Logo
>

IHSG Perkasa Ditutup 1,70 Persen, Evaluasi Saham-saham ini

Volume perdagangan mencapai 23,255 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp13,920 triliun.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Perkasa Ditutup 1,70 Persen, Evaluasi Saham-saham ini
IHSG hari ini ditutup menguat, sejumlah saham tampak menghijau. Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menghijau dengan penguatan 1,70 persen ke level 6.368 pada perdagangan Senin, 14 April 2025.

    Merujuk data perdagangan RTI Business, IHSG hari ini bergerak fluktuatif dengan level terendah 6.225 dan tertinggi 6.404. Menghijaunya indeks membuat 492 saham menguat, 137 saham melemah, dan 176 saham stagnan. 

    Adapun pada penutupan hari ini, volume perdagangan mencapai 23,255 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp13,920 triliun. 

    Berdasarkan data Stockbit pada pukul 16.04 WIB, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) menjadi saham dengan top volume tertinggi mencapai 3,87 miliar saham. 

    Di belakang GOTO terdapat PT BUMI Resources Tbk. (BUMI) dengan 793,24 juta saham, diikuti PT umi Resources Minerals Tbk. (BRMS) 564 juta saham, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) 423,13 juta saham, dan PT Darma Henwa Tbk. (DEWA) 344,61 juta saham. 

    Dalam kategori top value, PT Bank Mandiri (BMRI) menduduki posisi tertinggi usai membukukan nilai transaksi terbesar dengan Rp1,99 triliun. 

    Di posisi kedua, ada PT Bank Negara Indonesia (BBNI) Rp722,33 miliar, dibuntuti PT Bank Central Asia (BBCA) dengan Rp679,55 miliar, lalu PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Rp609,09 miliar, dan PT neka Tambang Tbk. (ANTM) mencapai Rp341,14 miliar. 

    Di sisi lain, seluruh sektoral terpantau mengalami penguatan. Sektor yang naik siginifikan ialah basic ind (6,2 persen), properti (3,72 persen), infrastruktur (3,52 persen), dan cylical (3,6 persen). 

    Jika IHSG ditutup menguat signifikan seperti hari ini, ada beberapa langkah yang bisa dipertimbangkan oleh investor pada keesokan harinya saat pasar dibuka:

    1. Monitor Sentimen Pasar: Setelah penguatan yang cukup besar, penting untuk memantau bagaimana sentimen pasar akan bergerak pada pembukaan perdagangan berikutnya. Bisa jadi ada konsolidasi atau bahkan koreksi ringan setelah rally, terutama jika pasar sudah mencapai level tertinggi baru dalam jangka pendek.
    2. Perhatikan Sektor yang Menguat: Mengingat sektor-sektor seperti basic industries, properti, infrastruktur, dan cyclical mengalami penguatan yang signifikan, investor bisa mempertimbangkan untuk melakukan rotasi sektor. Jika sektor-sektor ini masih menunjukkan potensi baik, melanjutkan alokasi di sektor-sektor tersebut bisa menjadi pilihan, atau mencari peluang di sektor yang lebih tertekan tapi memiliki potensi rebound.
    3. Diversifikasi Portofolio: Jika ada saham-saham yang sudah mencatatkan kenaikan signifikan, pertimbangkan untuk mendiversifikasi portofolio agar tidak terlalu bergantung pada satu saham atau sektor. Mungkin ini waktu yang baik untuk melakukan rebalancing portofolio jika ada saham yang sudah mencapai target harga.
    4. Mengevaluasi Saham dengan Top Volume dan Top Value: Saham seperti GOTO, BUMI, BRMS, BMRI, dan BBNI mencatatkan volume perdagangan tinggi dan nilai transaksi besar. Jika saham-saham ini menunjukkan kekuatan atau momentum yang baik, bisa jadi layak untuk terus dipantau atau bahkan dibeli, terutama jika investor merasa ada potensi untuk pertumbuhan lebih lanjut.
    5. Perhatikan Berita Ekonomi dan Perusahaan: Selalu cek berita atau laporan keuangan perusahaan yang mungkin mempengaruhi arah pergerakan saham, terutama untuk saham yang memiliki pengaruh besar terhadap pergerakan IHSG.
    6. Waspadai Potensi Koreksi: Jika IHSG sudah menguat signifikan dalam waktu singkat, ada kemungkinan koreksi teknikal bisa terjadi. Investor yang lebih konservatif bisa memilih untuk menunggu penurunan harga untuk membeli saham dengan harga yang lebih menarik.
    7. Terapkan Strategi Trading atau Investasi yang Tepat: Jika Anda adalah trader jangka pendek, bisa memanfaatkan momentum penguatan untuk mengambil keuntungan dalam jangka pendek. Sedangkan untuk investor jangka panjang, fokus pada nilai fundamental perusahaan dan prospek ke depannya tetap menjadi prioritas.

