Logo
>

IMF Proyeksi Insentif Fiskal, Dampak terhadap Emiten MTLA

Ditulis oleh Dian Finka
IMF Proyeksi Insentif Fiskal, Dampak terhadap Emiten MTLA

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pemerintah China untuk memberikan insentif fiskal pada sektor perumahan dan meminta pemerintah China untuk segera melikuidasi pengembang yang mengalami kebangkrutan. Bagaimana potensi dampak terhadap emiten properti?

    Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, mengungkap hal tersebut akan memberikan dampak positif yang bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar perusahaan bagi emiten properti.

    “Jadi otomatis base mustinya bisa menerapkan pre-emptive, forward looking merangka untuk menerapkan expansion market policy. Ini akan bagus untuk menunjukkan pertumbuhan kredit, baik itu Kredit Pemilikan Rumah (KPR) maupun Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Yes, jadi seperti itu ya,” ujar Nafan kepada Kabar Bursa di Jakarta, Senin, 5 Agustus 2024.

    Adapun menjelang keputusan kebijakan monter pada bulan September mendatang, pasar keuangan global tengah mengamati dengan cermat perkembangan pasar tenaga kerja Amerika Serikat. Sejalan dengan tren penurunan rata-rata yang terlihat pada invasi AS, ekspektasi pasar menunjukkan potensi penurunan suku bunga acuan sebesar 25 hingga 50 basis poin.

    “Ya, itu yang paling penting. Karena kalau kita lihat dari pekembang US labor market, US invasion so far sudah rata-rata pulling down,” jelasnya.

    “Jadi ada ekspektasi dari market yang misalnya antara 25 basis point hingga 50 basis point ini benar-benar suku pengacuan, misalnya di bulan September,” sambungnya.

    Nafan juga menyebutkan bahwa pengurangan ini diharapkan dapat memberikan dorongan signifikan bagi kondisi ekonomi AS yang sedang berjuang menghadapi tantangan global. Keseluruhan dampak dari langkah ini terhadap pasar finansial dunia masih dalam proses pemantauan ketat. lalu bagaimana dampak terhadap emiten properti?

    Dampak PT Metropolitan Land Tbk 

    PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) terus menunjukkan performa yang kuat di tengah dinamika pasar properti Indonesia. Dengan pencapaian kinerja keuangan yang mengesankan dan struktur pemegang saham yang kokoh, perusahaan ini berhasil mempertahankan pertumbuhan yang positif.

    Pada kuartal pertama 2024, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp70 miliar, meningkat dari Rp68 miliar pada periode yang sama tahun 2023. 

    Kinerja ini terus berlanjut pada kuartal kedua 2024, di mana pendapatan bersih mencapai Rp115 miliar, hampir dua kali lipat dari Rp67 miliar pada tahun sebelumnya. Peningkatan ini menunjukkan performa yang positif dan pertumbuhan yang signifikan dari tahun ke tahun.

    Secara tahunan, pendapatan bersih MTLA untuk tahun 2024 diproyeksikan mencapai Rp370 miliar, meskipun sedikit menurun dari Rp418 miliar pada tahun 2023. Namun, pada basis trailing twelve months (TTM) hingga kuartal kedua 2024, pendapatan bersih tercatat sebesar Rp468 miliar, meningkat dibandingkan Rp418 miliar pada tahun 2023 dan Rp395 miliar pada tahun 2022. Ini menandakan tren pertumbuhan yang positif dalam jangka panjang.

    Adapun rasio PE (price-to-earnings) saat ini untuk MTLA adalah 8,85 secara tahunan dan 7,00 untuk TTM. Rasio PE ini menunjukkan bahwa saham MTLA relatif undervalued (dihargai rendah) dibandingkan dengan laba yang dihasilkan, menjadikannya peluang menarik bagi investor. Rasio harga terhadap penjualan (price-to-sales) sebesar 1,70 dan rasio harga terhadap nilai buku (price-to-book) sebesar 0,67 juga mendukung penilaian ini.

    Rasio harga terhadap arus kas (price-to-cashflow) sebesar 7,80 dan rasio harga terhadap arus kas bebas (price-to-free-cashflow) sebesar 10,09 menunjukkan bahwa MTLA memiliki aliran kas yang sehat. Rasio EV terhadap EBITDA (enterprise value to EBITDA) sebesar 6,00 mengindikasikan valuasi yang wajar.

    Earnings per share (EPS) untuk TTM adalah 61,12, sementara EPS tahunan adalah 48,38. Pendapatan per saham (revenue per share) tercatat sebesar 251,79. Dengan nilai buku per saham (book value per share) sebesar 636,88, menunjukkan bahwa MTLA memiliki fundamental yang kuat.

    Rasio lancar (current ratio) MTLA adalah 2,80, menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang baik untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio cepat (quick ratio) sebesar 0,68 menunjukkan tingkat likuiditas yang memadai. Sementara itu, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) yang rendah sebesar 0,17 menandakan posisi keuangan yang kuat dan risiko utang yang minim.

    Kinerja Saham

    Saham emiten properti PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) berdasarkan data RTI Businnes pertanggal 5 Agustus 2024 terpantau melemah selama seminggu terakhir -10,81 persen ke posisi Rp400 per lembar saham, turun -3,32 persen dari sebelumnya Rp438 per lembar saham.

    Kemudian volume transaksi hingga Rp7,6 juta dengan volume saham yang diperdagangkan selama seminggu terakhir hingga Rp120,4 miliar, adapun frekuensi perdagangan saham GGRM dalam seminggu terakhir menyentuh angka 9,757.

    Kemudian volume transaksi hingga Rp33,3 juta dengan volume saham yang diperdagangkan selama seminggu terakhir hingga Rp14 miliar, adapun frekuensi perdagangan saham MLTA dalam seminggu terakhir menyentuh angka 214. Melihat hal tersebut Nafan tidak menyarankan investasi saham emiten MLTA.

    “MTLA not rated ya,” tukasnya. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.