KABARBURSA.COM - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (Investasi/BKPM), Bahlil Lahadalia, menyatakan penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing baru akan mulai mengalir ke Ibu Kota Nusantara (IKN) setelah masa jabatan Presiden Joko Widodo berakhir.
Menurut Bahlil, investor asing akan mulai berinvestasi setelah tahap pertama pembangunan infrastruktur dasar selesai pada September 2024.
"Kemarin Pak Basuki menyampaikan bahwa infrastruktur dasarnya ini rata-rata akan sesai di bulan September, Oktober, November,” kata Bahlil saat ditemui di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, dikutip Selasa 30 Juli 2024.
Bahlil menegaskan bahwa langkah ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk memprioritaskan minat investasi dari penanam modal dalam negeri (PMDN) di IKN.
Ia menjelaskan bahwa jika investasi dari investor lokal sudah mulai berkembang di IKN, pemerintah akan segera mempercepat realisasi investasi asing dalam megaproyek senilai Rp466 triliun tersebut
"Saya jujur mengatakan di klaster pertama kita fokuskan ke PMDN, klaster kedua baru masuk asing,” ujarnya.
Kendati demikian, Bahlil memastikan bahwa sudah ada sejumlah perusahaan asing yang mengantre untuk berinvestasi di IKN. Meskipun begitu, ia masih enggan memberikan penjelasan lebih rinci mengenai asal negara para calon investor asing tersebut.
Bahlil hanya menyebut bahwa perusahaan-perusahaan tersebut berasal dari berbagai kawasan, termasuk Eropa, Asia, dan beberapa negara di Asia Tenggara.
“Saya tak sebut Negara, yang jelas Eropa ada, Kawasan Asia ada, Asean ada,” pungkasnya.
Sebelumnya, Plt. Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Basuki Hadimuljono, mengungkapkan bahwa hingga saat ini investasi asing di IKN masih nihil. Menurut Basuki, belum terealisasinya investasi asing tersebut disebabkan oleh pemerintah yang masih berupaya mencapai sejumlah kesepakatan dengan badan usaha.
Salah satu isu yang dibahas adalah pengembalian investasi atau Internal Rate of Return (IRR) yang diminta oleh para investor, yang saat ini masih cukup tinggi di atas 12 persen.
"Sampai sekarang, yang surat ada beberapa yang baru menunjukkan interest saja. Sekarang lagi dibahas Pak Agung (Deputi Pendanaan dan Investasi OIKN) untuk detailnya. Kalau IRR biasanya sama saja mau asing mau nasional kalau IRR di atas 12 persen pasti menarik,” imbuhnya.
Sebagai catatan, sejumlah investor asing yang telah menyampaikan minatnya untuk berinvestasi di IKN umumnya melirik kerja sama pada sektor hunian.
Setidaknya terdapat 3 calon investor asing yang paling santer disebut komitmennya untuk membangun 90 rumah susun (rusun) di IKN dalam waktu dekat. Perinciannya, satu Perusahaan asal China yakni Citic Construction dan dua Perusahaan properti asal Malaysia yakni Maxim dan IJM.
Citic Construction yang juga tergabung dalam Konsorsium Nusantara bersama dengan PT Risjadson Brunsfield Nusantara akan membangun sebanyak 60 tower rusun untuk Kementerian Pertahanan dan Keamanan.
Sementara itu konsorsium Nusantara tersebut dilaporkan berkomitmen membangun 60 tower rusun dengan nilai investasi sebesar Rp30,8 triliun. Selanjutnya, ada pula perusahaan properti asal Malaysia yakni IJM Corporation Berhad juga diketahui bakal membangun 20 tower hunian ASN di IKN dan Maxim Properties akan membangun 10 tower hunian ASN.
IKN Wilayah Favorit Investasi?
Bahlil mengklaim IKN menjadi wilayah favorit penanaman modal dalam negeri (PMDN) sepanjang semester I/2024. Di mana, realisasi investasinya mencapai Rp24,4 triliun.
“Kalimantan Timur [masuk sebagai 5 besar Lokasi realisasi terbesar] mencakup IKN,” kata Bahlil
Perinciannya, daftar 5 besar lokasi realisasi investasi PMDN terbesar sepanjang semester I/2024 di antaranya, DKI Jakarta sebesar Rp69,3 triliun, Jawa Barat sebesar Rp49,2 triliun, Jawa Timur Rp44,1 triliun, Riau Rp40,3 triliun dan Kalimantan Timur Rp24,4 triliun.
Sementara itu, bila dibandingkan dengan capaian realisasi investasi pada periode yang sama di tahun sebelumnya, nilai investasi yang disuntik oleh penanam modal dalam negeri ke Kalimantan Timur naik 8,9 persen dari Rp22,4 triliun pada semester I/2023 menjadi Rp24,4 triliun pada semester I/2024.
Adapun, lokasi investasi yang paling banyak disasar oleh investor asing sepanjang semester I/2024 ditempati oleh Jawa Barat dengan nilai investasi mencapai US$5,3 miliar atau senilai Rp86,32 triliun (Asumsi kurs: Rp16.272).
Kedua Sulawesi Tengah dengan realisasi investasi USD3,9 miliar Rp63,4 triliun, DKI Jakarta sebesar US$3,4 miliar Rp55,32 trililun, Maluku Utara USD2,8 miliar Rp45,56 triliun dan Banten USD2,4 miliar Rp39,05 triliun. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa IKN belum banyak menarik minat investasi asing hingga semester I/2024.
Pasalnya, wilayah Kalimantan Timur tidak masuk ke dalamnya. Menanggapi hal itu, Bahlil menjelaskan bahwa telah terdapat minat investasi asing ke proyek IKN.
Hanya saja, realisasi para PMA ke IKN baru bakal masuk usai pembangunan infrastruktur dasar tahap pertama rampung dilaksanakan pada September 2024.
"Konstruksi [investasi asing] saya pikir di atas bulan Oktober, karena kan sekarang infrastruktur dasarnya yang kita akan bangun dulu kan," tuturnya.
Bahlil menegaskan, hal itu dilakukan sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mengutamakan minat investasi PMDN di IKN. Menurutnya, apabila investasi dari para investor lokal sudah mulai subur di IKN, barulah pemerintah bakal mengebut realisasi investasi asing di megaproyek senilai Rp466 triliun tersebut. (*)