Logo
>

IHSG Siang Menguat: Perhatikan BUMI, GTSI, BULL

IHSG menguat di sesi I meski breadth negatif, didorong sektor infrastruktur serta aliran asing yang fokus pada tiga emiten besar di tengah kewaspadaan jelang keputusan The Fed.

Ditulis oleh Yunila Wati
IHSG Siang Menguat: Perhatikan BUMI, GTSI, BULL
Aktivitas di papan pantau Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: KabarBursa.com/Desty Luthfiani.

KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sesi perdagangan pertama Rabu, 10 Desember 2025, menguat. Indeks berhasil menjaga momentum bullishnya dengan naik 0,42 persen ke level 8.693. 

Rupanya, masih ada buyer yang mempertahankan control setelah reli Panjang yang menempatkan IHSG di rentang all-time high. IHSG sempat mencapai level tertinggi intraday di 8.720 dan sempat pula terkoreksi ringan ke 8.668, sebelum Kembali stabil di zona hijau.

Kondisi breadth pasar sebenarnya tidak ideal. Dari total emiten yang diperdagangkan, hanya 274 saham menguat sementara 428 melemah dan 255 stagnan. Artinya, kenaikan IHSG sesi pertama ini lebih didorong oleh saham-saham berkapitalisasi besar yang menahan indeks. 

Nilai transaksi yang mencapai Rp19,18 triliun menunjukkan aktivitas yang tetap tinggi. Pasar belum kehilangan minat meskipun volatilitas meningkat menjelang pengumuman kebijakan Federal Reserve. 

Sentimen eksternal inilah yang membayangi seluruh pergerakan indeks hari ini. Investor berada dalam mode antisipatif, mencari petunjuk arah suku bunga global dan dampaknya terhadap ekspektasi likuiditas, aliran dana asing, serta valuasi pasar domestik.

Dari sisi sektor, infrastruktur menjadi pendorong utama dengan lonjakan, hampir 5 persen. Penguatan ini konsisten dengan persepsi pasar bahwa proyek pembangunan dan akselerasi belanja pemerintah akan mendapatkan kembali momentumnya, terutama setelah sinyal pelonggaran moneter global mulai menguat. 

Energi dan bahan baku juga mencatat kenaikan signifikan, masing-masing 2,03 persen dan 1,42 persen. Kenaikan ini menunjukkan bahwa sektor-sektor cyclical berbasis komoditas tetap menjadi fokus pelaku pasar yang mengincar momentum jangka pendek.

Di sisi lain, tekanan terbesar justru muncul dari sektor finansial yang melemah 0,65 persen. Melemahnya sektor ini menjadi anomali karena biasanya bank besar membantu menjaga stabilitas indeks. 

Tiga Emiten Paling Banyak Diborong Asing 

Sementara itu, mengutip data Republik Investor, ada tiga saham besar yang di sesi pertama ini diborong asing. Mereka adalah Bumi Resources Tbk (BUMI), GTS Internasional Tbk (GTSI) dan Buana Lintas Lautan Tbk (BULL).

BUMI menjadi sorotan utama setelah mencatat akumulasi asing terbesar dengan volume 330 juta lembar dan nilai bersih mencapai Rp1,821 miliar. GTSI menyusul dengan net buy asing sebesar Rp124 miliar pada volume 280 juta lembar.

Sementara itu, BULL membukukan net foreign buy sebesar Rp107 miliar dengan volume 324 juta lembar, menegaskan bahwa saham berbasis logistik dan tanker masih dianggap menarik, terutama di tengah volatilitas global yang membuat sektor-sektor tertentu menjadi preferensi defensif bagi investor asing.

Jika melihat keseluruhan struktur sesi I, IHSG menunjukkan ketahanan yang baik. Terlepas dari breadth negatif dan tekanan pada sektor finansial, indeks masih mampu mempertahankan posisinya jauh di atas level support 8.650.

Selama sentimen global tidak memburuk secara drastis, probabilitas IHSG untuk mengakhiri hari dengan penguatan tetap terbuka. Namun, peluang untuk mencetak level tertinggi baru tampaknya terbatas tanpa dukungan asing, mengingat hingga sesi I aliran dana asing masih berfluktuasi dan cenderung defensif.

Kunci pergerakan IHSG pada sesi II sepenuhnya bergantung pada dua faktor: bagaimana pasar Asia bergerak setelah rilis data inflasi China dan bagaimana pelaku pasar domestik mengantisipasi hasil rapat FOMC. 

Jika kedua sentimen ini cenderung positif atau setidaknya tidak memberikan kejutan buruk, IHSG berpotensi menutup hari di atas 8.700. Sebaliknya, jika foreign flow kembali melemah dan tekanan di sektor finansial tidak mereda, indeks rawan terkoreksi ringan ke area 8.650–8.670.

Dengan momentum teknikal yang masih bullish, volatilitas yang moderat, dan minat beli yang belum pudar, skenario penutupan hijau masih menjadi baseline hari ini. Namun pasar tetap berada pada fase penuh kehati-hatian—menguat, tetapi tidak tanpa risiko di baliknya.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79