KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan sebesar 0,12 persen atau turun 7,91 poin menjadi 6.726,92 pada perdagangan Rabu, 19 Juni 2024. IHSG diproyeksikan masih akan bergerak lemah dengan level support di angka 6.700 dan resistance di level 6.800 pada Kamis, 20 Juni 2024.
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi, mengungkapkan IHSG mendapatkan dukungan dari rebound saham TLKM yang turut menggerakkan sektor infrastruktur naik sebesar 0,84 persen, serta kenaikan saham DSSA yang mendongkrak sektor energi sebesar 0,8 persen.
Namun demikian, sektor cyclical menjadi pemberat utama bagi IHSG dengan penurunan signifikan saham BMTR sebesar 8,18 persen dan MAPI sebesar 7,14 persen, serta penurunan saham ASSA dalam sektor transportasi sebesar 5,8 persen.
Oktavianus memproyeksikan bahwa IHSG akan bergerak terbatas di rentang level support 6.670 dan resistance 6.830 pada pagi hari ini. Sentimen perdagangan selanjutnya dipengaruhi oleh data surplus neraca dagang Mei 2024 yang mencapai USD2,93 miliar, di atas konsensus pasar. Pertumbuhan ekspor yang berlanjut serta kenaikan harga komoditas dan permintaan global juga menjadi sentimen positif bagi pasar dan emiten terkait.
“Pembagian dividen emiten akan menjadi pemanis bagi investor saat ini,” kata Oktavianus.
Hal senada disampaikan Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia. Nafan memproyeksikan bahwa IHSG akan bergerak di rentang support 6.645–6.699 dan resistance 6.775–6.798 pada Kamis, 20 Juni 2024, dengan pergerakan dipengaruhi oleh hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI).
Begitu pula disampaikan Alrich Paskalis Tambolang, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas. Pergerakan IHSG masih dalam tren pelemahan akibat penguatan nilai Rupiah yang terbatas. Dia memproyeksikan IHSG akan bergerak di rentang support 6.700 dan resistance di level 6.800 pada hari ini.
“IHSG mendapatkan sejumlah sentimen positif baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sentimen tersebut termasuk spekulasi pemangkasan suku bunga acuan the Fed di September 2024, kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan Bank of England (BoE), serta kenaikan nilai ekspor Indonesia sebesar 2,86 persen YoY di Mei 2024," kata Alrich.
Kemarin sore, IHSG ditutup di zona merah pada sesi perdagangan terakhir dengan melemah sebanyak 7,9 poin atau 0,12 persen menjadi level 6.726,91. Dari total 784 saham yang diperdagangkan, 188 saham mengalami kenaikan nilai, 394 saham mengalami penurunan nilai, dan 202 saham stagnan atau tidak mengalami perubahan. Total nilai transaksi perdagangan mencapai Rp9,6 triliun dengan volume perdagangan mencapai 24,3 miliar saham.
Beberapa indeks sektoral juga mengalami penurunan, antara lain Indeks LQ45 turun 0,7 persen menjadi 839,616, Indeks JII turun 0,31 persen menjadi 488,721, Indeks IDX30 turun 0,63 persen menjadi 414,496, dan Indeks MNC36 turun 0,26 persen menjadi 312,436.
Mayoritas sektor mengalami penurunan, seperti sektor barang baku turun 0,26 persen, industri turun 0,15 persen, non siklikal turun 1,04 persen, siklikal turun 2,26 persen, kesehatan turun 1,6 persen, keuangan turun 0,78 persen, properti turun 1,56 persen, teknologi turun 1,5 persen, dan transportasi turun 1,67 persen. Namun, terdapat dua sektor yang mengalami kenaikan, yaitu sektor energi naik 1 persen, dan sektor infrastruktur naik 0,54 persen.
Di sisi saham-saham, beberapa saham yang masuk ke dalam kategori top gainers meliputi PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK) naik 100 persen menjadi Rp2, PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS) naik 100 persen menjadi Rp2, dan PT Acset Indonusa Tbk (ACST) naik 34,78 persen menjadi Rp93. Sedangkan saham-saham yang masuk ke dalam kategori top losers antara lain PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) turun 33,33 persen menjadi Rp2, PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) turun 15,19 persen menjadi Rp67, dan PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS) turun 12,75 persen menjadi Rp19.
Pada perdagangan yang aktif, tiga saham yang paling banyak diperdagangkan adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
Meskipun Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan pada Mei, IHSG tetap mengalami koreksi. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 48 bulan berturut-turut. Surplus bulan Mei 2024 mencapai USD 2,93 miliar, dengan nilai ekspor sebesar USD 22,33 miliar dan impor sebesar USD 19,40 miliar.
Habibullah dari BPS menyatakan bahwa surplus Mei 2024 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya serta periode yang sama tahun lalu. Surplus ini didominasi oleh komoditas nonmigas, seperti bahan bakar mineral (batu bara), lemak, minyak hewan, dan besi baja, yang menyumbang USD 4,26 miliar dari total surplus.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.