Logo
>

IHSG Pagi Menguat Tipis, Dipimpin Saham Teknologi dan Bahan Baku

IHSG dibuka menguat tipis ke level 7.166 pada Selasa pagi, ditopang sektor teknologi dan bahan baku di tengah gejolak harga minyak dunia.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Pagi Menguat Tipis, Dipimpin Saham Teknologi dan Bahan Baku
IHSG menguat tipis ke 7.166 didukung saham sektor teknologi dan bahan baku. Pasar tetap volatil akibat konflik Iran–Israel dan lonjakan harga minyak. Foto: KabarBursa/Abbas Sandji.

KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka menguat tipis 0,69 persen ke level 7.166 pada Selasa pagi, 17 Juni 2025. Indeks ditopang sektor teknologi, barang baku, dan konsumsi non-siklikal yang mencetak penguatan solid di awal perdagangan.

Mengutip RTI Business, sebanyak 204 saham terpantau menguat, 74 saham melemah, dan 245 saham mengalami stagnan. Adapun volume mencapai 309,285 juta lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp269,936 miliar.

Sementara itu merujuk data Stokcbit, PT Raja Roti Cemerlang Tbk. (BRRC) membukukan kenaikan tertinggi pagi ini sebesar 18,97 persen ke level Rp69 per saham.

Diikuti oleh PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT) yang menguat 17,67 persen menjadi Rp38.300, serta PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. (MBSS) yang ikut naik 14,04 persen ke harga Rp2.600.

Kenaikan signifikan juga dialami oleh PT Agung Menjangan Mas Tbk. (AMMS) yang naik 9,78 persen ke posisi Rp101, serta PT Panca Anugrah Wisesa Tbk. (MGLV) yang turut terapresiasi 9,52 persen menjadi Rp276.

Di sisi lain, sejumlah saham mengalami tekanan cukup besar. PT Mitra Energi Persada Tbk. (KOPI) menjadi top loser hari ini dengan koreksi tajam 14,52 persen ke harga Rp530. Disusul oleh PT Asahimas Flat Glass Tbk. (AMFG) yang melemah 11,84 persen ke Rp3.650 dan PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk. (SPRE) yang turun 9,88 persen menjadi Rp146.

Saham PT Isra Presisi Indonesia Tbk. (ISAP) turut masuk daftar penurunan dengan pelemahan 8,33 persen ke Rp11 per saham, serta PT Asuransi Bintang Tbk. (ASBI) yang terkoreksi 6,02 persen ke Rp468.

Dari sektoral, sektor teknologi (+1,27 persen), sektor barang baku (+1,48 persen), dan sektor non-siklikal (+0,54 persen) menjadi penopang utama penguatan IHSG.

Sektor lain seperti energi (+0,37 persen), transportasi (+0,16 persen), serta infrastruktur (+0,53 persen) turut memberikan dukungan terhadap pergerakan IHSG, meski sektor industri tercatat melemah (-0,41 persen).

IHSG Rawan Koreksi

Kemarin, IHSG ditutup melemah 0,68 persen ke level 7.117. Tekanan jual mendominasi dan menyebabkan indeks menembus dua indikator penting, Moving Average (MA), yaitu MA20 dan MA200. Tim Riset MNC Sekuritas menyebut secara teknikal IHSG kini berada dalam dua potensi pergerakan.

“Apabila IHSG mampu menembus 7.240, maka akan membentuk wave (v) dari wave [a] menuju 7.263 hingga 7.355,” tulis Herditya Wicaksana, analsi MNCS dalam laporan teknikal harian, Selasa, 17 Juni 2025.

Namun, jika tekanan berlanjut, koreksi berpotensi berlanjut hingga ke area 6.713–7.009. Support IHSG saat ini berada di 7.136 dan 7.009, sementara resistance di kisaran 7.263 hingga 7.324.

Prospek IHSG di Tengah Konflik Israel - Iran

Konflik antara Israel dan Iran dinilai bisa menjadi batu sandungan untuk pasar global, tak terkecuali IHSG. Founder Stocknow.id, Hendra Wardana mengatakan serangan Israel ke berbagai fasilitas strategis Iran seperti pangkalan militer, gudang persenjataan, hingga lokasi pengayaan nuklir telah mendorong naiknya harga minyak dunia secara signifikan.

"Data per akhir pekan menunjukkan harga minyak global melonjak sebesar 12,7 persen ke level USD77,57 per barel," ujar dia dalam risetnya kepada KabarBursa.com, Senin, 16 Juni 2025.

Hendra menilai lonjakan harga itu menimbulkan kekhawatiran baru akan terganggunya pasokan energi global, mengingat Iran merupakan produsen minyak mentah terbesar ke-9 di dunia dengan output hampir 4 juta barel per hari.

Dampaknya perang terhadap pasar domestik pun sudah terlihat ketika IHSG ditutup melemah sebesar 38,30 poin atau 0,53 persen ke level 7.166,06 pada perdagangan Jumat, 13 Juni 2025.

Dari sisi teknikal, Hendra menjelaskan jika IHSG kini berada di bawah moving average 5 hari (MA5) dan memperlihatkan sinyal negatif melalui pola stochastic death cross.

"Menandakan potensi berlanjutnya pelemahan jangka pendek menuju MA20 di area 7.081 hingga level psikologis kuat di 7.000. Apabila tekanan meningkat, area dinamis MA50 di 6.909 menjadi support kritis yang perlu dicermati investor," katanya .(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Hutama Prayoga

Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.