Logo
>

Industri Telekomunikas Makin Ketat: Posisi Telkom?

Pengamat pasar modal Wahyu Tri Laksono mengatakan Telkom memiliki beberapa keunggulan yang dapat membantunya mempertahankan posisinya sebagai provider ternama di Indonesia.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Industri Telekomunikas Makin Ketat: Posisi Telkom?
Gedung Telkom Indonesia Jalan Kebun Sirih, Jakarta Pusat. Foto: KabarBursa.com/Abbas

KABABURSA.COM - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom (TLKM) diprediksi masih menjadi provider kuat di Indonesia meski dihadapi beberapa tantangan. 

Pengamat pasar modal Wahyu Tri Laksono mengatakan Telkom memiliki beberapa keunggulan yang dapat membantunya mempertahankan posisinya sebagai provider ternama di Indonesia. 

"Telkom memiliki jaringan infrastruktur telekomunikasi yang paling luas di Indonesia, menjangkau hingga pelosok negeri. Ini memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan," ujarnya kepada KabarBursa.com dikutip, Senin, 5 Mei 2025.

Telkom dinilai juga memiliki basis pelanggan yang besar. Wahyu menilai Telkom mempunyai pangsa pasar yang kuat  dengan jutaan pelanggan di berbagai segmen. 

Telkom tidak hanya bermain di layanan seluler dan fixed broadband, tetapi juga memiliki bisnis enterprise, data center, dan layanan digital lainnya. Diversifikasi ini membantu mengurangi risiko.

Dari segi diversifikasi layanan, lanjut Wahyu, Telkom tidak hanya bermain di layanan seluler dan fixed broadband, tetapi juga memiliki bisnis enterprise, data center, dan layanan digital lainnya.  Menurutnya, diversifikasi ini membantu mengurangi risiko. 

"Sebagai pemain lama di industri ini, Telkom memiliki reputasi yang kuat dan pengalaman yang matang dalam menghadapi berbagai tantangan," jelasnya. 

Lebih jauh Wahyu menyampaikan, saat ini Telkom juga tengah gencar melakukan transformasi digital untuk meningkatkan efisiensi, menghadirkan layanan baru, dan meningkatkan pengalaman pelanggan.

Dengan kekuatan yang dimilikinya dan fokus pada adaptasi dan inovasi, Wahyu melihat Telkom memiliki potensi besar untuk tetap menjadi pemain kunci dan mempertahankan posisinya sebagai salah satu provider ternama di industri telekomunikasi Indonesia yang kompetitif ini.

"Namun, tentu saja, eksekusi strategi dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan pasar akan menjadi faktor penentu keberhasilannya," tandasnya. 

Cuan dari Telkom: ini Alasan Saham TLKM Masih Menarik

Sebelumnya, Telkom diprediksi memiliki prospek cerah usai mencatat pertumbuhan kinerja positif di kuartal I 2025.

Merujuk situs resmi perusahaan, Telkom membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp36,6 triliun. EBITDA konsolidasi tercatat sebesar Rp18,2 triliun dengan margin EBITDA pada 49,8 persen. Selain itu, perseroan juga mencatatkan laba bersih sebesar Rp5,8 triliun dengan margin laba bersih sebesar 15,9 persen.

Wahyu menilai Telkom berpeluang mempertahankan performa positif tersebut apabila mampu menjaga momentum. "Jika Telkom mampu mempertahankan momentum dari kuartal I, ada potensi pendapatan konsolidasi bisa tumbuh moderat di kuartal II," ujarnya. 

Wahyu menyebutkan, potensi pertumbuhan tersebut bisa ditopang oleh beberapa faktor, termasuk ekspansi IndiHome sebagai kontributor utama. Pertumbuhan jumlah pelanggan dan layanan IndiHome akan terus menjadi kunci utama.

Selain IndiHome, layanan data dan internet seluler juga turut menopang kinerja Telkom. Wahyu mengakui bahwa meskipun persaingan di sektor ini cukup ketat, konsumsi data seluler tetap tumbuh dan menjadi kontributor penting.

"Selain itu ada bisnis menara (PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel. Kinerja Mitratel yang solid akan memberikan kontribusi pendapatan yang stabil," katanya. 

Ia juga menyampaikan bahwa Telkom berpotensi membukukan pertumbuhan pendapatan yang moderat, namun menghadapi tantangan dalam menjaga margin laba bersih di kuartal II 2025, di kisaran yang mirip dengan kuartal I. 

