KABARBURSA.COM – Pasar saham Asia dibuka melemah pada awal perdagangan Senin, 14 Juli 2025. Pelemahan ini terjadi karena kekhawatiran investor global terhadap ancaman tarif baru yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Pemerintahan Trump disebut-sebut akan mulai memberlakukan tarif sebesar 30 persen terhadap produk impor dari Uni Eropa dan Meksiko mulai awal Agustus, memunculkan kembali kekhawatiran seputar eskalasi perang dagang.
Menurut laporan Reuters, indeks Nikkei 225 Jepang turun sekitar 0,3 persen di awal sesi. Kontrak berjangka S&P 500 dan Nasdaq juga terkoreksi 0,4 persen, menciptakan tekanan tambahan pada pasar Asia.
Indeks Hang Seng Hong Kong turut melemah sebelum pembukaan resmi karena ekspektasi dampak negatif dari kebijakan tarif tersebut.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru mencatat penguatan di tengah pelemahan ekonomi regional. Berdasarkan data RTI, IHSG naik sekitar 0,6 persen ke level 7.047,44 pada sesi awal perdagangan. Kenaikan ini ditopang oleh aksi beli investor domestik di sektor perbankan dan konsumsi.
Kondisi makroekonomi Indonesia yang relatif stabil dan ekspektasi positif atas laporan keuangan kuartalan emiten disebut turut menjaga sentimen pasar lokal.
"Tekanan penurunan harga minyak mentah kemungkinan besar akan berlanjut hingga paruh kedua tahun 2025, diperparah oleh lemahnya permintaan global dan kapasitas cadangan yang berlimpah,” tulis analis Goldman Sachs, dikutip dari Business Insider, Minggu, 13 Juli 2025.
Namun, dalam jangka pendek, pasar masih menanti sinyal lebih pasti dari Washington—terutama soal cakupan tarif, tanggal efektif implementasi, serta kemungkinan negosiasi terakhir.
IHSG Melonjak Tajam
Sejumlah saham mencatatkan lonjakan tajam pada perdagangan hari ini, dengan PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) menempati posisi puncak dalam daftar top gainer. Mengutip data dari Stockbit, harga saham CDIA melonjak 25 persen hingga menyentuh level 500.
Saham lain yang turut mencuri perhatian adalah PT Trimitra Trans Persada Tbk (BLOG), yang mengalami kenaikan 24,62 persen ke harga 486. Di posisi ketiga, PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) ikut menguat signifikan sebesar 24,59 persen, menutup sesi di angka 304.
Kinerja positif juga tercermin di saham-saham energi. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) membukukan penguatan sebesar 18,44 persen, berakhir di level 7.225. Sementara itu, PT Andalan Sakti Primaindo Tbk (ASPI) mengisi posisi kelima dengan kenaikan 16,92 persen ke harga 304.
Sebaliknya, pelemahan paling tajam terjadi pada saham PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN), yang terkoreksi 14,79 persen ke level 1.210, menempatkannya di urutan teratas daftar top loser. Disusul PT Argha Karya Prima Industry Tbk (AKPI), yang mengalami penurunan 11,76 persen.
Pelemahan juga dialami oleh saham PT Agro Bahari Nusantara Tbk (UDNG), yang tertekan 9,66 persen, menempati posisi ketiga di daftar saham dengan koreksi terbesar. Berikutnya, PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK) dan PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI) masing-masing melemah 8,59 persen dan 8,40 persen.
Dari sisi sektoral, mayoritas sektor mencatat kinerja positif. Sektor infrastruktur mencatatkan penguatan tertinggi sebesar 3,09 persen, diikuti sektor energi yang naik 1,97 persen, serta sektor barang baku (basic industry) dengan kenaikan 1,16 persen. Sektor transportasi juga mencatatkan performa stabil, menguat 0,92 persen.
Namun tidak semua sektor bergerak ke zona hijau. Beberapa mengalami koreksi, termasuk sektor keuangan yang turun tipis 0,18 persen, disusul sektor industri yang melemah 0,04 persen, dan sektor non-cyclical yang terkoreksi 0,17 persen.(*)