Logo
>

IHSG Pekan ini Alami Kenaikan 0,16 Persen

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Pekan ini Alami Kenaikan 0,16 Persen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang periode 20-24 Januari 2025 mayoritas menunjukkan tren positif. Menurut Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, rata-rata nilai transaksi harian mengalami kenaikan sebesar 6,90 persen atau mencapai Rp12,45 triliun dibandingkan pekan sebelumnya yang berada di angka Rp11,64 triliun.

    "Rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini mengalami peningkatan sebesar 5,23 persen menjadi 18,43 miliar lembar saham dari 17,51 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya," kata Kautsar dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, 25 Januari 2025.

    Kautsar juga menjelaskan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini mencatatkan kenaikan sebesar 0,16 persen, yakni mencapai level 7.166,056 dibandingkan posisi pekan lalu di 7.154,658. Namun, kapitalisasi pasar Bursa justru mengalami sedikit penurunan sebesar 0,08 persen menjadi Rp12.462 triliun dari Rp12.472 triliun pada minggu sebelumnya, ungkapnya.

    Kautsar menuturkan, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa pekan ini mengalami perubahan sebesar 9,46 persen menjadi 1,27 juta kali transaksi dari 1,40 juta kali transaksi pada pekan lalu.

    Investor asing per kemarin, kata dia, mencatatkan nilai jual bersih Rp571.49 miliar dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp3,61 triliun.

    Jelang Libur Panjang, IHSG Loyo

    [caption id="attachment_114389" align="alignnone" width="2120"] Aktifitas depan Papan Pantau Saham di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/1/2025). Hari ini Papan Pantai terlihat hijau. Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji[/caption]

    Sementara itu, IHSG ditutup melemah sebesar 26 poin atau turun 0,37 persen ke level 7,206 pada perdagangan Jumat, 24 Januari 2025. Merujuk data perdagangan RTI Business, IHSG pada hari ini terpantau bervariasi mulai dari yang tertinggi di level 7,261 dan level terendah 7,166 persen.

    Pada perdagangan kemarin sebanyak 213 saham berada di zona hijau, 354 saham melemah, dan 243 saham mengalami stagnan. Volume perdagangan hari ini tercatat Rp25,674 miliar, transaksi Rp12,601 triliun dengan frekuensi mencapai 1,180,347.

    Lalu, POLU (24,63 persen) terpantau berada di posisi teratas top gainer. LION (24,53 persen) berada di posisi kedua, diikuti FUTR (23,16 persen), LIVE (18,72 persen), dan OBAT (17,11 persen).

    Sedangkan saham-saham yang berada di lima berarti top loser di antaranya DATA (-18,85 persen), SMKL (-14,35 persen), SAPX (-13,46 persen), BRRC (-12,50 persen), dan ENAK (-12,34 persen).

    Indeks LQ45 juga terlihat mengalami pelemahan pada hari ini dengan performa -1,44 persen. Saham yang terkoreksi paling dalam di indeks ini adalah INCO (-6,14 persen), ARTO (-4,08 persen), GOTO (-3,49 persen) dan AKRA (-3,25 persen).

    Dari sisi sektoral, sebagian besar sektor mengalami pelemahan. Hanya dua sektor yang berada di zona hijau seperti non cylical dan properti.

    Pasar Saham AS Melemah di Akhir Pekan

    [caption id="attachment_101065" align="alignnone" width="640"] Patung banteng di Wall Street. {Foto: Reuters)[/caption]

    Di sisi lain diberitakan sebelumnya, Wall Street melemah pada Jumat waktu Amerika atau Sabtu, 25 Januari 2025, dini hari WIB setelah mencatatkan rekor tertinggi sehari sebelumnya. Indeks S&P 500 turun 0,3 persen, diikuti Dow Jones Industrial Average yang turun 140 poin atau 0,3 persen, serta Nasdaq Composite yang merosot 0,5 persen. Meski begitu, pekan ini tetap menjadi pekan kemenangan kedua berturut-turut bagi Wall Street.

    Perdagangan hari itu berlangsung relatif tenang, dibantu oleh stabilitas pasar obligasi. Belakangan ini, pergerakan Wall Street banyak dipengaruhi oleh kekhawatiran terhadap inflasi dan utang pemerintah AS yang membengkak. Ketika kekhawatiran meningkat, imbal hasil obligasi melonjak dan menekan harga saham. Sebaliknya, ketika kekhawatiran mereda—seperti setelah laporan inflasi yang lebih baik pekan lalu—imbal hasil obligasi menurun, membantu saham naik.

    Di sisi lain, musim laporan keuangan perusahaan besar AS yang sebagian besar positif juga membantu menopang pasar saham. Meskipun tekanan dari kenaikan imbal hasil obligasi ada, perusahaan bisa mengimbanginya dengan mencatatkan keuntungan yang lebih besar. Namun, ada tanda tanya besar soal berapa lama tren kenaikan laba ini bisa bertahan.

    “Kalau 2024 adalah tahun pemilu, maka 2025 adalah tahunnya pendapatan,” ujar kepala ekonom di Annex Wealth Managemen, Brian Jacobsen, dikutip dari AP di Jakarta, Sabtu.

    Ia menyoroti pendapatan perusahaan terus membaik, tetapi pertanyaan besarnya adalah seberapa lama ini bisa berlangsung dan seberapa besar kenaikannya.

    Beberapa saham perusahaan besar justru terpukul meskipun kinerja keuangannya cukup baik. Texas Instruments, misalnya, anjlok 7,5 persen meski melaporkan laba kuartal yang melampaui ekspektasi analis. Investor lebih fokus pada sinyal negatif dari proyeksi keuntungan perusahaan untuk awal 2025, yang menyeret saham-saham di industri semikonduktor ikut melemah.

    Nasib serupa dialami CSX, yang turun 2,9 persen meskipun mencatat laba sesuai ekspektasi analis. Pendapatannya sedikit meleset karena dampak badai di akhir 2024.

    Namun, ada juga saham yang bersinar di Wall Street. Saham Novo Nordisk yang terdaftar di AS melesat 8,5 persen setelah perusahaan asal Denmark itu melaporkan hasil uji klinis positif untuk obat penanganan obesitas. Ini berpotensi mendongkrak keuntungan perusahaan di masa depan.

    NextEra Energy, pemilik Florida Power & Light, juga mencatat kenaikan saham 5,2 persen setelah melaporkan laba kuartalan yang sedikit di atas ekspektasi. CEO John Ketchum menyebutkan peningkatan permintaan listrik memberikan dampak positif bagi perusahaannya.

    Sementara itu, Verizon Communications naik 0,9 persen. Hasil kuartalannya sedikit melampaui ekspektasi analis, dibantu oleh kenaikan harga layanan beberapa waktu terakhir. Selain itu, perusahaan ini juga meluncurkan strategi untuk membantu bisnis memanfaatkan kecerdasan buatan (AI).

    Meski Wall Street tidak selalu ceria, optimisme masih membayangi, didorong oleh laporan keuangan dan prospek beberapa perusahaan besar. Namun, dengan tekanan dari berbagai sisi, investor tetap waspada terhadap langkah selanjutnya di pasar.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.