Logo
>

IHSG Terkoreksi Tipis di Sesi I, Indeks Asia Lebih Beragam

IHSG terkoreksi tipis 0,06 persen ke 8.113 pada sesi I perdagangan Senin, 6 Oktober 2025, di tengah rotasi dana ke saham teknologi dan pelemahan sektor industri serta keuangan.

Ditulis oleh Yunila Wati
IHSG Terkoreksi Tipis di Sesi I, Indeks Asia Lebih Beragam
Papan pantau di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Foto: KabarBursa/Desty Luthfiani)

KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan pergerakan yang hati-hati pada perdagangan sesi pertama, Senin, 6 Oktober 2025. Setelah sempat menguat di awal perdagangan hingga menyentuh level tertinggi intraday di 8.176, indeks akhirnya terkoreksi tipis sebesar 0,06 persen atau turun lima poin ke posisi 8.113.

Pelemahan ini terjadi di tengah aktivitas transaksi yang tetap solid. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), volume perdagangan mencapai 274,97 juta lot saham dengan nilai transaksi sekitar Rp17,37 triliun. Artinya, minat beli masih terjaga meski arah pasar cenderung datar. 

Dari total perdagangan, 270 saham menguat, 445 melemah, dan 241 lainnya stagnan. Komposisi ini memperlihatkan bahwa tekanan jual masih mendominasi, meski tidak dalam skala besar.

Secara sektoral, performa bursa tampak terpecah. Sektor industri memimpin pelemahan dengan penurunan 1,53 persen ke level 1.610, diikuti sektor kesehatan yang terkoreksi 1,31 persen menjadi 1.807. 

Sektor keuangan, yang biasanya menjadi penopang utama IHSG, juga terkoreksi 0,65 persen ke 1.451, menandakan masih adanya tekanan pada saham-saham perbankan besar setelah tren distribusi pada akhir pekan sebelumnya. 

Sementara, sektor konsumer primer dan non-primer juga terkoreksi masing-masing 0,88 persen dan 0,48 persen, menunjukkan bahwa permintaan saham-saham defensif pun belum sepenuhnya pulih.

Namun di sisi lain, sektor teknologi menjadi bintang utama sesi ini dengan kenaikan 2,07 persen ke level 11.709. Kenaikan tajam ini menandakan rotasi dana ke saham-saham berbasis digital yang diuntungkan dari ekspektasi penurunan suku bunga dan likuiditas global yang longgar. 

Saham-saham energi juga menguat 0,46 persen seiring stabilnya harga minyak dunia, sedangkan sektor bahan baku naik 1,15 persen, diikuti infrastruktur yang menguat 0,77 persen. Pergerakan ini menunjukkan bahwa investor masih mencari peluang di sektor-sektor dengan potensi pertumbuhan jangka menengah.

Dari sisi pergerakan saham, beberapa emiten mencatatkan lonjakan signifikan. Saham-saham seperti RMKO, ANJT, PIPA, CBRE, AGII, JECC, dan PNGO masuk dalam daftar top gainers hari ini. 

Sedangkan saham paling aktif secara volume antara lain CDIA, MINA, BUMI, RAJA, WIFI, BBRI, dan BRMS. Kondisi ini mencerminkan bahwa investor masih aktif memperdagangkan saham-saham dengan kapitalisasi besar maupun sektor komoditas dan infrastruktur digital.

Nikkei Jepang Melesat, Terdorong Terpilihnya Takaichi

Di sisi eksternal, sentimen pasar Asia turut mempengaruhi arah IHSG. Bursa Jepang menjadi pusat perhatian dengan lonjakan tajam indeks Nikkei 225 sebesar 4,35 persen dan Topix naik 2,94 persen. 

Euforia tersebut muncul setelah Partai Demokrat Liberal Jepang resmi memilih Sanae Takaichi sebagai perdana menteri baru. Diketahui, Takaichi Adalah tokoh konservatif sekaligus perempuan pertama yang memimpin pemerintahan Jepang. 

Investor menilai kepemimpinan Takaichi akan membawa kebijakan ekonomi yang lebih ekspansif, termasuk mempertahankan suku bunga rendah dalam jangka panjang. 

Saham-saham sektor industri besar seperti Yaskawa Electric, Japan Steel Works, Mitsubishi Heavy Industries, dan Kawasaki Heavy Industries melonjak dua digit, memperkuat optimisme terhadap prospek ekonomi Jepang.

Sementara itu, bursa regional lain justru bergerak beragam. Pasar China dan Korea Selatan masih libur, sementara Hang Seng di Hong Kong turun 0,61 persen akibat tekanan pada sektor properti dan teknologi. 

Indeks Australia ASX200 juga terkoreksi 0,13 persen. Secara umum, sentimen global masih dipengaruhi oleh ekspektasi kebijakan moneter bank sentral besar dan ketidakpastian arah suku bunga AS yang mulai mendekati puncak siklusnya.

Rupiah Melemah Tipis, Yen Terjungkal 

Di pasar valuta asing, rupiah terpantau melemah tipis 0,18 persen ke level Rp16.592 per dolar AS, sejalan dengan pelemahan mayoritas mata uang Asia. Yen Jepang melemah tajam 1,88 persen ke 150,24 per dolar AS.

Sedangkan dolar Singapura dan ringgit Malaysia masing-masing terkoreksi 0,27 persen dan 0,11 persen. Hanya yuan China dan rupee India yang mencatat penguatan terbatas. 

Tekanan terhadap rupiah dan mata uang Asia lainnya mencerminkan aliran modal asing yang masih selektif, dengan investor global lebih berhati-hati menjelang rilis data inflasi dan arah kebijakan moneter The Fed.

Secara keseluruhan, sesi pertama perdagangan hari ini menggambarkan pasar yang masih bergerak dalam pola konsolidasi. Tekanan pada sektor keuangan dan industri menjadi penghambat utama bagi IHSG untuk bertahan di zona hijau, sementara rotasi dana ke saham teknologi menunjukkan bahwa pelaku pasar masih mencari katalis pertumbuhan baru di tengah ketidakpastian global.

Dengan likuiditas perdagangan yang tetap tinggi dan distribusi antar sektor yang relatif seimbang, koreksi tipis IHSG kali ini lebih mencerminkan fase penyesuaian setelah reli panjang sebelumnya, ketimbang sinyal pelemahan mendalam. 

Investor tampaknya menunggu arah baru dari sentimen global dan kebijakan domestik sebelum kembali masuk agresif ke pasar.

Jika pada sesi kedua tekanan jual mereda, IHSG berpeluang kembali ke zona positif, terutama bila sektor keuangan dan energi mampu menjadi penopang. 

Namun, tanpa dukungan kuat dari aliran modal asing dan katalis makro baru, pasar kemungkinan masih akan bergerak terbatas dalam rentang 8.080–8.180.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79