Logo
>

IHSG Menguat, Namun Masih Rentan Koreksi

Ada peluang investasi di BBCA, BIRD, EXCL, dan ULTJ

Ditulis oleh Yunila Wati
IHSG Menguat, Namun Masih Rentan Koreksi
DPR RI kunjungi BEI untuk melihat pergerakan IHSG yang sempat terjatuh. Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kenaikan sebesar 1,42 persen ke level 6.311 pada penutupan perdagangan terbaru, Rabu, 19 Maret 2025. Penguatan ini diiringi oleh munculnya volume pembelian yang cukup signifikan. 

    Namun, secara teknikal, IHSG pada Kamis, 20 Maret 2025 diperkirakan berada dalam fase akhir wave [v] dari wave A. Dengan kondisi ini, pergerakan indeks masih berpotensi mengalami koreksi ke kisaran 5.879-5.975 dalam beberapa waktu ke depan. 

    Meskipun demikian, peluang trading tetap terbuka, terutama pada saham-saham unggulan yang memiliki potensi pergerakan menarik. Berikut ini usulan trading dari MNC Sekuritas.

    Salah satu saham yang menarik untuk diperhatikan adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), yang mengalami kenaikan 0,30 persen ke level 8.325. Kenaikan ini juga disertai dengan volume pembelian yang meningkat. Dari sisi teknikal, BBCA saat ini berada pada tahap akhir wave [v] dari wave C, yang menandakan adanya kemungkinan koreksi dalam waktu dekat. 

    Namun, bagi investor yang ingin masuk, strategi buy on weakness bisa diterapkan pada level 7.825-8.025 dengan target harga di kisaran 8.575 hingga 9.200. Jika harga turun di bawah 7.750, disarankan untuk melakukan cut loss.

    Sementara itu, saham PT Blue Bird Tbk (BIRD) justru mengalami koreksi sebesar 1,02 persen ke level 1.455, meskipun diiringi dengan volume pembelian. Koreksi ini diperkirakan masih dalam batas wajar, mengingat BIRD berada pada bagian akhir wave [v] dari wave C. 

    Dengan demikian, peluang rebound tetap terbuka, dan investor dapat memanfaatkan momentum buy on weakness di level 1.390-1.425, dengan target harga 1.510 hingga 1.585. Jika harga turun di bawah 1.375, investor sebaiknya segera keluar dari posisi.

    Di sektor telekomunikasi, saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengalami kenaikan 0,89 persen ke level 2.270 dengan dukungan volume pembelian yang cukup baik. Saat ini, EXCL cenderung masih dalam fase konsolidasi untuk membentuk wave [e] dari wave B dalam skenario triangle pattern. 

    Dengan kondisi ini, saham EXCL berpotensi bergerak ke atas, sehingga strategi speculative buy dapat diterapkan pada kisaran harga 2.230-2.260 dengan target 2.290 hingga 2.330. Stop loss disarankan di bawah 2.210 untuk mengantisipasi pergerakan yang tidak sesuai ekspektasi.

    Di sektor konsumsi, saham PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) mencatatkan penguatan signifikan sebesar 2,26 persen ke level 1.355. Volume pembelian yang meningkat menjadi indikasi bahwa saham ini tengah berada dalam fase akhir wave v dari wave (c). 

    Namun, ada potensi koreksi dalam waktu dekat, sehingga strategi buy on weakness dapat dipertimbangkan pada level 1.220-1.300. Dengan target harga di kisaran 1.440 hingga 1.490, saham ini tetap menarik untuk dikoleksi. Investor disarankan untuk menetapkan batas cut loss jika harga turun di bawah 1.200.

    Secara keseluruhan, meskipun IHSG saat ini mengalami penguatan, potensi koreksi masih perlu diwaspadai. Strategi buy on weakness dan speculative buy dapat menjadi pilihan bagi investor untuk memanfaatkan peluang di tengah volatilitas pasar.

