KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat, 5 Juli 2024, menguat 27,83 poin atau 0,39 persen ke posisi 7.248,72. Sebanyak 146 saham menguat, 89 saham melemah, 244 lainnya tak berubah. Nilai transaksi perdagangan awal mencapai Rp223,85 miliar dari net-volume 445,56 juta saham yang diperdagangkan.
Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 5,62 poin atau 0,63 persen ke posisi 905,47. Sebagian besar indeks sektoral kompak berada di zona hijau, sementara yang turun hanya konsumer nonsiklikal 0,12 persen, infrastruktur 0,33 persen, transportasi 0,26 persen, dan industri 0,05 persen.
Dari jajaran saham berkapitalisasi pasar jumbo atau big cap, saham big banks memimpin yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menguat 1,25 persen ke level Rp4.850 per saham disusul PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang naik 1,02 persen ke Rp9.925 per saham.
Selanjutnya, saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) naik 1,01 persen ke posisi Rp2.990 disusul PT Bank Mandiri Tbk BMRI naik 0,80 persen ke Rp6.300 per saham. Di lain sisi, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) milik taipan Low Tuck Kwong melemah 0,40 persen ke Rp18.900 per saham. Selanjutnya, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menguat 0,22 persen ke level Rp11.575.
Potensi Kenaikan IHSG
Herditya Wicaksana, analis PT MNC Sekuritas, menuturkan, saat ini posisi IHSG diperkirakan sudah berada pada akhir wave (v) dari wave 1 dari wave (3) sehingga penguatannya akan cenderung terbatas untuk menguji 7.265-7.282 pada Jumat pekan ini.
"Waspadai akan adanya pembalikan arah IHSG untuk membentuk wave 2 ke rentang area 7.059-7.144,” ujar Herditya dalam catatannya. Ia menuturkan, IHSG akan berada di level support 7.099,6.945 dan level resistance 7.282,7.356 pada hari ini.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi menguat terbatas pada hari ini. IHSG akan bergerak di level support dan level resistance di 7.125-7.250.
Sementara Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih mengatakan IHSG hari ini diprediksi bergerak mixed cenderung melemah terbatas dalam range 7.170-7.250. Sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, IHSG terapresiasi sejalan dengan inflow investor asing di pasar ekuitas domestik sebesar Rp784,05 miliar.
"Saham big caps terapresiasi yang tercermin dari naiknya indeks LQ45 dan IDX30. Akselerasi IHSG juga sejalan dengan nilai tukar rupiah yang terapresiasi. Kurs rupiah Jisdor berada di level Rp16.341 per dolar AS Kamis, 4 Juli 2024," ujarnya dalam riset harian.
Head of Retail Research Analyst Sekuritas, Fanny Suherman, memprediksi bahwa IHSG berpotensi sideways alias mendatar pada perdagangan hari ini. "Hari ini IHSG berpotensi sideways karena masih menunggu data unemployment rate US yang rilis malam nanti," kata Fanny.
Sementara para pelaku pasar Indonesia hari ini akan menantikan informasi Cadangan Devisa Juni, IHSG kembali melaju dengan nyamannya ke wilayah Resistance 7220-7280; malah menutup perdagangan hari Kamis dengan candle serupa Shooting Star. Pembentukkan candle ini di wilayah Resistance dan di kala RSI hampir masuki wilayah Overbought, mau tak mau menimbulkan kecurigaan indikasi market mulai overheating dan antisipasi pullback harus segera dipasang.
Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, analis NH Korindo Sekuritas menyarankan para investor/trader untuk mulai set level Trailing Stop portfolio masing-masing di penghujung pekan ini, menjelang data Nonfarm Payroll US yang mungkin memberikan kejutan di luar ekspektasi market yang berpotensi mengguncang pasar regional.
“IHSG berpotensi koreksi terbatas,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam risetnya.
Sentimen Mancanegara
Sementara dari mancanegara, IHSG cenderung kembali cerah menjelang rilis beberapa data tenaga kerja yakni data non-farm payroll (NFP) di AS periode Juni 2024 serta data cadangan devisa (cadev) Indonesia periode Juni 2024.
Menurut penghimpun data Trading Economic, NFP diperkirakan bisa turun ke 180.000 pekerjaan periode Juni 2024 dari bulan sebelumnya sebesar 272.000 pekerjaan. Sementara untuk tingkat pengangguran di periode yang sama diproyeksikan akan bertahan di 4 persen.
Jika melihat banyaknya data pasar tenaga kerja yang akan rilis di awal pekan bulan Juli ini sesuai dengan ekspektasi, ini akan memberikan harapan pada kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang lebih baik terhadap prospek suku bunga.
Sebaliknya, jika pasar tenaga kerja masih lanjut tetap ketat, maka tren higher for longer masih tetap bertahan lama.
Terbaru, rilis risalah The Fed atau FOMC Minutes pertemuan 11-12 Juni. Pejabat The Fed pada pertemuan terakhir mereka mengakui perekonomian AS tampaknya melambat dan "tekanan harga berkurang," namun tetap menyarankan pendekatan wait and see sebelum melakukan penurunan suku bunga.
Namun jika narasi seputar inflasi menunjukkan keyakinan bahwa inflasi sedang menuju ke arah penurunan, para pengambil kebijakan bank sentral AS belum siap untuk membuka kemungkinan penurunan suku bunga. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.