KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan Kamis, 20 November 2025 dengan nada positif. IHSG dibuka pada level 8.449,54 dan langsung bergerak menguat hingga berada di kisaran 8.440,81 atau naik 34,23 poin, setara 0,41 persen pada pukul 09.00 WIB.
Pergerakan awal ini menunjukkan bahwa sentimen pasar domestik masih terjaga, meski dinamika global dan regional cenderung bergerak campuran.
Secara intraday, IHSG sempat mencatat level tertinggi di 8.453,23 sebelum kembali ke area 8.440. Sementara itu, level terendah pagi ini berada di 8.439,64. Aktivitas transaksi juga terlihat ramai dengan total nilai perdagangan all market mencapai Rp426,82 triliun dan frekuensi 48,73 ribu kali pada awal sesi.
Arus dana asing kembali menjadi sorotan utama. Investor asing mencatat pembelian mencapai Rp16,83 triliun dan penjualan sebesar Rp15,15 triliun. Dengan demikian, tercatat net foreign buy sebesar Rp1,67 triliun di seluruh pasar.
Sementara itu, pada pasar reguler saja, net buy asing berada di Rp812,92 miliar. Data ini mengindikasikan bahwa minat asing terhadap saham-saham domestik masih cukup kuat dan berpotensi menjadi bahan bakar penguatan indeks.
Dari sisi distribusi transaksi, porsi investor asing mencapai 53,24 persen, sementara investor domestik tercatat 46,76 persen. Kondisi ini memperkuat persepsi bahwa dana asing sedang kembali masuk ke pasar saham Indonesia menjelang akhir tahun.
BUKK Jadi Raja, PURI di Top Loser
Pada daftar top gainer, beberapa saham mencatat lonjakan fantastis. Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) memimpin dengan kenaikan 24,70 persen ke level 1.540. Disusul Kokoh Exa Nusantara Tbk (KOCI) yang melonjak 22,22 persen ke 110, serta KDB Tifa Finance Tbk (TIFA) yang naik 19,42 persen ke 615.
Kenaikan signifikan ini menunjukkan adanya pergerakan agresif pada saham-saham berkapitalisasi kecil yang sering menjadi sasaran spekulatif.
Sementara itu di jajaran top loser, Puri Global Sukses Tbk (PURI) memimpin koreksi dengan penurunan 14,60 persen ke 585, diikuti oleh Fortune Mate Indonesia Tbk (FMII) yang melemah 11,52 persen ke 384.
Indo American Seafoods Tbk (ISEA) turun 10,09 persen ke level 98. Koreksi pada kelompok ini mencerminkan adanya aksi ambil untung setelah penguatan sebelumnya.
Dari sisi sektoral, hampir seluruh sektor berada di zona hijau. Sektor basic industry memimpin dengan kenaikan 1,01 persen, diikuti energi yang menguat 0,75 persen, serta infrastruktur yang naik 0,70 persen.
Beberapa sektor lain seperti teknologi, industri, keuangan, kesehatan, transportasi, cyclical dan non-cyclical juga bergerak positif meski dengan kenaikan moderat. Hanya sektor properti yang terkoreksi 0,87 persen, yang menunjukkan masih lemahnya sentimen terhadap sektor ini di tengah tren suku bunga dan perlambatan permintaan.
Secara keseluruhan, kenaikan IHSG pada pembukaan hari ini mengindikasikan bahwa pelaku pasar masih optimis terhadap prospek domestik, didukung oleh aliran dana asing yang kembali positif.
Jika tren net buy asing terus berlanjut hingga sesi kedua, IHSG berpeluang mempertahankan penguatan bahkan menembus resistance terdekat.
Pasar kini menantikan rilis data ekonomi regional dan global yang berpotensi memengaruhi sentimen pada sesi berikutnya. Namun untuk sementara, arah IHSG di awal perdagangan Kamis ini menunjukkan bahwa pasar Indonesia masih menjadi destinasi menarik bagi investor lokal maupun internasional.(*)