    Analis: IHSG Rapuh saat Bursa Asia Menguat

    IHSG masih punya peluang untuk bangkit dari keterpurukan, asalkan pemerintah segera mengambil langkah nyata. Seperti yang diketahui, perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat dihentikan sementara setelah IHSG mengalami kejatuhan signifikan pada Selasa, 18 Maret 2025.

    Founder Stocknow.id, Hendra Wardana, memperkirakan indeks bisa menguji resistance di kisaran 6.500-6.700 dalam jangka menengah, khususnya menjelang kuartal ketiga yang diprediksi menjadi momentum rebound.

    “Jika tekanan jual berlanjut, indeks berpotensi turun lebih dalam ke level 5.900-6.000,” ujar Hendra saat dihubungi KabarBursa.com di Jakarta, Rabu, 19 Maret 2025.

    Untuk mempercepat pemulihan, ia menyarankan agar pemerintah dan regulator segera bertindak. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah meningkatkan transparansi pasar dengan membuka broker summary, melonggarkan kebijakan fiskal, serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Jika kebijakan ini diterapkan dengan cepat, peluang IHSG untuk kembali ke jalur positif akan semakin besar.

    "Jika langkah-langkah ini dilakukan dengan baik, investor bisa kembali percaya diri dan membawa IHSG keluar dari tekanan menuju pemulihan yang lebih kuat," jelas Hendra. 

    Dia menerangkan pelemahan IHSG terjadi di tengah penguatan bursa regional. Menurutnya, hal ini menandakan tekanan terhadap IHSG banyak dipicu faktor domestik ketimbang eksternal.

    Padahal secara fundamental, Hendra mengakui kondisi ekonomi Indonesia tidak terlalu buruk meskipun APBN mengalami defisit Rp31,2 triliun dan pendapatan negara turun drastis. 

    "Namun, sentimen negatif seperti RUU TNI yang kontroversial, rumor pengunduran diri Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan, serta aksi jual besar-besaran saham konglomerasi seperti BREN (-11,8 persen), TPIA (-18,4 persen), dan DCII (-20 persen) menjadi pemicu utama kejatuhan indeks," ungkapnya. 

    Masih Berpotensi Capai Level Psikologis

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi mengalami teknikal rebound setelah mengalami penurunan signifikan pada perdagangan sebelumnya. Praktisi pasar modal sekaligus founder WH Project, William Hartanto, menilai kondisi ini merupakan fenomena yang lazim terjadi di pasar saham.

    “Kalau turunnya signifikan seperti kemarin, akan ada teknikal rebound. Jadi ini kondisi yang sudah umum terjadi dan sudah terekspektasi untuk hari ini, walaupun memang masih di bawah level psikologi,” ujar William, sebagai dalam Dialog Analis di program Kabar Bursa Hari Ini, Rabu, 19 Maret 2025.

    Menurutnya, IHSG berpotensi mencapai level psikologis dalam sisa dua hari perdagangan pekan ini, meskipun kemungkinan tersebut masih terbatas. Salah satu sentimen yang disambut positif oleh pasar adalah kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengizinkan buyback saham oleh emiten untuk meredam tekanan jual.

    “Hal ini memicu optimisme pasar karena ada peran dari emiten dalam membeli sahamnya sendiri. Namun, volume perdagangan hari ini masih kecil, sehingga penguatan yang terjadi diperkirakan masih bersifat terbatas,” jelasnya.

    William menambahkan bahwa sejak November 2024, tren IHSG cenderung melemah dan belum menunjukkan tanda-tanda perubahan menuju tren naik. “Pergerakan IHSG masih dalam tren pelemahan dan belum kembali ke fase uptrend,” pungkasnya.

    Dengan kondisi ini, investor diimbau untuk tetap mencermati pergerakan pasar dan mempertimbangkan berbagai faktor sebelum mengambil keputusan investasi.

    Salah satu sentimen positif datang dari kebijakan OJK yang mengizinkan buyback saham oleh emiten, meski volume perdagangan yang masih rendah membuat pemulihan belum cukup kuat. 

    Tren IHSG sejak November 2024 masih menunjukkan pelemahan, sehingga investor disarankan tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79