KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa, 3 Desember 2024, mencatatkan penguatan signifikan dengan kenaikan 149 poin atau 2,11 persen.
Kenaikan ini membawa indeks ke level 7.196. Dengan begitu, pergerakan IHSG sepanjang hari menunjukkan konsistensi dengan level tertinggi berada di 7.196 dan level terendah di 7.102.
Secara garis besar, pasar saham hari ini menunjukkan dinamika positif dengan 356 saham mencatatkan penguatan, sementara 211 saham melemah, dan 220 lainnya stagnan.
Sektor teknologi menjadi sektor dengan penguatan tertinggi, naik 3,18 persen, diikuti oleh sektor keuangan yang menguat 1,55 persen, serta sektor energi, properti, dan industri dasar masing-masing naik lebih dari 1 persen.
Sebaliknya, sektor transportasi menjadi satu-satunya sektor yang mengalami pelemahan, turun tipis sebesar 0,31 persen.
Di sisi pergerakan saham individu, beberapa emiten mencatatkan kenaikan signifikan. Saham PT Teraon Prima Teknologi Tbk (TRON) memimpin daftar top gainer dengan kenaikan 31,73 persen, diikuti oleh DOSS, RIGS, BOAT, dan FUJI yang juga mencatatkan lonjakan harga lebih dari 24 persen.
Sementara itu, beberapa saham mengalami koreksi tajam, termasuk JIHD yang merosot 17,96 persen, SAPX turun 15,56 persen, dan beberapa lainnya seperti BABY, INPS, serta HUMI mencatatkan pelemahan lebih dari 10 persen.
Penguatan IHSG pada hari ini mencerminkan sentimen positif di pasar yang didukung oleh pergerakan sektor teknologi sebagai motor penggerak utama.
Sentimen ini kemungkinan terkait dengan optimisme terhadap perkembangan teknologi di Indonesia yang semakin pesat, serta dukungan fundamental dari sektor keuangan dan energi. Koreksi di sektor transportasi tampaknya tidak cukup kuat untuk menahan laju penguatan IHSG secara keseluruhan, menandakan bahwa minat investor pada sektor lain tetap solid.
Dengan level tertinggi yang dicapai di 7.196, IHSG terus menunjukkan tren bullish, menandai kepercayaan investor terhadap kondisi pasar yang stabil dan prospek ekonomi yang cerah.
Momentum positif ini diharapkan dapat terus berlanjut, didukung oleh kinerja emiten-emiten utama dan kondisi makroekonomi yang kondusif.
Saham Asia Bergerak Positif
Di Asia, pasar juga menunjukkan pergerakan positif. Hal ini didorong oleh lonjakan saham teknologi setelah Nasdaq dan S&P 500 mencetak rekor di Wall Street pada sesi sebelumnya.
Optimisme di sektor teknologi dipimpin oleh kenaikan saham-saham unggulan, termasuk Microsoft dan Meta Platforms, yang masing-masing menguat signifikan.
Para analis menyebut bahwa pembatalan lindung nilai ekuitas mampu meyakinkan pasar terhadap prospek penguatan lebih lanjut menjelang akhir tahun. Meta Platforms tercatat melonjak 19 persen, sedangkan Tesla naik 12 perseb.
Di kawasan Asia, indeks utama seperti Nikkei 225 Jepang mengalami kenaikan 2,25 persen, didukung sentimen positif dari sektor teknologi global. Kospi Korea Selatan dan Taiex Taiwan juga mencatat penguatan masing-masing sebesar 1,63 persen dan 1,32 persen.
Namun, tidak semua indeks Asia menikmati tren ini; Shenzhen Component di China justru melemah 0,33 persen, mengindikasikan kekhawatiran lokal meskipun ada kenaikan kecil pada Shanghai Composite.
Di pasar mata uang, dolar AS melemah terhadap yen Jepang, dan mencapai posisi terendah enam minggu di 150,15. Yen yang lebih kuat menambah spekulasi tentang prospek kebijakan suku bunga Jepang dan Amerika Serikat.
Namun, dolar tetap menguat terhadap mata uang lain seperti rupiah Indonesia yang diperdagangkan pada 15.951 per dolar, naik 0,29 persen, serta yuan China dan ringgit Malaysia.
Di sisi lain, perhatian investor juga terfokus pada situasi politik di Prancis.
Pemerintahan Perdana Menteri Michel Barnier, menghadapi tekanan besar akibat mosi tidak percaya yang diajukan oleh oposisi kanan dan kiri. Ketidakstabilan politik ini membebani euro, yang mendekati level terendah dalam seminggu.
Harga minyak global tetap stagnan di tengah ketidakpastian menjelang pertemuan OPEC+ akhir pekan ini. Minyak mentah Brent diperdagangkan pada USD71,97 per barel, naik tipis 0,19 persen, sedangkan WTI AS berada di USD68,18 per barel, naik 0,12 persen.
Investor tampaknya menunggu kejelasan lebih lanjut dari keputusan produsen minyak utama mengenai langkah-langkah produksi.
Presiden terpilih AS Donald Trump menambah lapisan ketidakpastian dengan pernyataan kontroversial mengenai tarif terhadap China dan komitmen BRICS terkait mata uang internasional. Ancaman Trump tentang tarif tambahan memperburuk hubungan dagang AS-China, meski pasar saham teknologi tampaknya tidak terpengaruh secara langsung oleh isu tersebut.
Secara keseluruhan, dinamika pasar Asia mencerminkan optimisme selektif di tengah tekanan politik global dan ketidakpastian kebijakan. Sentimen positif dari sektor teknologi global berhasil mengimbangi tantangan yang muncul, memberikan momentum kuat bagi pasar Asia untuk mengakhiri tahun ini dengan kinerja yang solid.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.