Logo
>

IHSG Hari ini Melemah, Ada Saham Melonjak 23 Persen

IHSG dibuka turun ke 6.950 dengan tekanan asing, sektor teknologi menguat tipis, dan saham AGAR mencuat paling tinggi hingga 23,85 persen hari ini.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Hari ini Melemah, Ada Saham Melonjak 23 Persen
Logo Bursa Efek Indonesia (BEI) di main hall, Jakarta, Senin, 2 Juni 2025. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah setelah melemah 0,25 persen atau turun 17 poin ke level 6.950 pada perdagangan hari ini Jumat, 20 Juni 2025.

Mengutip RTI Business, volume perdagangan pagi ini tercatat 330,903 juta lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp259,301 miliar. Adapun sebanyak 123 saham menguat, 168 saham menurun, dan 237 saham stagnan.

Sementara itu merujuk data Stockbit, saham PT Asia Sejahtera Mina Tbk (AGAR) berada di puncak daftar top gainer usai mencuri perhatian dengan lonjakan harga sebesar 23,85 persenke level Rp270. 

Disusul PT Master Print Tbk (PTMR) yang menguat 19,55 persen ke posisi Rp214. Kenaikan juga terjadi pada saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) yang naik 9,01 persen ke Rp121, kemudian PT Krida Jaringan Nusantara Tbk (KJEN) dan PT Nusantara Almazia Tbk (NZIA) masing-masing menguat sekitar 8 persen.

Pindah ke top loser, PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) berada di urutan pertama setelah harganya menurun drastis sebesar 15 persen ke Rp1.700. 

Saham PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT) juga mengalami koreksi tajam sebesar 14,93 persen ke Rp376, diikuti oleh PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) yang turun 14,53 persen ke Rp147. 

Dua saham lainnya yang juga melemah cukup dalam adalah PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) yang turun 11,11 persen ke Rp72, serta PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) yang terkoreksi 8,45 persen ke Rp65.

Dari sisi sektoral, hanya sektor Teknologi (+0,28 persen) dan Transportasi (+0,19 persen) yang berada di zona hijau. Sebaliknya, sektor Barang Baku memimpin penurunan dengan -0,71 persen, disusul sektor Siklikal (-0,56 persen), Energi (-0,43 persen), dan Keuangan (-0,41 persen). 

IHSG Masih Dibayang Koreksi, Saham di Sektor ini Perlu Dihindari

Analis pasar modal dan Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengimbau para investor tetap perlu selektif di tengah tekanan terhadap IHSG hari ini. 

Ia berpendapat ada beberapa sektor yang perlu dihindari. Misal, sektor transportasi udara dan logistik karena rentan terhadap lonjakan harga minyak serta gangguan rantai pasok akibat geopolitik. 

"Sektor properti mewah dan konstruksi besar juga sensitif terhadap pelemahan rupiah dan tekanan fiskal," kata dia. 

Selain itu, ia berpendapat saham-saham big cap perbankan juga bisa mengalami tekanan sementara akibat sentimen negatif terhadap rupiah dan ekspektasi yield. 

Sebaliknya, Hendra memandang sektor energi dan komoditas seperti ANTM (target 3.660), ESSA (trading buy, target 780), dan BRPT (target 1.630) tetap potensial, terutama karena naiknya ekspektasi terhadap harga emas, nikel, dan amonia sebagai dampak dari potensi krisis energi. 

"Saham defensiif di sektor konsumer (ICBP, MYOR, SIDO) serta telko dan tower (TLKM, TOWR) juga menarik untuk akumulasi, karena cenderung tidak terdampak langsung oleh volatilitas global dan tetap mencetak profit stabil. Saham-saham pembagi dividen besar seperti CTBN dan NCKL juga bisa menjadi penyeimbang risiko dalam portofolio," ungkapnya. 

Untuk strategi investasi, Hendra menyarankan investor jangka pendek fokus pada saham-saham sektor komoditas dan defensif yang sedang koreksi sehat, serta disiplin dalam manajemen risiko dengan stop loss ketat dan take profit cepat. 

"Untuk jangka menengah, investor dapat mulai mengakumulasi saham-saham unggulan yang sudah turun dari puncak, terutama menjelang rilis laporan keuangan semester I," tuturnya, di tengah bayang-bayang pelemahan IHSG hari ini.

Sedangkan untuk jangka panjang, kata dia, strategi dollar-cost averaging di saham-saham sektor energi transisi, telekomunikasi, dan konsumer staples yang berbasis fundamental kuat sangat layak dipertimbangkan, sembari memantau perkembangan geopolitik dan kondisi fiskal dalam negeri. 

"Dengan demikian, meskipun kondisi pasar saat ini menantang, peluang tetap terbuka bagi investor yang disiplin, adaptif, dan selektif dalam memilih sektor dan timing masuk," pungkasnya. (*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Hutama Prayoga

Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.