Logo
>

Industri EV Diminta Siap Hadapi Pertumbuhan Pasca-Subsidi

PT Carsurin Tbk dorong pelaku industri motor listrik fokus kesiapan jangka panjang dan standar pengujian baterai ketat

Ditulis oleh Syahrianto
Industri EV Diminta Siap Hadapi Pertumbuhan Pasca-Subsidi
Suasana di GIIAS 2025 yang diselenggarakan di ICE, BSD, Kabupaten Tangerang, 24 Juli sampai 3 Agustus 2025. (Foto: KabarBursa/Citra)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Sektor sepeda motor listrik di Indonesia tengah menghadapi tantangan baru pada 2025 setelah kuota subsidi pemerintah habis di akhir 2024. 

    PT Carsurin Tbk (CRSN), melalui laboratorium pengujian baterai terdepan di Tanah Air, mengajak pelaku industri untuk melampaui kebijakan sementara dan fokus pada kesiapan pasar jangka panjang.

    Direktur Carsurin, Harold David Loevy, menyoroti kontraksi penjualan kendaraan listrik roda dua yang terjadi setelah insentif pemerintah berakhir.

    “Selain itu, kesiapan, bukan reaktivitas, yang akan menentukan arah pertumbuhan industri pada fase berikutnya,” ujar Loevy dalam siaran pers resmi, Rabu, 13 Agustus 2025. 

    Meskipun pengujian keselamatan baterai berdasarkan standar UN R136 atau SNI 8872 di Indonesia masih bersifat sukarela, pasar internasional telah bergerak cepat menuju penerapan standar yang lebih ketat. 

    Korea Selatan, India, dan Vietnam menjadi contoh negara di mana pengujian baterai menjadi bagian regulasi, tanggung jawab produsen, kelayakan asuransi, serta tata kelola rantai pasok.

    “Menunda pengujian bukanlah pilihan yang netral, ini merupakan risiko signifikan,” ujar Loevy. 

    Ia menegaskan, baterai yang tidak diuji atau berkinerja buruk dapat menimbulkan risiko reputasi dan operasional di pasar EV roda dua yang berkembang pesat di Indonesia. 

    “Sertifikasi baterai bukan biaya akibat regulasi, melainkan investasi strategis. Pengujian bukan tentang pasar hari ini, melainkan tentang menguasai pasar esok hari,” tambahnya.

    Carsurin mengoperasikan fasilitas pengujian baterai EV tercanggih di Indonesia. Perusahaan ini telah terakreditasi untuk SNI 8872 yang identik dengan UN R136 dan tengah menambah akreditasi UN 38.3 untuk keselamatan transportasi. 

    Selain itu, Carsurin juga menyiapkan pengujian kinerja berbasis SNI 9102 yang mencakup uji ketahanan, perilaku termal, dan siklus hidup baterai sebelum diluncurkan ke pasar.

    Dalam kesempatan yang sama, Carsurin secara resmi menyerahkan sertifikat SNI 8872:2019 kepada LG Energy Solution Ltd asal Korea Selatan. Penyerahan ini menegaskan kepemimpinan Carsurin di bidang keselamatan baterai kendaraan listrik dan komitmennya dalam meningkatkan standar industri.

    Loevy menutup paparannya dengan ajakan kepada perakit baterai, importir, dan merek sepeda motor listrik untuk memanfaatkan perlambatan pasar saat ini sebagai momen persiapan teknis.

    “Mereka yang berinvestasi dalam pengujian baterai sekarang akan menjadi pihak yang produknya siap dikirim, dipasarkan, dan ditingkatkan skalanya ketika pasar kembali bangkit,” ujarnya. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.