KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan Jumat, 28 November 2025, dengan pergerakan yang sangat berhati-hati. Pembukaan indeks di 8.555,66 sempat memberikan sinyal optimisme tipis setelah terjadinya tekanan pada sesi sebelumnya. Namun, pasar cepat kembali menunjukkan pola wait-and-see.
Hal ini terlihat dari posisi IHSG yang hanya naik tipis 1,88 poin atau 0,02 persen ke level 8.547,74 pada menit-menit awal perdagangan.
Kenaikan yang sangat terbatas ini menggambarkan bahwa pelaku pasar belum memiliki keberanian penuh untuk mendorong indeks lebih jauh lagi, meskipun IHSG sempat menyentuh level tertinggi intraday di 8.572,36.
Level terendah awal sesi berada di 8.536,52, yang artinya ada tarik-menarik antara buyer yang mencoba mengangkat harga dengan seller yang masih mendominasi ritme perdagangan.
Sumber keraguan pasar langsung terlihat ketika data arus dana asing diperiksa lebih dalam. Aktivitas investor asing pada Kamis, 27 November 2025 menunjukkan dominasi tekanan jual yang sangat signifikan.
Asing mencatatkan pembelian Rp5,39 triliun, tetapi penjualan mencapai Rp6,27 triliun. Dengan demikian, net foreign sell tembus Rp884,36 miliar. Angka ini cukup besar untuk menciptakan hambatan bagi indeks sejak awal sesi hari ini.
Dari sisi nilai transaksi, asing hanya berkontribusi 23,09 persen, jauh di bawah dominasi pelaku domestik yang mencapai 76,91 persen. Besarnya proporsi transaksi domestik ini menandakan bahwa penggerak utama IHSG pagi ini datang dari dana lokal, bukan dari investor global.
Namun, dominasi domestik tidak otomatis mengangkat indeks, sebab tekanan distribusi terlihat lebih kuat.
Dari sisi volume, gambaran yang sama muncul. Asing membeli 7,28 miliar lembar saham, tetapi menjual 9,66 miliar lembar. Kesenjangan ini mengonfirmasi distribusi lanjutan yang membebani indeks sejak sesi pembukaan.
Investor domestik memang mencatatkan volume beli 39,80 miliar lembar, tetapi volume jual domestik juga besar di 37,43 miliar lembar. Artinya, meski dana lokal aktif, mereka tidak cukup agresif untuk mengimbangi keluarnya dana asing.
Frekuensi transaksi menambah lapisan konteks penting. Asing mencatatkan 333,54 ribu kali transaksi beli dan 535,01 ribu kali transaksi jual. Artinya, aktivitas keluar terjadi lebih cepat dan lebih sering dan ini merupakan ciri tipikal pasar yang sedang dilanda tekanan distribusi.
Sementara itu, pelaku domestik membukukan lebih dari 2,6 juta transaksi beli dan 2,43 juta transaksi jual. Dalam hal ini, pasar lokal sedang menjaga likuiditas, tetapi tetap dalam kondisi berhati-hati.
Top Gainers Diisi Saham Kecil
Dari deretan saham penggerak, STAR atau Buana Artha Anugerah Tbk menjadi top gainer dengan lonjakan 34,78 persen ke harga 186. Disusul PADI atau Minna Padi Investama Sekuritas Tbk yang meroket 28,57 persen ke 117.
Sedangkan NASI, atau Wahana Inti Makmur Tbk, naik 26,21 persen ke 130. Saham ASHA atau Cilacap Samudera Fishing Industry juga mencetak kenaikan 25,86 persen. Sementara RONY atau Aracord Nusantara Group Tbk, menguat 25 persen ke level 5.200.
Di sisi lain, beberapa saham mencatat penurunan signifikan. SOTS atau Satria Mega Kencana Tbk melemah 14,83 persen ke harga 402, diikuti ESIP atau Sinergi Inti Plastindo Tbk yang merosot 13,64 persen ke 114.
PPGL atau Prima Globalindo Logistik Tbk juga turun 9,94 persen, BMBL atau Lavender Bina Cendikia Tbk tertekan 9,52 persen, dan GSMF atau Equity Development Investment Tbk tergelincir 9,24 persen.
Dari pergerakan sektoral, sektor properti memimpin penguatan dengan kenaikan 1,88 persen, menjadi sektor paling bersinar pada perdagangan hari ini. Disusul sektor industrial yang naik 0,54 persen serta sektor basic industry yang menguat 0,18 persen.
Sektor infrastruktur mencatat kenaikan moderat 0,06 persen dan transportasi tumbuh 0,11 persen. Sementara itu, beberapa sektor tertekan, antara lain health yang turun 0,52 persen, non-cyclical melemah 0,74 persen, technology turun 0,27 persen, energy minus 0,25 persen, finance minus 0,15 persen, serta cyclical yang tergelincir 0,12 persen.
Kenaikan IHSG di tengah tekanan jual asing menunjukkan bahwa likuiditas domestik masih cukup kuat menopang pasar. Lonjakan pada sektor properti menambah sentimen positif, ditopang oleh spekulasi stimulus lanjutan dan penurunan suku bunga jangka menengah yang kembali menjadi perhatian pelaku pasar.
Meski tekanan asing belum mereda, pergerakan IHSG hari ini memberikan sinyal stabilitas, dengan ruang penguatan lanjutan jika sentimen global mulai mereda dan aliran dana asing kembali masuk ke pasar domestik.(*)