KABARBURSA.COM – PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mengumumkan akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu, 4 Desember 2024, pukul 09.30 WIB. Rapat ini akan digelar di Ruang Melati, Gedung Wisma Indocement, Lantai Dasar, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 70-71, Jakarta.
Dalam panggilan resmi yang dirilis Indocement, Dani Handajani, Sekretaris Perusahaan INTP, mengatakan bahwa agenda utama RUPSLB kali ini adalah membahas perubahan susunan pengurus perusahaan, khususnya sehubungan dengan pengunduran diri salah satu anggota direksi, David Jonathan Clarke.
"Clarke telah resmi mengundurkan diri dari jabatannya, yang diumumkan oleh perusahaan dalam Keterbukaan Informasi pada 1 Oktober 2024," kata Dani melalui pernyataannya, Rabu, 13 November 2024.
Ia menambahkan, sejumlah kandidat untuk mengisi posisi yang ditinggalkannya telah diusulkan oleh pemegang saham, dan profil kandidat tersebut dapat diakses melalui situs resmi Indocement.
Kinerja Keuangan INTP
Sebelumnya, INTP melaporkan total volume penjualan semen dan klinker yang mencapai 14.738 ribu ton hingga September 2024. Angka ini menunjukkan kenaikan signifikan sebesar 999 ribu ton atau 7,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dalam laporan pers yang dirilis pada 4 November 2024, tercatat bahwa penjualan semen domestik (tanpa klinker) menyentuh angka 13.690 ribu ton, meningkat 9,6 persen atau 1.194 ribu ton dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini sebagian besar dipicu oleh kontribusi tambahan volume dari PT Semen Grobogan. Dengan capaian tersebut, Indocement kini menguasai 29,7 persen pangsa pasar domestik, dengan 37,8 persen di Pulau Jawa dan 21,1 persen di luar Pulau Jawa. Sementara itu, total penjualan ekspor tercatat sebanyak 189 ribu ton.
Pendapatan Neto Perseroan tercatat sebesar Rp13.320,7 miliar, naik 3,0 persen dari periode yang sama tahun lalu. Komposisi produk curah juga mengalami lonjakan, naik 31,6 persen dibandingkan dengan 26,1 persen pada tahun sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh pasokan semen untuk pembangunan ibu kota baru serta percepatan proyek infrastruktur lainnya.
Meski begitu, beban pokok pendapatan Perseroan mengalami peningkatan sebesar 4,5 persen, menjadi Rp9.237,7 miliar, seiring dengan volume penjualan yang lebih tinggi. Meskipun demikian, margin laba bruto Perseroan tetap stabil di angka 30,7 persen untuk periode YTD September 2024.
Beban usaha meningkat 5,4 persen menjadi Rp2.722,0 miliar, dipengaruhi oleh volume penjualan yang lebih besar serta biaya tambahan akibat operasi yang meluas (termasuk pengoperasian fasilitas di Grobogan). Sementara itu, beban operasional lain – neto tercatat sebesar Rp19,6 miliar, meningkat tajam 115,8 persen, yang disebabkan oleh keuntungan dari transaksi valuta asing pada tahun 2024, berbeda dengan kerugian pada tahun sebelumnya. Selain itu, adanya penjualan barang scrap turut berkontribusi pada lonjakan tersebut. Akibatnya, margin laba usaha tercatat sebesar 10,4 persen dan EBITDA sebesar 19,0 persen pada periode yang sama.
Pada sisi lain, pendapatan keuangan – neto mengalami penurunan menjadi Rp70,4 miliar, atau turun sebesar 201,5 persen, disebabkan oleh beban bunga utang terkait akuisisi PT Semen Grobogan. Sementara itu, beban pajak penghasilan – neto tercatat lebih rendah, yakni Rp274,1 miliar, atau turun 18,6 persen dibandingkan tahun lalu, seiring dengan turunnya laba Perseroan.
Dengan berbagai pencapaian di atas, Indocement mencatatkan laba periode berjalan hingga September 2024 sebesar Rp1.055,9 miliar.
Per 30 September 2024, Indocement mencatatkan posisi kas bersih yang solid dengan total kas dan setara kas sebesar Rp2,7 triliun.
Performa Saham INTP
Saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk terpantau mengalami penurunan sebesar 1,77 persen pada penutupan perdagangan Rabu, 13 November 2024. Harga saham Indocement ditutup pada Rp 6.925, turun 125 poin dari harga penutupan sebelumnya di Rp 7.050.
Harga pembukaan saham INTP berada pada level Rp 7.000, yang juga menjadi titik tertinggi pada sesi perdagangan hari ini, sementara harga terendah yang tercatat adalah Rp 6.900. Volume perdagangan mencapai 539.500 lot, dengan nilai transaksi sebesar Rp 3,7 miliar, yang lebih rendah dibanding rata-rata volume harian sebesar 2,15 juta lot. Frekuensi transaksi tercatat sebanyak 949 kali dengan frekuensi pembelian asing (foreign buy) sebesar Rp 728,4 juta dan frekuensi penjualan asing (foreign sell) mencapai Rp 1,3 miliar.
Dengan posisi harga saat ini, saham INTP mendekati batas harga atas (ARA) pada Rp 8.450 dan batas bawah (ARB) pada Rp 5.650. Harga rata-rata perdagangan saham hari ini berada di angka Rp 6.925 per saham. (*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.