KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 59,81 poin atau setara 0,82 persen ke level 7.371,73 pada perdagangan Senin, 21 Juli 2025.
Sepanjang sesi awal, indeks bergerak di rentang 7.363,84 hingga 7.372,70. Capaian ini mencerminkan optimisme pelaku pasar terhadap prospek kinerja emiten semester II.
Total transaksi di seluruh pasar mencapai 3,99 miliar lot dengan nilai perdagangan Rp283,99 miliar dari 43.580 kali transaksi. Di pasar reguler, tercatat nilai transaksi Rp283,98 miliar dari 43.550 kali transaksi.
Investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp306 miliar, dengan pembelian senilai Rp4,47 triliun dan penjualan Rp4,16 triliun. Komposisi transaksi masih didominasi oleh investor domestik sebesar 70,89 persen, sedangkan asing berkontribusi 29,11 persen.
Sejumlah saham mencetak kenaikan signifikan, dipimpin oleh PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) dari pendatang baru yang melonjak 24,62 persen ke Rp1.215.
Disusul oleh PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) di sektor teknologi yang naik 24,58 persen ke Rp735, dan PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) dari sektor infrastruktur yang menguat 24,54 persen ke Rp1.015.
Saham lain yang ikut reli adalah PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI) di sektor konsumer siklikal, naik 22,12 persen ke Rp690, serta PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) dari sektor energi yang naik 19,40 persen ke Rp320.
Sebaliknya, tekanan jual menyeret beberapa saham ke zona merah. PT Alakasa Industrindo Tbk (ALKA) dari sektor bahan baku melemah 12,58 persen ke Rp264. Disusul PT Lavender Bina Cendikia Tbk (BMBL) dari sektor teknologi pendidikan yang turun 5,88 persen ke Rp16, serta PT Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI) dari sektor barang konsumen non-siklikal yang turun 5,38 persen ke Rp1.230.
Selain itu, PT MD Entertainment Tbk (FILM) di sektor media dan hiburan turun 5,02 persen ke Rp1.420 dan PT Widiant Jaya Krenindo Tbk (WIDI) dari sektor industri terkoreksi 5,00 persen ke Rp19.
Dari sisi sektoral, penguatan paling tajam tercatat di sektor infrastruktur yang naik 3,56 persen. Sektor bahan baku juga mencatatkan kenaikan 1,24 persen, disusul energi 0,91 persen, dan kesehatan 0,56 persen
Sektor keuangan menguat 0,39 persen bersama sektor barang konsumen non-siklikal yang juga naik 0,39 persen. Sektor industri naik 0,28 persen, properti 0,24 persen, dan barang konsumen siklikal 0,25 persen. Sementara sektor teknologi dan transportasi masing-masing naik tipis 0,12 persen dan 0,05 persen.
Penguatan IHSG hari ini mendapat dorongan dari sentimen positif investor terhadap laporan keuangan emiten yang akan dirilis dalam waktu dekat, serta tetap solidnya minat beli asing pada sektor-sektor strategis. Analis menilai potensi penguatan masih terbuka selama faktor global tetap kondusif dan data ekonomi domestik mendukung.
Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Indri Liftiany Travelin Yunus menegaskan IHSG diprediksi bergerak menguat dalam rentang support 7150 hingga resistance 7400, setelah sepanjang pekan lalu bergerak bervariasi cenderung menguat sebesar +3,75 persen dalam rentang pergerakan 7.071 hingga 7.402 low to high dan berakhir di level 7.312.
Tercatat asing melakukan aksi jual di pekan lalu namun perlahan mereda dan hanya 2 sektor yang mengalami pelemahan sepanjang pekan lalu sementara sisanya menguat. Sektor yang menjadi pemberat laju IHSG ialah sektor Consumer Cyclicals dengan pelemahan sebesar minus 3,59 persen karena para pelaku pasar mulai meninggalkan saham-saham yang defensif.
Sementara itu, sektor yang menjadi penopang laju IHSG ialah sektor Technology yang menguat sebesar19,88 persen yang didukung oleh penguatan saham saham DCII sebagai saham dengan bobot terbesar dalam sektor tersebut.
Saham DCII ditutup menguat sebesar lebih dari 60 persen dalam sepekan dan membuat Bursa Efek Indonesia melabeli saham tersebut dengan UMA.
Berbicara tentang potensi market pekan ini 21 hingga 25 Juli 2025, Indri mengimbau para trader untuk mencermati sejumlah sentimen kunci dari global dan domestik yakni Fed Chair Powell Speech yang akan dinanti untuk mendapatkan gambaran mengenai prospek suku bunga kedepannya.
"Para pelaku pasar akan mencari tahu pertimbangan apa saja yang akan dibawa pada FOMC Meeting berikutnya mengenai prospek arah suku bunga. Selanjutnya sentimen S&P Global Manufacturing PMI Flash Amerika Serikat bulan Juli yang diprediksi melemah 0,5 poin dari level 52,9 ke level 52,4," kata Indri, Senin, 21 Juli 2025.
Sementara itu dari domestik, para pelaku pasar menanti hasil kinerja emiten di Q2 atau Semester I yang berpotensi menjadi sentimen bagi harga saham emiten tersebut.(*)
 
      