Logo
>

IHSG Pasar Saham Paling Berotot di Asia, ini Buktinya

Ditulis oleh KabarBursa.com
IHSG Pasar Saham Paling Berotot di Asia, ini Buktinya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pagi hingga menjelang siang Selasa (4/6/2024) menunjukkan lonjakan signifikan. IHSG melesat 1,37 persen ke level 7.132. Pada pukul 11.00 WIB, IHSG bahkan menyentuh titik tertinggi di 7.137.

    Pencapaian ini menjadikan IHSG sebagai indeks dengan kenaikan tertinggi di Asia dan ASEAN, Selasa 4 Juni 2024.

    Volume transaksi mencapai 7,17 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp4,54 triliun dan frekuensi transaksi sebanyak 453 ribu kali.

    Sebanyak 290 saham mengalami penguatan signifikan, sementara 250 saham melemah, dan 217 saham stagnan.

    Pendorong Lonjakan IHSG

    Beberapa sektor saham menjadi motor penggerak IHSG pada Sesi I hari ini. Sektor barang baku, infrastruktur, dan properti mencatatkan penguatan paling optimis, masing-masing naik 1,16 persen, 1,15 persen, dan 1,04 persen.

    Saham-saham barang baku yang menjadi pendorong utama antara lain PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) yang melonjak 9,38 persen, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang meroket 8,08 persen, serta PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) yang melompat 6,21 persen.

    Kenaikan IHSG ini didorong oleh sentimen positif dari pasar global. Data terbaru menunjukkan aktivitas Manufaktur AS mengalami penurunan lebih cepat, memicu harapan bahwa suku bunga acuan The Fed akan dipangkas pada September tahun ini.

    Data tersebut mengindikasikan bahwa manufaktur AS tengah kesulitan mendapatkan momentum karena tingginya biaya pinjaman, pembatasan investasi bisnis dalam peralatan, dan penurunan belanja konsumen. Pada saat yang sama, produsen menghadapi kenaikan biaya input.

    Institute of Supply Management (ISM) melaporkan aktivitas Manufaktur AS yang diukur dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) berada di angka 48,7 pada Mei, melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 49,2.

    Level PMI di bawah 50 mencerminkan aktivitas bisnis berada di zona kontraksi. PMI Manufaktur AS sudah dua bulan berturut-turut berada di bawah 50.

    Selain itu, ISM New Orders pada Mei menyentuh angka 45,1, melambat dari 49,1 pada April.

    Data ISM ini menegaskan beberapa tren ekonomi yang berlaku: inflasi yang melambat, pertumbuhan yang menurun, dan pasar tenaga kerja yang ketat, seperti yang diungkapkan Gary Pzegeo dari CIBC Private Wealth US kepada Bloomberg News.

    "Potensi pemangkasan suku bunga akhir tahun ini semakin tinggi diperhitungkan dalam kontrak berjangka suku bunga," jelasnya.

    CME FedWatch Tools mencatat kenaikan signifikan pada peluang dipangkasnya suku bunga acuan ke 5,00 – 5,25 persen pada September 2024, mencapai 51,3 persen pada pagi menjelang siang. Ini meningkat dibandingkan sepekan lalu yang berada di kisaran 42,1 persen–45,1 persen untuk periode yang sama.

    Bursa Asia Lesu

    Bursa Asia dibuka melemah pada hari ini, Selasa (4/6). Pada pukul 08.24 WIB, indeks Nikkei 225 turun 0,57 persen ke 38.699,44. Indeks Hang Seng juga turun 0,37 persen ke 18.335,45.

    Indeks Taiex turun 0,17 persen menjadi 21.500,45, indeks Kospi melemah 0,52 persen menjadi 2.668,56, sementara indeks S&P/ASX 200 turun 0,21 persen ke 7.763,5.

    Di sisi lain, FTSE Straits Times turun 0,09 persen ke 3.345,88, sedangkan FTSE Malay menguat 0,29 persen ke 1.601,29.

    Bursa Asia mayoritas melemah setelah memulai bulan Juni dengan kuat. Investor di kawasan tersebut menanti hasil akhir pemilihan umum di India.

    India akan mulai menghitung suara untuk pemilu 2024 pada pukul 8 pagi waktu setempat. Perdana Menteri Narendra Modi diperkirakan akan memenangkan masa jabatan ketiga berturut-turut, yang jarang terjadi.

    Bursa saham India mencapai rekor tertinggi pada hari Senin, dengan indeks Nifty 50 dan BSE Sensex masing-masing melonjak lebih dari 3 persen.

    Selama akhir pekan, jajak pendapat lokal memproyeksikan Modi dan aliansinya yang dipimpin Partai Bharatiya Janata akan memenangkan mayoritas di majelis rendah parlemen.

    Sementara itu, indeks saham berjangka AS lesu karena Wall Street tampak mencari pijakan setelah awal bulan yang tidak merata. Pada perdagangan sesi sebelumnya, Wall Street terlihat bervariasi dengan Dow yang ditutup melemah 0,3 persen. Namun, indeks S&P 500 dan Nasdaq kompak menguat pada hari Senin 3 Juni 2024.

    Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami tekanan akibat fenomena 'Sell in May and Go Away,' di mana investor cenderung mengurangi porsi saham mereka pada bulan Mei. Meskipun demikian, data historis menunjukkan bahwa fenomena ini tidak selalu terjadi, dengan hanya 60 persen dari 10 tahun terakhir IHSG menunjukkan kinerja negatif pada bulan Mei. Namun, analis dari Infovesta Kapital Advisori menyatakan bahwa IHSG berpotensi rebound menjelang akhir kuartal II/2024 seiring dengan rilis laporan keuangan emiten big cap yang diharapkan mencetak laba positif​ (Bisnis.com)​.

    Performa Bursa Asia

    Dari data yang ditemukan Kabar Bursa, di bursa saham regional Asia, indeks Nikkei 225 di Jepang melemah signifikan, turun 2,16 persen ke 37.628,50 poin. Di sisi lain, indeks Hang Seng di Hong Kong menguat 0,48 persen ke 17.284,53 poin, sementara indeks Shanghai di Tiongkok naik 0,27 persen ke 3.052,89 poin. Namun, indeks Strait Times di Singapura melemah tipis 0,16 persen ke 3.287,75 poin​.

    Pada akhir Mei, IHSG ditutup melemah mengikuti mayoritas bursa di kawasan Asia, dengan sektor-sektor seperti barang konsumen primer, kesehatan, dan infrastruktur mencatatkan kenaikan. Sementara itu, sektor transportasi & logistik, keuangan, dan energi mengalami penurunan signifikan​.

    Secara keseluruhan, sentimen di bursa efek Asia pada Mei 2024 dipengaruhi oleh kombinasi faktor lokal dan global, termasuk kebijakan moneter AS, laporan keuangan emiten, dan tren musiman seperti 'Sell in May.'

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi