan tekanan masing-masing 9,2 indeks poin dan 3,6 indeks poin, menjadikannya tiga saham dari Prajogo Pangestu sebagai penyumbang tekanan terbesar pada IHSG.

    IHSG sempat bertahan di zona penguatan sepanjang hari, namun mengalami perubahan arah ke zona merah saat pre-closing. Meski begitu, koreksi IHSG di akhir perdagangan masih relatif tipis.

    IHSG yang sebelumnya menguat mengikuti pergerakan positif bursa saham global, khususnya jelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) periode Desember 2023.

    Data inflasi konsumen (Consumer Price Index/CPI) AS Desember 2023 diproyeksikan akan menunjukkan peningkatan tipis, sebesar 3,2 persen year-on-year (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan November 2023 yang tumbuh sebesar 3,1 persen yoy. Inflasi inti AS diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,8 persen yoy, mengalami perlambatan dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

    Namun, potensi kenaikan harga minyak mentah akibat konflik di Timur Tengah dan memanasnya Laut Merah dapat membawa dampak negatif terhadap inflasi AS. Kondisi ini perlu diwaspadai, karena ketidakpastian harga yang tiba-tiba dapat berdampak lebih buruk daripada harga yang tinggi.

    Penting untuk dicatat bahwa performa klaim pengangguran mingguan AS untuk pekan yang berakhir pada 6 Januari 2024 juga akan mempengaruhi pasar. Diproyeksikan klaim pengangguran akan meningkat menjadi 210.000, yang, meskipun dapat memberikan dampak negatif pada pasar tenaga kerja, diharapkan dapat mendukung kondisi pasar tenaga kerja AS secara keseluruhan dan meredakan tekanan inflasi. Data ini juga dapat memengaruhi kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) ke depannya.

    {

    "width": "100 persen",

    "height": "480",

    "symbol": "IDX:COMPOSITE",

    "interval": "D",

    "timezone": "Asia/Jakarta",

    "theme": "light",

    "style": "1",

    "locale": "en",

    "enable_publishing": false,

    "hide_top_toolbar": true,

    "save_image": false,

    "hide_volume": true,

    "support_host": "https://www.tradingview.com"

    }

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi