Logo
>

IHSG Pekan Depan Diprediksi Bergerak Positif

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Pekan Depan Diprediksi Bergerak Positif

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak dengan kecenderungan menguat pada pekan mendatang.

    Global Markets Strategist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, menyatakan bahwa tidak ada sentimen baru yang berpotensi mengganggu pergerakan IHSG pada minggu depan.

    "Jika melihat kondisi saat ini, pekan depan IHSG seharusnya mulai menguat, karena tidak ada sentimen negatif baru yang muncul," ujarnya kepada Kabarbursa.com, Sabtu, 23 November 2024.

    Meski begitu, Myrdal menjelaskan bahwa beberapa sentimen lama, seperti terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), masih memberikan pengaruh pada pasar. Selain itu, faktor lain yang berpotensi memengaruhi IHSG adalah data-data ekonomi dan perkembangan kebijakan domestik yang tengah digodok oleh pemerintah.

    Myrdal juga menyatakan optimismenya terhadap pergerakan IHSG hingga akhir 2024. Ia menyebut bahwa momen akhir tahun biasanya diwarnai dengan window dressing, yaitu strategi peningkatan nilai portofolio yang dilakukan oleh investor.

    "Kami berharap tren penguatan IHSG dapat berlanjut mulai minggu depan hingga akhir tahun, sehingga pergerakan pasar bisa kembali positif," pungkasnya.

    IHSG Sepekan Alami Kenaikan 0,48 Persen

    Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Aulia Noviana Utami Putri, mengatakan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG mengalami peningkatan sebesar 0,48 persen, menjadi berada pada level 7.195,565 dari 7.161,258 pada periode 18—22 November 2024.

    Sementara untuk kapitalisasi pasar bursa, kata Aulia, turut mengalami perubahan sebesar 0,08 persen menjadi Rp12.053 triliun dari Rp12.063 triliun pada pekan sebelumnya.

    “Rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa turut mengalami perubahan sebesar 13,80 persen menjadi 1,10 juta kali transaksi dari 1,28 juta kali transaksi pada pekan lalu,” kata Aulia dalam keterangan resmi BEI dikutip, Sabtu, 23 November 2024.

    Selain itu, selama sepekan rata-rata nilai transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 19,17 persen menjadi Rp9,93 triliun dari Rp12,28 triliun pada pekan sebelumnya.

    Di sisi lain, rata-rata volume transaksi harian Bursa selama sepekan mengalami perubahan sebesar 37,82 persen menjadi 19,89 miliar lembar saham dari 31,99 miliar lembar saham pada minggu sebelumnya.

    “Pergerakan investor asing hari ini (kemarin) mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp353,68 miliar dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp25,46 triliun,” jelas Aulia.

    Wall Street Menguat

    Di pasar asing, Wall Street kembali mencatat kenaikan pada penutupan perdagangan Jumat, 22 November 2024, dengan membukukan reli lima hari berturut-turut.

    Dilansir dari AP, Sabtu, 23 November 2024, Dow Jones Industrial Average mencapai rekor tertinggi baru, sementara S&P 500 naik 0,3 persen. Kenaikan mingguan S&P 500 sebesar 1,7 persen hampir menghapus seluruh penurunan dari pekan sebelumnya.

    Dow melonjak 1 persen, melewati rekor tertinggi sebelumnya yang dicapai pekan lalu, dan Nasdaq naik tipis 0,2 persen. Pasar telah bergejolak dalam beberapa minggu terakhir, sempat merosot menjelang pemilu November, melonjak setelah kemenangan Donald Trump, lalu kembali melemah. Namun, minggu ini S&P 500 terus mendekati rekor tertingginya, kini hanya berjarak 0,5 persen dari level puncak.

    “Kondisi pasar secara keseluruhan mulai kembali normal setelah periode yang penuh tekanan,” kata Mark Hackett, Kepala Penelitian Investasi di Nationwide.

    Saham beberapa peritel mencatat lonjakan setelah memberikan laporan keuangan yang positif. Gap melonjak 12,8 persen setelah membukukan laba dan pendapatan kuartal ketiga yang melampaui ekspektasi analis, sekaligus menaikkan proyeksi pendapatan tahunannya. Ross Stores, peritel diskon, naik 2,2 persen setelah merevisi naik proyeksi laba tahunannya.

    Di sisi lain, saham EchoStar merosot 2,8 persen setelah DirecTV membatalkan rencana pembelian unit Dish Network miliknya.

    Saham perusahaan kecil, yang diwakili oleh indeks Russell 2000, mencatat kenaikan 1,8 persen, salah satu yang tertinggi pada hari itu. Sementara mayoritas saham dalam S&P 500 menguat, beberapa saham teknologi besar justru mengalami penurunan, menahan laju indeks.

    Nvidia turun 3,2 persen. Valuasi yang tinggi membuat saham ini memiliki pengaruh besar terhadap pergerakan pasar secara keseluruhan. Perusahaan yang kini bernilai hampir USD 3,6 triliun itu tengah diuntungkan oleh tingginya permintaan chip untuk teknologi kecerdasan buatan.

    Sementara itu, pasar Eropa sebagian besar ditutup menguat, sementara pasar Asia bergerak variatif. Harga minyak mentah juga naik. Di pasar obligasi, imbal hasil Treasury 10 tahun turun tipis ke 4,41 persen dari 4,42 persen pada hari sebelumnya.

    Di pasar kripto, Bitcoin bertahan di sekitar USD99.000, menurut CoinDesk. Harga aset kripto ini telah lebih dari dua kali lipat sepanjang tahun dan pertama kali melampaui level USD99.000 pada Kamis lalu.

    Perhatian investor pekan ini banyak tertuju pada sektor ritel menjelang musim belanja akhir tahun. Walmart, peritel terbesar di AS, melaporkan penjualan kuartal yang kuat dan memberikan proyeksi keuangan yang optimistis. Namun, Target membukukan laba yang lebih rendah dari ekspektasi analis, mengecewakan pasar dengan proyeksi yang lebih lemah.

    Meski tekanan inflasi dan suku bunga tinggi masih dirasakan, belanja konsumen tetap menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Inflasi yang terus melandai dan penurunan suku bunga acuan Federal Reserve memberikan sedikit kelonggaran bagi konsumen.

    Namun, perubahan besar dalam pola belanja atau kenaikan kembali inflasi dapat memaksa bank sentral untuk mengubah kebijakannya.

    Indeks sentimen konsumen Universitas Michigan menunjukkan kekuatan daya beli tetap tinggi, meski turun ke 71,8 dari 73 pada awal bulan. Ini masih lebih baik dibandingkan level Oktober di 70,5. Ekspektasi inflasi konsumen untuk setahun ke depan turun tipis ke 2,6 persen, terendah sejak Desember 2020.

    Pekan depan, investor akan memantau laporan indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) untuk Oktober, indikator inflasi utama yang akan dirilis Rabu. Laporan ini menjadi data terakhir sebelum pertemuan Federal Reserve pada Desember mendatang. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.