KABARBURSA.COM - IHSG menguat pada awal perdagangan hari ini, Senin (29/1/2024) pukul 09.07 WIB. IHSG mengalami kenaikan sebesar 38,818 poin atau 0,54 persen, mencapai level 7.175,906.
Penguatan IHSG ini didukung oleh sebagian besar indeks sektoral. IDX Sektor Keuangan mencatat penguatan terbesar dengan kenaikan 0,82 persen di pagi ini. Disusul oleh IDX Sektor Transporasi dan Logistik, IDX Sektor Barang Baku, serta IDX Sektor Energi.
Sementara itu, IDX Sektor Teknologi, IDX Sektor Infrastruktur, dan IDX Sektor Properti dan Real Estat juga ikut mengalami kenaikan. Di sisi lain, IDX Sektor Kesehatan menjadi sektor dengan pelemahan terdalam setelah mengalami penurunan sebesar 0,32 persen di pagi ini.
Adapun pergerakan sektor lainnya mencakup IDX Sektor Barang Konsumen Non-Premier, IDX Sektor Barang Konsumen Primer, dan IDX Sektor Perindustrian. Saham-saham pemenang LQ45 pada sesi pagi ini meliputi:
- PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) naik sebesar 3,7 persen
- PT Bank Syriah Indonesia Tbk (BRIS) naik sebesar 2,26 persen
- PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) naik sebesar 2,5 persen
Sementara itu, saham-saham yang mengalami penurunan paling signifikan pada LQ45 pagi ini adalah:
- PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) turun sebesar 0,97 persen
- PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) turun sebesar 0,66 persen
- PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) turun sebesar 0,61 persen
Prediksi: IHSG Masih akan Bergerak Fluktuatif di Awal Pekan
Valdy Kurniawan, Kepala Riset Phintraco Sekuritas, menyatakan bahwa IHSG diperkirakan akan tetap fluktuatif dalam pekan ini seiring dengan sikap wait and see para pelaku pasar terhadap rilis data pertumbuhan ekonomi yang akan dilakukan pada pekan depan. "Selain itu, kinerja keuangan emiten-emiten pada kuartal IV-2023 juga memiliki potensi untuk memengaruhi pergerakan IHSG," ujar Valdy dalam risetnya di Jakarta, Senin (29/1/2024).
Meskipun mayoritas indeks Wall Street mengalami koreksi pada Jumat (26/1/2024), namun masih mencatatkan penguatan mingguan pada pekan sebelumnya yang dipimpin oleh S&P 500 (1,1 persen). Data ekonomi Amerika Serikat (AS) dinilai cukup solid, termasuk realisasi pertumbuhan ekonomi sebesar 2,5 persen di tahun 2023, melampaui perkiraan dan meningkat dari 1,9 persen di tahun 2022. Namun, kinerja keuangan sejumlah perusahaan besar di akhir pekan lalu berdampak negatif terhadap indeks Wall Street, ungkap Valdy.
Di sisi lain, indeks-indeks di Eropa justru mengalami penguatan yang signifikan pada Jumat (26/1/2024). Pasar mulai mempertimbangkan kemungkinan Bank Sentral Eropa (ECB) akan memangkas suku bunga acuan pada bulan April atau Juni 2024. Sementara itu, The Fed dijadwalkan mengadakan FOMC pada 1 Februari 2024. "Pasar berharap mendapatkan petunjuk terbaru mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan pada Maret atau Mei 2024," tambah Valdy.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.