KABARBURSA.COM - Pakar otomotif Yannes Martinus Pasaribu, mengatakan ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menyikapi penurunan indeks kepercayaan konsumen. Yaitu, menawarkan program pembiayaan yang lebih fleksibel dengan bunga rendah dan tenor yang panjang dapat meringankan beban finansial konsumen. Begitu disampaikannya kepada Kabarbursa.com, Senin, 14 Oktober 2024.
Hal lainnya, lanjut Yannes, adalah memperkuat layanan purna jual untuk konsumen. Layanan purna jual ini meliputi menyediakan suku cadang yang mudah didapatkan dan layanan perbaikan yang cepat untuk dapat meningkatkan kepercayaan konsumen kepada brand.
Selain itu, yang tidak kalah penting adalah menyesuaikan produk dengan kebutuhan konsumen melalui riset pasar yang mendalam. Riset pasar penting dilakukan agar produk yang dirilis benar-benar memenuhi ekspektasi konsumen.
“Membangun kepercayaan konsumen sudah tidak dapat diabaikan lagi. Produsen perlu melakukan riset pasar yang mendalam untuk memahami preferensi konsumen akibat penurunan kepercayaan,” ujarnya.
Adapun penyesuaian ini meliputi penyesuaian produk, baik dari segi fitur maupun harga dan menjadi krusial seperti menawarkan varian kendaraan dengan harga yang lebih terjangkau atau dengan fitur yang lebih sesuai dengan kebutuhan konsumen saat ini.
Kerja Sama dengan Perusahaan Pembiayaan
Akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) ini juga mengingatkan agar produsen kendaraan perlu berkolaborasi dalam menyampaikan pesan yang jelas dan transparan mengenai kualitas produk, layanan purna jual dan program promosi yang ditawarkan.
“Penggunaan media sosial dan digital marketing dapat menjadi alat yang efektif untuk menjangkau konsumen secara lebih personal berbarengan dengan membangun jaringan distribusi yang kuat dan efisien dapat menjangkau konsumen di berbagai wilayah,” ujarnya.
Selain itu, yang tidak kalah penting dilakukan adalah bekerja sama dengan perusahaan pembiayaan. Kerja sama ini dinilai penting untuk menjadi solusi di tengah kondisi ekonomi yang sulit yang mengakibatkan penurunan indeks kepercayaan konsumen. Menurutnya, kerja sama dengan perusahaan pembiayaan dapat memudahkan konsumen memperoleh kendaraan.
Di sisi lain, yang tidak kalah penting dilakukan adalah memberikan program promosi seperti diskon, bunga rendah atau hadiah langsung dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian. Promosi yang ditawarkan juga harus relevan dengan kebutuhan konsumen dan memberikan nilai tambah.
Menurutnya, baik produsen dan penjual harus rela mengurangi target profit per unit di setiap kendaraan untuk meningkatkan penjualan. Ia juga menyarankan agar pemerintah mengurangi pungutan dari pajak kendaraan.
“Sebab jumlah jumlah pungatan pajak dsan sebagainya dari pemerintah sudah mencapai sekitar 45 persen dari total harga retail kendaraan di Indonesia saat ini. Nah, harapannya tentu apakah pemerintah juga rela mengurai jumlah pungutan yang sekitar 45 persen tesebut demi menjaga keberlangsungan produksi kendaraan yang ada di dalam negeri. Ini yang kita tunggu dari kebijakan kabinet baru,” ujarnya.
Dampak Penurunan Kepercaan Konsumen
Sebelumnya, survei Bank Indonesia menyebut indeks keperayaan konsumen terhadap kondisi ekonomi Indonesia pada September 2024 menuru dan diyakini berdampak di berbagai sektor, termasuk otomotif.
Yannes menilai, penurunan kepercayaan konsumen berdampak kepada penjualan kendaraan untuk model baru. Korelasi antara penurunan kepercayaan konsumen dan penjualan telah sesuai dengan penelitian dalam bidang ekonomi perilaku dan pemasaran otomotif.
Beberapa studi menyebutkan bahwa konsumen dengan tingkat kepercayaan rendah cenderung menunda keputusan pembelian besar seperti kendaraan. Hal ini dilakukan karena mereka khawatir terhadap kondisi ekonomi masa depan.
“Ketika indeks kepercayaan konsumen menurun, persepsi konsumen terhadap risiko ekonomi juga meningkat. Mereka cenderung lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang dan lebih memilih untuk menabung atau mengalokasikan dana untuk kebutuhan yang lebih mendesak,” ujarnya.
Penjualan Kendaraan di Indonesia
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil secara wholesales (dari pabrikan ke dealer) pada bulan September 2024 sebesar 72.667 unit atau turun sebesar 4,8 persen dibandingkan dengan bulan Agustus 2024 yang mencapai 76.304 unit.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, penjualan mobil turun lebih besar, yakni sebesar 9,1 persen. Sementara penjualan mobil nasional secara kumulatif pada Januari-September 2024 mencapai 633.218 atau turun sebesar 16,2 persen.
Sedangkan penjualan mobil nasional secara sales (dari dealer ke konsumen) pada bulan September 2024 tercatat sebesar 72.336 unit atau turun sebesar 5,8 persen dibanding bulan sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023, penjualan mobil turun sebesar 10,6 persen. Pada bulan September 2023, penjualan mencapai 80.984 unit. Sedangkan untuk penjualan kumulatif periode Januari-September 2024 sebesar 657.223 unit atau turun sebesar 11,9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.