KABARBURSA.COM – PT DFI Retail Nusantara Tbk (HERO) mencatatkan perbaikan kinerja operasional hingga kuartal III 2025. Perbaikan kinerja ini ditopang oleh performa Guardian Indonesia serta langkah efisiensi dan transformasi digital IKEA Indonesia.
Perseroan juga membukukan pencapaian strategis, termasuk Guardian sebagai peritel kesehatan dan kecantikan pertama bersertifikat halal di Indonesia serta akselerasi strategi omnichannel IKEA melalui peluncuran toko resmi di Shopee.
Dalam Paparan Publik Tahunan 2025 yang digelar Selasa, 9 Desember 2025, manajemen menyampaikan bahwa kinerja tersebut mencerminkan disiplin operasional, fokus pada pelanggan, serta penguatan kapabilitas digital di seluruh lini bisnis.
Presiden Direktur PT DFI Retail Nusantara Tbk, Hadrianus Wahyu Trikusumo mengatakan, kinerja hingga September 2025 menunjukkan ketahanan dan penguatan fundamental Perseroan.
“Kinerja kami mencerminkan eksekusi yang disiplin dan strategi yang berfokus pada pelanggan di seluruh Perseroan,” ujar Hadrianus di Tangerang pada Selasa, 9 Desember 2025.
Secara keuangan, pendapatan Perseroan hingga sembilan bulan 2025 tumbuh 4 persen secara tahunan menjadi Rp3,5 triliun, didorong oleh kuatnya penjualan periode lebaran serta kinerja berkelanjutan Guardian.
Laba dari operasi berkelanjutan melonjak 46 persen menjadi Rp35 miliar, mencerminkan perbaikan profitabilitas di sebagian besar segmen usaha.
Sementara laba bersih tercatat sebesar Rp70 miliar, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya akibat adanya keuntungan satu kali dari pelepasan aset dan transfer bisnis Hero Supermarket pada tahun lalu. Manajemen menegaskan bahwa tanpa faktor one-off tersebut, kinerja inti operasional justru menunjukkan tren penguatan yang lebih konsisten.
Guardian Indonesia kembali menjadi pendorong utama kinerja. Sepanjang kuartal III 2025, Guardian mencatat pertumbuhan penjualan dan laba dua digit, dengan same store sales growth (like-for-like) naik 9 persen.
Kinerja ini ditopang meningkatnya kunjungan pelanggan, khususnya di pusat perbelanjaan premium dan kawasan wisata, serta penguatan strategi omnichannel.
Selain kinerja finansial, Guardian mencatat tonggak penting dengan meraih Sertifikasi Halal dari LPPOM MUI, menjadikannya peritel kesehatan dan kecantikan pertama di Indonesia yang memperoleh sertifikasi tersebut. Guardian juga menerima Corporate Halal Leadership Award dalam ajang LPPOM Excellence Gala 2025.
Sejalan dengan transformasi ritel, Guardian meluncurkan konsep toko terbaru di Grand Indonesia dan Plaza Indonesia yang mengusung pengalaman belanja hybrid digital dan fisik, termasuk layar interaktif, virtual try-on, serta area kecantikan premium.
Di sisi IKEA Indonesia, Perseroan mencatat kemajuan signifikan dalam perbaikan kinerja. Di tengah tantangan pasar home furnishing, IKEA berhasil menurunkan tingkat kerugian melalui pengendalian biaya, efisiensi pemasok, serta penguatan penjualan di seluruh kanal.
Managing Director IKEA Indonesia, Charles David Landale, menyebut 2025 sebagai fase penting dalam transformasi digital IKEA di Indonesia, salah satunya melalui peluncuran toko resmi IKEA Indonesia di Shopee pada September 2025.
“Langkah ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu dari hanya dua negara secara global yang diizinkan IKEA beroperasi di lebih dari satu marketplace. Kontribusi awal penjualan e-commerce tersebut mencapai hampir 4 persen dari total penjualan nasional, melampaui target awal,” ujar dia.
Kinerja Keuangan HERO
Dari sisi historis kinerja keuangan, perbaikan Perseroan juga terlihat dari tren penurunan tekanan rugi dalam beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan laporan keuangan, Perseroan mencatat laba bersih Rp27 miliar pada kuartal I 2025 dan Rp48 miliar pada kuartal II 2025, sebelum kembali mencatat rugi bersih Rp5 miliar pada kuartal III 2025. Secara tahunan, laba bersih 2025 tercatat sebesar Rp94 miliar.
Sebagai perbandingan, sepanjang 2024 kinerja Perseroan masih fluktuatif dan secara tahunan mencatat rugi bersih sebesar Rp6 miliar, jauh lebih rendah dibandingkan rugi bersih Rp132 miliar pada 2023.
Penurunan rugi ini mencerminkan proses pemulihan dan konsolidasi bisnis yang berjalan bertahap seiring penyesuaian model usaha, efisiensi biaya, serta penguatan strategi ritel dan digital.
Hingga saat ini, Perseroan belum membagikan dividen, dengan kapitalisasi pasar tercatat sekitar Rp1,98 triliun dan jumlah saham beredar sebanyak 4,18 miliar lembar. (*)