KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 18 poin atau naik 0,25 persen ke level 7,456 pada perdagangan Selasa, 10 Desember 2024.
Merujuk data perdagangan RTI Business, 193 saham menghijau, 63 saham melemah, dan 254 saham mengalami stagnan pada pembukaan pagi ini.
Sementara mengutip Stockbit, saham-saham yang berada di lima besar top gainer adalah DPUM (+19,23 persen), KDSI (+12,62 persen), ISAP (+11,11 persen), GPSO (+10,67 persen), dan PACK (+9,84 persen).
Sedangkan lima saham yang terkoreksi paling dalam yakni KLIN (-9,65 persen), BMBL (-7,14 persen), SONA (-7,04 persen), SOHO (-3,97 persen), dan UNIQ (-3,70 persen).
Sementara itu, Research Team PT Reliance Sekuritas Tbk memproyeksikan IHSG akan bergerak bervariatif dengan kecenderungan melemah dengan support pada level 7,370 dan resistance pada level 7,504.
"Secara teknikal, candle terakhir IHSG berbentuk white spinning top namun indikator stochastic mengindikasikan dead cross pada area overbought. Ini mengartikan IHSG berpeluang besar mengalami aksi profit taking," tulis Reliance dalam risetnya, Selasa, 10 Desember 2024.
Selain itu, Reliance menuliskan sejumlah saham berpotensi mengalami kenaikan pada beberapa hari mendatang seperti BREN, BBNI, ELSA, dan PTPP.
Reliance juga melaporkan bursa Asia pada pagi ini mayoritas diperdagangkan menguat, saat laporan ini ditulis, perdagangan indeks Nikkei 225 diperdagangkan menguat (+0.31 persen).
Sedangkan, index Kospi diperdagangkan menguat (+1.93 persen). Hari ini pergerakan pasar Asia akan dipengaruhi rilis data Neraca Perdagangan China bulan November 2024.
Wall Street Tertekan Saham Teknologi
Diberitakan sebelumnya, Wall Street mengalami penurunan pada indeks utama di awal pekan, Selasa, 10 Desember 2024, dinihari WIB.
Penurunan tersebut disebabkan adanya tekanan saham Nvidia yang menyebabkan sektor teknologi anjlok. Hal ini terjadi di tengah perhatian investor yang tertuju pada laporan inflasi penting yang akan dirilis pada akhir pekan ini.
Saham Nvidia mengalami tekanan setelah regulator pasar Tiongkok meluncurkan investigasi terkait dugaan pelanggaran undang-undang antimonopoli, yang berdampak negatif pada sektor teknologi informasi.
Tidak hanya Nvidia, saham Advanced Micro Devices (AMD) juga melemah setelah BofA Global Research menurunkan peringkatnya. Hal ini turut membebani Indeks Semikonduktor Philadelphia.
Menurut Kepala Strategi Investasi di CFRA Research Sam Stovall, pasar terkejut dengan investigasi yang dilakukan Tiongkok terhadap Nvidia. Rupanya, Tiongkok melihat adanya potensi pelanggaran hukum antimonopoli pada Nvidia. Investigasi inilah yang kemudian memberi tekanan pada pasar secara keseluruhan.
Data awal menunjukkan bahwa indeks S&P 500 mengalami penurunan sebesar 0,60 persen menjadi 6.053,68 poin. Sementara Nasdaq Composite turun 0,62 persen menjadi 19.736,69 poin, dan Dow Jones Industrial Average kehilangan 0,51 persen menjadi 44.416,38 poin.
Saham Comcast turut melemah setelah perusahaan memproyeksikan kehilangan lebih dari 100.000 pelanggan broadband pada kuartal keempat. Pelemahan saham Comcast ini berdampak negatif pada sektor layanan komunikasi.
Di sisi lain, saham Hershey melonjak tajam setelah laporan menyebutkan bahwa Mondelez, perusahaan induk Cadbury, sedang menjajaki akuisisi terhadap pembuat cokelat tersebut, meskipun saham Mondelez sendiri mengalami penurunan.
Para investor kini menantikan data Indeks Harga Konsumen (CPI) yang akan dirilis pada hari Rabu, 11 Desember 2024 waktu setempat, diikuti oleh Indeks Harga Produsen (PPI) pada hari Kamis, 12 Desember 2024, waktu setempat, menjelang pertemuan Federal Reserve pada 17-18 Desember.
Ada peluang pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan mendatang. Peluang ini meningkat menjadi lebih dari 85 persen setelah data terbaru menunjukkan kenaikan tingkat pengangguran menjadi 4,2 persen pada November 2024. Kenaikan tingkat pengangguran ini mengindikasikan adanya pelonggaran di pasar tenaga kerja.
Terkait hal ini, sejumlah pejabat Federal Reserve, termasuk Ketua Jerome Powell, menekankan pentingnya berhati-hati dalam menentukan kebijakan moneter, mengingat daya tahan ekonomi masih kuat.
Meski demikian, Wall Street sempat memulai bulan Desember dengan optimisme, di mana S&P 500 dan Nasdaq mencatatkan kenaikan selama pekan pertama, sementara Dow Jones sedikit melemah.
Sebelumnya, pada bulan November, pasar saham AS melonjak setelah Donald Trump memenangkan pemilihan presiden dan partainya menguasai kedua kamar Kongres. Di sini, ekspektasi terhadap kebijakan yang lebih ramah bisnis, meningkat tajam.
Rekomendasi Pedagangan Saham
Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatat kenaikan signifikan sebesar 2,41 persen ke harga 6.375. Lonjakan ini ditopang oleh volume pembelian yang dominan, ditambah keberhasilan BMRI menembus Moving Average 20 (MA20).
Secara teknikal, BMRI diproyeksikan sedang berada dalam wave (ii) dari wave [i] dari wave 3, membuka peluang penguatan lebih lanjut. Rekomendasi strategis untuk saham ini adalah buy on weakness di rentang harga 6.150-6.275, dengan target harga di 6.575 dan 6.775. Adapun stop loss disarankan di bawah level 5.975.
Sementara itu, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menguat 4,88 persen ke harga 129, didorong oleh peningkatan volume beli. Meskipun demikian, penguatannya masih tertahan oleh MA200, yang menjadi level teknikal penting.
Berdasarkan skenario hitam, BUKA diperkirakan berada dalam bagian dari wave iii dari wave (iii), memberikan prospek kenaikan lebih lanjut. Strategi investasi yang disarankan adalah buy on weakness pada level 125-127, dengan target harga di 134 dan 138, serta stop loss di bawah 121.
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) juga mencatat penguatan sebesar 1,37 persen ke harga 1.485, seiring munculnya volume pembelian yang signifikan. Selama saham ini mampu bertahan di atas level 1.415 sebagai batas stop loss, KLBF diperkirakan berada dalam wave [ii] dari wave C, memberikan peluang kenaikan ke depan.
Rekomendasi investasi mencakup buy on weakness di rentang harga 1.440-1.480, dengan target harga di 1.540 dan 1.605, serta stop loss di bawah 1.415.
Berbeda dengan tren saham lainnya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mengalami koreksi ke level 975 meskipun diiringi dengan volume pembelian. Selama saham ini tetap bertahan di atas 945 sebagai level stop loss, PGEO diperkirakan berada dalam wave (b) dari wave [iii] dalam skenario hitam, yang berpotensi memicu rebound.
Strategi yang disarankan adalah speculative buy di level 960-975, dengan target harga di 1.030 dan 1.080, serta stop loss di bawah 945.(*)