Logo
>

IHSG Menguat ke Level 6.381, BBCA Catat Transaksi Tertinggi

Hari ini IHSG bergerak konsisten dengan berada di level 6.353 hingga 6.446

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Menguat ke Level 6.381, BBCA Catat Transaksi Tertinggi
Aktivitas di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menampilkan papan pantau saham menghijau di level 6.368,63, Kamis, 20 Maret 2025. (Foto: Kabarbursa/Abbas Sandji)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup menguat sebesar 1,11 persen atau naik 70 poin ke level 6.381 pada perdagangan Kamis, 20 Maret 2025.

    Data RTI Business menunjukkan, hari ini IHSG bergerak konsisten dengan berada di level 6.353 hingga 6.446. Sementara, 299 saham terpantau menguat, 272 saham melemah, dan 233 saham stagnan. 

    Volume perdagangan hari ini mencapai 16.720 miliar lembar saham dan dibarengi dengan nilai transaksi senilai Rp11.311 triliun. 

    Sementara mengutip Stockbit, saham BBCA (PT Bank Central Asia Tbk.) memimpin kategori top value dengan nilai transaksi tertinggi  Rp1.280.77 triliun. 

    Disusul oleh BBRI (PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.) dengan nilai Rp1.152.16 triliun, serta BMRI (PT Bank Mandiri Tbk.) dan BBNI (PT Bank Negara Indonesia Tbk.) yang masing-masing mencatat transaksi Rp641.42 miliar dan Rp451.24 miliar. 

    Saham PTRO (PT Petrosea Tbk.) juga masuk dalam daftar dengan nilai transaksi Rp387.88 miliar.

    Sementara itu dalam kategori top volume, saham GOTO (PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk.) mencatat volume perdagangan tertinggi dengan 2,23 miliar lembar saham diperdagangkan.

    Posisi berikutnya ditempati oleh MINA (PT Sanurhasta Mitra Tbk.) dengan 812,39 juta lembar saham, dan BUKA (PT Bukalapak.com Tbk.) dengan 722,41 juta lembar saham.

    Dari segi sektor, teknologi mengalami kenaikan tertinggi dengan +9,84 persen, diikuti oleh sektor basic ind  (+2,49 persen) dan transportasi (+1,89 persen). 

    Sektor keuangan, yang mendominasi nilai transaksi, justru mengalami sedikit penurunan sebesar -0,95 persen, sementara sektor properti (-0,11 persen) dan non-cyclical (-0,62 persen) juga mencatat pelemahan.

    Analis: Buyback Saham Beri Sinyal Positif untuk Pasar

    Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta, menilai kebijakan buyback saham tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memberikan dampak positif pada pasar modal Indonesia. 

     Diketahui, kebijakan buyback saham tanpa RUPS itu resmi diumumkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Rabu, 19 Maret 2025. Adapun langkah ini diambil guna bisa menstabilkan pasar. 

    Nafan menganggap, buyback atau pembelian kembali saham itu berpotensi mengembalikan keperkasaan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat menurun drastis beberapa waktu lalu. 

    "Buyback saham tanpa RUPS ini tentu memberikan sinyal positif," ujar dia saat dihubungi Kabarbursa.com di Jakarta, Kamis, 20 Maret 2025.

    Nafan melihat kebijakan yang berlaku hingga 6 bulan sejak diumumkan ini, juga berpotensi meningkatkan kepercayaan investor terhadap pasar modal di Indonesia. 

    Tak hanya itu, menurutnya, pengembalian saham tanpa RUPS ini juga bisa mengerek saham-saham emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 

    Nafan melihat mayoritas saham emiten saat ini tengah mengalami penurunan. Meski begitu, dia mengakui fundamental perusahaan di pasar modal masih cukup kuat. 

    "Jadi dengan adanya buyback ini diharapkan mampu meningkatkan likuiditas pasar modal Indonesia," kata dia.  

    Terpisah, Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menilai kebijakan relaksasi buyback saham oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tanpa mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagai langkah yang tepat dalam situasi darurat, tetapi efektivitasnya dalam mengembalikan kepercayaan pasar masih dipertanyakan.

    Menurutnya, kebijakan ini berpotensi mencegah kejatuhan lebih dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), namun tidak cukup untuk memicu pemulihan yang berkelanjutan tanpa adanya perbaikan fundamental ekonomi.

    "Langkah ini berpotensi mengurangi jumlah saham beredar (float) dan meningkatkan harga saham melalui mekanisme supply-demand," ujar Achmad kepada KabarBursa.com melalui aplikasi perpesanan pada Kamis, 20 Maret 2025.

    Langkah OJK membebaskan emiten untuk melakukan buyback saham tanpa persetujuan RUPS merupakan respons cepat dalam menghadapi aksi jual besar-besaran investor asing. Namun, harus dipahami bahwa buyback hanya bersifat temporer dan tidak serta-merta bisa mengembalikan IHSG ke level stabil.

    Relaksasi aturan buyback saham tanpa RUPS dirancang untuk menghilangkan hambatan birokrasi. Biasanya, perusahaan memerlukan waktu berminggu-minggu untuk menggelar RUPS guna mendapatkan persetujuan pemegang saham. Namun tidak karena kebijakan baru tersebut.

    "Meski IHSG sempat rebound 2 persen setelah pengumuman, indeks kembali fluktuatif dalam beberapa hari berikutnya. Ini menunjukkan bahwa pasar masih ragu apakah mampu mengatasi akar masalah," ucap dia.

    Menurutnya, efektivitas buyback sangat bergantung pada kesiapan emiten untuk mengalokasikan dana internal mereka.

    Emiten dengan likuiditas terbatas kemungkinan akan ragu untuk melakukan buyback, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi.

    Aturan membatasi buyback maksimal 20 persen dari modal disetor, dan perusahaan harus menggunakan dana internal.

    "Padahal, di tengah ketidakpastian ekonomi, banyak emiten mungkin memprioritaskan likuiditas untuk operasional atau pelunasan utang," kata dia. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.