KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup menguat tipis sebesar 0,12 persen atau naik 7 poin ke level 6.445 pada perdagangan Senin, 21 April 2025.
Merujuk data RTI Business, IHSG hari ini bergerak fluktuatif di kisaran 6.406 hingga 6.472. Meski menguat, saham melemah lebih banyak dengan 295, sementara saham menguat 289. Adapun 220 saham mengalami stagnan.
Pada penutupan sore ini, volume perdagangan mencapai 14,764 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp8,433 triliun.
Sementara itu mengutip Stockbit, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memimpin dalam kategori Top Volume dengan total transaksi mencapai 781,56 juta lembar saham.
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) bertengger di urutan kedua dengan volume transaksi sebesar 644,84 juta lembar. Di posisi ketiga ada PT Panin Financial Tbk (PNLF) dengan transaksi sebesar 625,19 juta lembar saham
Emiten lain yang masuk dalam lima besar volume perdagangan adalah PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dan PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE), masing-masing dengan volume 453,40 juta dan 327,82 juta lembar.
Untuk kategori top value, emiten PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menempati urutan teratas dengan total nilai transaksi mencapai Rp648,62 miliar.
ANTM unggul tipis dari PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang mencatat nilai perdagangan sebesar Rp435,89 miliar.
Sektor perbankan juga mencatatkan kehadiran yang signifikan, dengan tiga bank raksasa nasional masuk dalam daftar lima besar. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Rp381,66 miliar, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Rp380,40 miliar, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp340,07 miliar.
Dari sisi sektoral, sektor teknologi mencatat kenaikan tertinggi sebesar +3,39 persen. Sektor basic industry juga menunjukkan performa positif dengan kenaikan +1,64 persen, diikuti oleh sektor industri (+0,43 persen) dan kesehatan (+0,19 persen).
Sebaliknya, sektor energi justru mengalami penurunan -0,68 persen. Penurunan juga terlihat di sektor non-cyclical (-0,56 persen), infrastruktur (-0,57 persen), dan cyclical (-0,29 persen).
IHSG Ditargetkan Tembus ke Level 6.700 Hingga Kuartal II
IHSG ditargetkan menembus level 6.700 hingga akhir kuartal II 2025. Namun, angka ini dapat tercapai jika indeks memiliki beberapa sentimen pendorong.
Analis sekaligus Founder Stocknow.id, Hendra Wardana mengatakan secara teknikal IHSG masih dalam fase downtrend. Tetapi untuk jangka pendek indeks berpeluang rebound dengan menguji resistance di level 6.497.
"Jika level ini mampu ditembus disertai perbaikan sentimen global dan kebijakan domestik yang akomodatif, maka target selanjutnya berada di kisaran 6.700 hingga akhir kuartal II 2025," ujar Hendra kepada kabarbursa.com, Senin, 21 April 2025.
Untuk paruh kedua tahun ini, kata Hendra, arah IHSG akan sangat ditentukan oleh kepastian kabinet pemerintahan baru Prabowo-Gibran, seperti kejelasan kebijakan fiskal 2025, serta stabilitas eksternal dari perundingan dagang internasional dan kebijakan moneter global.
Di samping itu, dia memandang prospek pasar modal Indonesia tahun ini masih tergolong menjanjikan, meski diwarnai dinamika global yang cukup menantang.
"Tekanan geopolitik seperti perang dagang Amerika Serikat (AS) - China, kebijakan tarif resiprokal Presiden Donald Trump terhadap Indonesia, serta kebijakan suku bunga The Fed yang cenderung ketat hingga akhir tahun menjadi sentimen utama yang membayangi pasar," jelasnya.
Kendati demikian, lanjut Hendra, respons cepat pemerintah Indonesia dalam menegosiasikan tarif perdagangan bilateral dengan AS dalam waktu 60 hari mencerminkan keseriusan menjaga akses ekspor nasional tetap kompetitif.
Menurut dia, hal tersebut menjadi katalis positif bagi pelaku pasar, khususnya pada sektor padat karya seperti tekstil, furniture, hingga perikanan.
"Di sisi lain, potensi tercapainya kesepakatan dagang AS-China juga membuka ruang bagi perbaikan sentimen global, termasuk terhadap aliran modal asing ke emerging market seperti Indonesia," tandasnya.
Dari sisi domestik, kabar terbaru terkait proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) juga menjadi dorongan sentimen positif setelah pemerintah dan DPR RI sepakat mencabut blokir anggaran proyek IKN, yang sebelumnya dikenakan akibat program efisiensi belanja negara.
Hendra bilang, langkah tersebut langsung disambut antusias oleh beberapa emiten seperti BUMN Karya seperti PT PP (PTPP) dan Wijaya Karya (WIKA).
"PTPP, misalnya, tercatat telah mengerjakan 19 proyek di IKN dengan nilai total Rp14,31 triliun, termasuk proyek besar seperti Istana Presiden dan Jalan Tol Segmen 3B. Sementara itu, WIKA mencatat kontrak baru senilai Rp2,16 triliun di kuartal I 2025 dari sektor industri pendukung konstruksi," ungkapnya.
Meski begitu, Hendra mengimbau kepada investor untuk tetap waspada karena tekanan fundamental masih menghantui BUMN Karya, terutama WIKA dan WSKT yang menghadapi beban bunga tinggi dan risiko gagal bayar.
"Solusi yang disarankan meliputi restrukturisasi utang, efisiensi biaya, dan penjualan aset non-produktif," pungkasnya.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.