KABARBURSA.COM – Indeks harga produsen (PPI) AS pada Juni tercatat stagnan secara bulanan, sementara secara tahunan melambat ke 2,3 persen. Capaian ini merupakan yang terendah sejak September 2024.
D’Origin Advisory mencatat, tekanan harga masih datang dari barang-barang yang sensitif terhadap tarif seperti peralatan komunikasi dan elektronik, namun efek tersebut diimbangi oleh penurunan harga jasa, terutama akomodasi dan tiket pesawat.
“Indeks harga produsen (PPI) AS tercatat tidak mengalami perubahan pada bulan Juni secara bulanan (0,0 persen), menyusul revisi naik pada bulan Mei menjadi 0,3 persen, dan menandai sinyal yang beragam terhadap tekanan inflasi dari sisi hulu,” kata Analis D’Origin Advisory Dandhi Nur Prasetyo, Senin, 21 Juli 2025.
Dandhi mengungkapkan, kenaikan harga makanan dan energi juga tercatat, tetapi secara keseluruhan inflasi dari sisi hulu masih terbatas dan belum menyebar luas ke sektor jasa, mencerminkan tekanan inflasi yang relatif terkendali.
Secara tahunan, PPI melambat ke 2,3 persen dari 2,7 persen pada Mei, menjadi tingkat terendah sejak September 2024. Perubahan ini dipengaruhi oleh tekanan harga barang yang meningkat 0,3 persen.
Pelambatan ini, kata Dandhi, terjadi di kategori peralatan komunikasi, furnitur rumah tangga, dan peralatan elektronik yang sensitif terhadap tarif, namun tekanan tersebut diimbangi oleh penurunan harga jasa sebesar 0,1 persen.
Ia menyebut, sektor akomodasi wisata dan tiket penerbangan yang mencerminkan penurunan permintaan konsumen akibat ketidakpastian ekonomi.
Selain itu, lanjut dia, harga makanan naik 0,2 persen, sementara energi meningkat 0,6 persen, dengan bensin naik 1,8 persen. Data ini menunjukkan bahwa meskipun barang-barang terdampak tarif mulai mencatat kenaikan harga, efek inflasi secara keseluruhan masih terbatas dan belum menyebar luas ke sektor jasa.
Dampak Kebijakan Tarif Trump
Dandhi menuturkan, dalam beberapa bulan ke depan, dampak harga dari kebijakan tarif Presiden Trump yang mulai berlaku Agustus diperkirakan baru akan tercermin dalam data PPI periode mendatang.
Meski begitu, kata dia, pelemahan harga di sektor jasa serta tanda-tanda penurunan permintaan dari pelaku usaha dan konsumen dapat menjadi penahan laju inflasi lebih lanjut.
Menurutnya, dalam situasi seperti ini, bank sentral AS (The Fed) kemungkinan akan memilih untuk mempertahankan suku bunga pada pertemuan akhir Juli, sambil menanti data tambahan.
Ia menyebut langkah pemangkasan suku bunga baru akan dipertimbangkan jika tekanan harga akibat tarif terbukti berkelanjutan atau jika pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda pelemahan yang lebih nyata.(*)
 
      