"Dengan potensi sedikit kenaikan atau penurunan tergantung pada efisiensi dan kondisi pasar," jelasnya. 

Meski demikian, Wahyu mengingatkan bahwa Telkom masih harus menghadapi berbagai tantangan di tengah prospek pertumbuhan yang menjanjikan. Ia menyebut dinamika dan rintangan di industri telekomunikasi saat ini cukup kompleks.

Menurutnya, persaingan antar operator seluler, penyedia layanan fixed broadband, dan pemain baru di sektor digital akan semakin ketat. "Hal ini bisa menekan harga dan margin keuntungan (Telkom)," jelasnya. 

Selain itu, perubahan perilaku konsumen juga dinilai dapat menjadi hambatan. Wahyu menilai, konsumen saat ini semakin menuntut kualitas layanan yang tinggi, kecepatan internet yang andal, dan harga yang kompetitif. 

"Selain itu, munculnya teknologi baru seperti 5G, IoT (Internet of Things), dan AI (Artificial Intelligence) menuntut Telkom untuk terus berinovasi dan berinvestasi agar tidak tertinggal," terangnya. 

Ia juga menambahkan bahwa tekanan dari sisi ekonomi makro tidak dapat diabaikan. Kondisi secara umum, menurut Wahyu, bisa memengaruhi daya beli masyarakat serta laju pertumbuhan bisnis Telkom.

Strategi Manajemen Telkom Hadapi Tantangan Industri 

Sementara itu, Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah mengatakan, Telkom Group terus membuktikan resiliensi di tengah berbagai dinamika, termasuk tekanan ekonomi dan menurunnya daya beli. 

"Fokus kami pada pengembangan infrastruktur dan bisnis digital, penyediaan solusi yang relevan, serta simplifikasi produk guna meningkatkan pengalaman terbaik bagi pelanggan, menjadi kunci dalam menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan," ujarnya dalam keterangan tertulis. 

Ririek optimistis bahwa langkah strategis itu dapat memberikan hasil positif yang mendukung pertumbuhan jangka panjang dan keberlanjutan perusahaan. 

Pada segmen consumer (mobile dan fixed broadband), Telkomsel selaku anak usaha Telkom membukukan pendapatan sebesar Rp27,2 triliun. 

Digital business juga memiliki kinerja positif dengan menyumbang kontribusi sebesar 90,3 persen terhadap total pendapatan pada segmen ini. 

Selain itu, pendapatan dari IndiHome residensial (B2C) mengalami pertumbuhan sebesar 1,3 persen yoy. Hasil positif dari implementasi FMC turut ditunjukkan dengan meningkatnya total pelanggan IndiHome residensial (B2C) menjadi 9,8 juta pelanggan atau tumbuh double digit sebesar 10,4 persen yoy. 

Sedangkan total keseluruhan pelanggan IndiHome B2C dan B2B juga mengalami pertumbuhan sebesar 7 persen yoy menjadi 11 juta pelanggan. Sementara itu, total pelanggan seluler sebanyak 158,8 juta pelanggan.

Kemudian segmen enterprise, memperlihatkan performa gemilang dengan pendapatan sebesar Rp5,0 triliun atau tumbuh 2,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Berpindah ke segmen wholesale and International, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp4,8 triliun atau tumbuh 0,6 persen yoy yang didorong oleh bisnis infrastruktur digital dan peningkatan bisnis layanan suara internasional (International Wholesale Voice).

Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel sebagai anak usaha Telkom mencatat pendapatan positif sebesar Rp2,3 triliun atau tumbuh 1,4 persen yoy. 

Mitratel Telkom mencatat EBITDA sebesar Rp1,9 triliun dan laba bersih sebesar Rp526 miliar, dengan margin EBITDA dan margin laba bersih yang stabil masing-masing di angka 83,0 persen dan 23,3 persen. 

Adapun bisnis penyewaan menara (Tower Leasing) tetap menjadi penopang utama dengan kontribusi sebesar 82 persen terhadap total pendapatan Mitratel. 

Dari bisnis data center dan cloud, Telkom mencatat pendapatan sebesar Rp446 miliar. Pada kuartal I 2025, Telkom mengoperasikan 35 data center dengan total kapasitas 38 MW untuk melayani segmen enterprise dan hyperscale di dalam dan luar negeri.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Hutama Prayoga

Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.