    Secara umum, setelah penguatan besar, penting untuk tetap berhati-hati dan tidak terburu-buru membuat keputusan. Menjaga rasio risiko terhadap imbal hasil tetap terkendali adalah kunci dalam kondisi pasar seperti ini.

    IHSG Anjlok 8,04 Persen, Hilang Rp29,92 Triliun

    Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 27 Maret 2025 mengalami penguatan setelah sempat tertekan oleh sentimen negatif terhadap kondisi perekonomian global.

    Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengatakan IHSG mencatatkan penguatan sebesar 3,83 persen secara month-to-date (mtd) ke level 6.510,62. Kendati, IHSG secara year-to-date (ytd) indeks masih melemah sebesar 8,04 persen.

    “Nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar 11.126 triliun atau naik 2,27 persen mtd, namun secara ytd turun sebesar 9,80 persen,” ujar Inarno dalam RDK OJK untuk Maret 2025.

    Untuk non-residen mencatatkan net sales sebesar Rp8,02 triliun sepanjang Maret dan Rp29,92 triliun secara ytd.

    Inarno menjelaskan, tekanan di pasar modal semakin terasa usai pembukaan kembali bursa setelah libur Lebaran pada 8 April 2025, di mana IHSG anjlok 7,9 persen dari point 6.510 ke level 5.996. Karenanya, perdagangan sempat diberhentikan sementara (trading halt) selama 30 menit. 

    “Sebagai tambahan informasi sejak pembukaan pasar saham pasca libur lebaran pada tanggal 8 April 2025, IHSG gabungan dtd mengalami penurunan sebesar 7,9 persen dari 6.510 ke level 5.996, dan sempat mengalami halting selama 30 menit pada pukul 9. Dibuka kembali 30 menit, di 9.30,” jelas Inarno.

    Kendati demikian, menurut Inarno, tekanan tersebut mulai mereda pada 9 April 2025, dengan IHSG yang mencatatkan penguatan sebesar 0,47 persen ke level 5.967. Tren positif berlanjut pada 10 April 2025, ketika IHSG ditutup menguat sebesar 4,79 persen ke level 6.254, meskipun secara ytd indeks masih mencatat penurunan sebesar 11,67 persen.

    Di pasar obligasi, indeks ICBI selama Maret 2025 tercatat melemah 0,17 persen mtd, tetapi menguat 1,75 persen ytd. Sementara itu, sektor pengelolaan investasi juga menunjukkan pertumbuhan dengan nilai aset kelolaan (AUM) mencapai Rp811,97 triliun, naik 0,45 persen dibandingkan bulan sebelumnya, walau turun 3,71 persen sejak awal tahun.

    OJK juga mencatat kinerja positif dalam penghimpunan dana di pasar modal. Sampai 27 Maret 2025, nilai penawaran umum mencapai Rp57,68 triliun, termasuk Rp3,24 triliun dari lima emiten baru. Di sisi securities crowdfunding (SCF), sejak diberlakukannya aturan SCF hingga akhir Maret 2025, tercatat 18 penyelenggara berizin dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp1,49 triliun.

    Selain itu, di pasar derivatif keuangan, volume transaksi tercatat mencapai 571.610 juta lot dengan nilai akumulasi sebesar Rp710,63 triliun dari awal tahun hingga akhir Maret 2025. 

    Bursa Karbon juga terus bertumbuh, dengan total volume perdagangan mencapai 1,59 juta ton CO2 ekuivalen dan akumulasi nilai sebesar Rp77,91 miliar. “Sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 27 Maret 2025 tercatat 111 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume sebesar  Rp1.598.693 ton,” jelasnya.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.