Logo
>

IHSG-Rupiah Melonjak: Rekor Tertinggi dan Sentimen Positif Pemerintah

Ditulis oleh Syahrianto
IHSG-Rupiah Melonjak: Rekor Tertinggi dan Sentimen Positif Pemerintah

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah berhasil mencatatkan performa positif pada perdagangan hari ini, Senin, 19 Agustus 2024. IHSG tidak hanya berhasil menunjukkan penguatan, tetapi juga mencetak rekor baru dengan menyentuh level all time high (ATH).

    Pencapaian ini menunjukkan kepercayaan investor yang semakin kuat terhadap prospek pasar saham Indonesia, didorong oleh kinerja perusahaan yang solid dan sentimen positif dari pasar global.

    Di sisi lain, rupiah juga mengalami apresiasi yang signifikan. Mata uang Garuda ini merespons positif langkah-langkah strategis yang diambil oleh Presiden Joko Widodo, yang dipandang sebagai upaya efektif dalam menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global. Kebijakan-kebijakan tersebut, seperti penguatan investasi infrastruktur dan insentif bagi sektor industri, telah meningkatkan kepercayaan pelaku pasar terhadap ekonomi Indonesia.

    Kombinasi antara penguatan IHSG dan apresiasi rupiah ini mencerminkan optimisme yang terus berkembang di pasar keuangan domestik, sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia berada pada jalur yang tepat dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

    IHSG

    IHSG ditutup pada level 7.466,83 atau naik 34,7 poin (0,47 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya pada level 7.432,09. Mengutip RTI, sebanyak 318 saham melaju di zona hijau dan 216 saham di zona merah. Sedangkan 207 saham lainnya stagnan. Adapun jumlah transaksi sore ini mencapai Rp 9,2 triliun dengan volume 15,6 miliar saham.

    Adapun level ATH IHSG sebelumnya tersentuh pada penutupan perdagangan Rabu, 14 Agustus 2024 dengan menguat 79,4 poin atau 1,08 persen ke level 7.436,039. Posisi itu melampaui rekor sebelumnya yang terjadi pada 14 Maret 2024 di posisi 7.433,315.

    Kenaikan IHSG hari ini didukung oleh delapan indeks sektoral. Sektor barang konsumsi nonprimer mencatat kenaikan tertinggi dengan lonjakan 3,32 persen. Disusul sektor perindustrian yang naik 1,18 persen, sektor barang baku naik 0,66 persen, dan sektor keuangan naik 0,65 persen. Sektor transportasi dan logistik naik 0,41 persen, sektor barang konsumsi primer naik 0,05 persen, sektor teknologi naik 0,03 persen, dan sektor properti serta real estat yang naik tipis 0,01 persen.

    Namun, tiga sektor lainnya mengalami pelemahan. Sektor kesehatan turun 0,45 persen, sektor infrastruktur melemah 0,44 persen, dan sektor energi turun 0,06 persen.

    Top gainers yang mendorong laju IHSG yakni, HM Sampoerna (HMSP) yang melonjak 15,7 persen ke level Rp 770 per saham. Kemudian, Barito Renewables Energy (BREN) yang bertambah 5,4 persen ke level Rp 9.200 per saham. Dilanjutkan oleh BFI Finance (BFIN) yang naik 4,2 perse ke level Rp 990 per saham.

    Top losers yang menekan IHSG yaitu, Saratoga Investama Sedaya (SRTG) yang ambles 3,2 persen ke posisi Rp 1.805 per saham. Lalu, Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) yang melemah 2,9 persen ke posisi Rp 5.000 per saham. Dilanjutkan oleh Chandra Asri Pacific (TPIA) yang turun 2,4 persen ke posisi Rp 9.850 per saham.

    Sementara bursa Asia menghijau dengan kenaikan, Strait Times 0,08 persen (2,6 poin) ke level 3.355,26, Hang Seng Hong Kong bertambah 0,8 persen (139,4 poin) ke posisi 17.569,5, dan Shanghai Komposit menguat 0,49 persen (14,2 poin) ke posisi 2.893,66. Sementara itu, Nikkei melemah 1,7 persen (674,09 poin) ke posisi 37.388,6.

    Tim riset Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan IHSG dan bursa regional Asia cenderung menguat yang di topang sikap pelaku pasar yang masih optimistis pemangkasan suku bunga akan dilakukan oleh The Fed sehingga hal ini masih menjadi motor positif penggerakan pasar keuangan.

    "Pelaku pasar memprediksi kebijakan pemangkasan suku bunga pada kuartal akhir tahun ini," tulis Pilarmas Sekuritas, Senin, 19 Agustus 2024.

    Rupiah

    Di sisi lain, mengutip data Bloombergs, rupiah sore ini ditutup menguat. Pukul 14.59 WIB mata uang garuda ditutup pada level Rp 15.550 per USD atau naik 143 poin (0,91 persen) dibandingkan dengan sebelumnya pada level Rp15.693 per saham.

    Sementara itu, mengacu kurs tengah Jisdor, nilai tukar rupiah pada Jumat, 16 Agustus 2024 pada level Rp 15.591 per USD, atau menguat dibanding Senin, 19 Agustus 2024 pada level Rp 15.716 per USD.

    Lebih lanjut, mata uang rupiah terhadap dolar AS menunjukkan bahwa mata uang Garuda

    merespons positif langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan perombakan (reshuffle) kabinet, sebut analis ICDX Taufan Dimas Hareva. Adapun reshuffle kabinet dilakukan di Istana Negara hari ini.

    Nilai tukar (kurs) upiah menanjak 143 poin atau 0,91 persen dan bertengger di level Rp 15.550 dibandingkan sebelumnya di level Rp 15.693 per USD.

    "Mata uang kita juga turut terdorong oleh sentimen positif pelaku pasar atas Pidato Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 dan Penyampaian Nota Keuangan di Gedung DPR/ MPR RI, serta sentimen terbaru terkait Presiden Jokowi yang melakukan reshuffle kabinetnya pada hari ini," jelas Taufan dalam catatan Senin, 19 Agustus 2024.

    "Kenaikan rupiah hari ini juga didukung oleh meningkatnya peluang penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) pada September 2024, sehingga hal tersebut menekan kinerja mata uang dolar AS dan menopang kinerja mata uang rupiah,” tambahnya.

    Dilihat dari sisi data, ekonomi AS pekan lalu menunjukkan penjualan ritel melebihi ekspektasi. Indeks Harga Produsen (PPI) dan Indeks Harga Konsumen (CPI) mengindikasikan inflasi negara itu menurun.

    Selain itu, perumahan baru AS turun USD6,8 pada Juli 2024 menjadi 1,238 juta unit dari kenaikan 1,1 persen pada Juni 2024, yang merupakan level terendah sejak 2020.

    "Angka ini menambah kekhawatiran terhadap kekuatan perekonomian, terutama setelah laporan inflasi dan tenaga kerja yang lebih lemah baru-baru ini," ungkapnya.

    Dilihat dari sisi yang lain, Presiden Federal Reserve Bank of Chicago Austan Goolsbee pekan lalu mengatakan saat ini ekonomi AS tidak menunjukkan tanda-tanda overheating. Dengan demikian, bank sentral harus waspada untuk mempertahankan kebijakan restriktif lebih lama dari yang diperlukan. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.