KABARBURSA.COM - PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) terus menggencarkan layanan fixed mobile convergence (FMC) melalui entitas anak usahanya, PT Telekomunikasi Selular yang lebih dikenal sebagai Telkomsel.
Dalam pengembangan terbaru, Telkomsel melakukan relaunch untuk layanan unggulannya, IndiHome Karaoke. Layanan ini difokuskan pada pelanggan televisi kabel atau IPTV yang tergabung dalam Grup Telkom.
Dedi Suherman, Vice President Home Broadband and FMC Consumer Marketing Telkomsel, mengungkapkan bahwa total pelanggan IndiHome saat ini mencapai angka 8,5 juta. Namun, hanya sekitar 33 persen dari pelanggan IndiHome yang menggunakan IPTV. Artinya, sekitar 2,3 juta konsumen menjadi target utama Telkomsel untuk mengadopsi layanan terbaru ini.
"Dalam rangka FMC tahun depan, kami akan menghadirkan produk yang lebih terjangkau untuk masyarakat," kata Dedi.
Dedi menegaskan harapannya bahwa produk baru ini akan membantu Telkom menembus segmen pasar baru, menjadi salah satu strategi TLKM untuk meningkatkan penetrasi FMC. Namun, dia enggan mengungkapkan secara spesifik tingkat penetrasi FMC, hanya memastikan bahwa pencapaian FMC masih sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
"Kami tidak hanya mencari keuntungan di awal, yang terpenting adalah meningkatkan penetrasi FMC dan signifikan meningkatkan kecepatan penggunaan broadband," ungkap Dedi.
Pada kuartal III-2023, Telkomsel berhasil meraih 158,3 juta pelanggan seluler, dengan tambahan 8,5 juta pelanggan IndiHome. Andri Herawan Sasoko menyampaikan bahwa Perseroan akan terus melanjutkan pengembangan dan pembangunan jaringan serat optik dari Sabang hingga Merauke.
Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa seluruh masyarakat dapat menikmati layanan telekomunikasi, baik itu internet maupun non-internet.
Selain itu, Telkomsel juga berkomitmen untuk melakukan penggelaran kabel laut di Merauke dan menggantikan beberapa segmen kabel laut yang sudah mencapai batas masa pakainya. Ekspansi Data Center juga menjadi fokus untuk memenuhi tingginya permintaan pasar.
Andri menyebutkan bahwa selama momen Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, tercatat trafik telekomunikasi tertinggi mencapai 19,9 Tbps.
Sejalan dengan kebutuhan masyarakat, Telkom juga akan terus berupaya mengembangkan jaringan telekomunikasi untuk menjangkau seluruh nusantara. Salah satu contohnya adalah peran aktif Telkom dalam membangun sarana dan prasarana telekomunikasi di Ibu Kota Negara, daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T), serta proyek-proyek strategis lainnya.
Untuk mendukung rencana bisnis TLKM tahun ini, Perseroan akan terus memperluas dan membangun jaringan serat optik dari Sabang hingga Merauke.
Sementara itu, alokasi capex direncanakan akan digunakan untuk penggelaran serat optik, SKKL Kabel laut, serta BTS/Node-B. Ini mencakup penggantian peralatan produksi yang sudah mencapai batas masa pakai, beserta retensi peralatan produksi yang telah dideploy, demikian penegasan dari Andri.
Selain segmen rumah tangga, PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) menetapkan strategi agresif dalam mengembangkan data center pada tahun mendatang dengan melibatkan mitra strategis.
Perseroan berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas bisnis data center, dengan target memiliki kapasitas lebih dari 1.256 megawatt pada 2031 dari posisi 98 megawatt pada 2022. Ini mengimplikasikan target pertumbuhan tahunan sebesar 33 persen selama periode 2022-2031.
Budi Setyawan Wijaya, Direktur Strategic Portofolio Telkom, mengungkapkan bahwa TLKM akan membuka kesempatan kemitraan pada tahun 2024, dengan perkiraan supply share mencapai 15 persen-20 persen pada tahun 2030.
Budi mengungkapkan sejumlah kriteria yang dicari oleh TLKM dalam mencari mitra strategis.
Pertama, TLKM menginginkan mitra yang dapat melengkapi kompetensi Telkom, sehingga pengelolaan, layanan, dan teknologi yang ditawarkan dapat bersaing secara kompetitif. Kedua, TLKM mencari mitra yang mampu membawa pelanggan baru dan nilai tambah bagi Telkom.
Budi menekankan bahwa ambisi TLKM di bisnis data center dianggap realistis, terutama mengingat penggunaan data center Telkom sudah mencapai 80 persen pada tahun 2023. Padahal, permintaan akan akses data dengan latensi rendah terus meningkat.
Budi menilai ekspansi data center juga sejalan dengan proyeksi pertumbuhan trafik data yang diperkirakan akan mencapai 39 persen CAGR dalam 5 tahun ke depan. Selain itu, Indonesia diestimasi akan menyumbang sekitar 40 persen dari ekonomi digital ASEAN pada tahun 2025.
Poin positif yang mendukung target ambisius ini melibatkan regulasi terkait lokalisasi data dan proteksi data, akses ke energi terbarukan, serta prediktabilitas biaya listrik.
Sebagai informasi tambahan, pada September 2023, IndiHome berhasil menambahkan 205.000 pelanggan baru hanya dalam tiga bulan sejak penggabungan dengan Telkomsel pada 1 Juli 2023.
Dengan adopsi FMC, Telkomsel memproyeksikan pertumbuhan pendapatan hingga belasan persen dengan margin EBITDA mencapai 50 persen dan belanja modal berkisar antara 15 persen-16 persen.
TLKM mencatat laba periode berjalan sebesar Rp 19,49 triliun pada kuartal III tahun 2023, tumbuh 17,59 persen secara tahunan.
Pendapatan hingga September 2023 mencapai Rp 111,23 triliun, tumbuh 2,17 persen secara tahunan. Komposisi pendapatan mencakup kontribusi dari layanan telepon sebesar Rp 8,31 triliun, pendapatan interkoneksi Rp 6,62 triliun (turun 7,79 persen YoY), dan pendapatan dari data, internet, serta jasa teknologi informatika sebesar Rp 65,87 triliun.
Sementara itu, pendapatan dari IndiHome tumbuh 4,28 persen menjadi Rp 21,78 triliun, dan pendapatan dari layanan lainnya mencapai Rp 2,16 triliun. Pendapatan dari kontrak dengan pelanggan dan pendapatan dari transaksi lessor masing-masing mencapai Rp 109,15 triliun dan Rp 2,08 triliun.
Jonathan Guyadi, Analis Riset Ekuitas dari Samuel Sekuritas, menjelaskan bahwa pihaknya tetap mempertahankan pandangan positif terhadap kinerja TLKM. Dominasi TLKM di sektor telekomunikasi Indonesia dianggap akan menjadi pendorong pertumbuhan pendapatan dan profitabilitasnya dalam jangka panjang.